CINTA SEORANG PANGERAN

Kedatangan Raja Alwalid



Kedatangan Raja Alwalid

0Ratu Sabrina memegang tangan Perdana Menteri Salman, "Anakmu sekarang ada dipihaknya, Ia adalah teman dari Alena. Walaupun sekarang Anakku sudah bisa menerima Anakmu tetapi ini masih awal untuk dikatakan bahwa Anakmu berhasil masuk ke dalam hati anakku.     
0

Aku tidak mau kalau kita terburu - buru menyingkirkan Alena maka Nizam akan terluka. Dia sangat mencintai Alena. Aku tidak ingin menghancurkan anakku dengan menyingkirkan Alena. Aku ingin anakku membenci Alena secara perlahan sehingga ketika kita menyingkirkan Alena maka Anakku tidak terlalu sakit.     

Aku tadi sudah mengatakan apa yang kau katakan waktu itu. Dan sudah Aku prediksi. Nizam tidak akan menerimakan begitu saja. Bahkan jangankan anakku yang begitu mencintai Alena. Anakmu sendiri saja yang baru berteman beberapa saat. Ia juga tidak mempercayainya.     

Apakah kau terlalu bodoh dengan mengeluarkan asumsi seperti itu? Aku akan kehilangan muka kalau sampai asumsimu itu tidak terbukti" Kata Ratu Sabrina kepada Perdana Mentri Salman. Perdana Mentri Mendengarkan penjelasan dari Ratu Sabrina dengan sabar. Wanita yang masih sangat cantik itu tampak semakin menawan ketika menjelaskan tentang kondisi anaknya.     

Ratu Sabrina selalu meledak - ledak kalau berbicara dengannya ketika tidak ada siapapun, Tetapi jika ada orang lain maka Ia berubah menjadi wanita yang elegan, angkuh, dingin dan tegas. Dan bagi Perdana Menteri Salman bagaimanapun tingkah dari Ratu Sabrina. Ia selalu tampil cantik dan mempesona. Ia hanya menatap Ratu Sabrina yang kemudian melanjutkan perkataannya.     

"Aku harap Kau akan bersabar dan menunggu sampai Putri Rheina berhasil menempati posisi yang sama dengan Alena. Atau menunggu sampai Putri Rheina mengandung anak dari Nizam. Karena kalau Putri Rheina sudah mengandung, Nizam tidak akan terlalu kehilangan Alena. Tapi apakah kau akan membunuh Alena ? " Kata Ratu Sabrina lagi kepada Perdana Menteri Salman.     

Perdana Menteri Salmankemudian tampak berpikir dalam - dalam. Ia duduk di kursi sambil menyender. Ia adalah orang nomor dua setelah Raja Alwalid dan dia sudah bertahan sejak lama. Dia mampu bertahan karena kecerdasannya. Selama ini tidak ada lawan politiknya yang mampu menggeser kedudukna dari Perdana Menteri Salman. Setiap ada yang menonjol maka Ia menyingkirkannya dengan mudah. Hanya saja persoalan kali ini bukan persoalan yang mudah.     

Alena sendiri bukanlah orang yang kuat tetapi orang - orang yang disekeliling Alenalah yang mengerikan. Mulai dari Cynthia, Maya, Bastnah dan tentu saja Nizam beserta orang - orangnya. Arani, Amar, Fuad, Ali, Amar, Pangeran Thalal dan sekarang Anaknya Putri Rheina sudah mulai berpihak kepadanya.     

Perdana Mentri Salman tentu saja tidak akan berani bertindak gegabah. Ia harus memutar otaknya agar semua strateginya berjalan lancar. Ia juga tidak bodoh dengan bertindak gegabah. Kalau Ia menyingkirkan Alena sekarang memang benar kata Ratu Sabrina maka semua akan menjadi hancur berantakan.     

Nizam akan membenci dirinya dan ibunya. Kemudian anaknya juga akan ikut membencinya lalu rencana Ia akan melarikan diri dengan Ratu Sabrina maka akan gagal total. Ia harus bersabar dengan bertindak hati - hati. Menyingkirkan Alena tentu saja tidak harus dengan membunuhnya.      

"Sabrina, Kau tidak usah khawatir. Sekarang kau tidak boleh memperlihatkan lagi kebencianmu kepada Alena. Sekarang kau harus berupaya untuk mengambil hati semua orang. Baik itu hati Nizam, Alena dan Rheina. Sambil menunggu Aku mengatur strategi. Semua harus terlihat berjalan lancar. " Kata perdana Menteri Salman.     

"Apakah maksudmu kalau Aku harus terlihat seperti membela Alena di depan Nizam?" Kata Ratu Sabrina dengan hati - hati. Perdana Menteri Salman menganggukan kepalanya.     

"Benar. Ini untuk mengambil hati Pangeran Nizam. Jangan sampai dia mencurigai kita. Kalau sampai itu terjadi habislah kita. Dan yang dimaksud membela artinya adalah mencoba untuk bersikap sewajarnya. Kalau kau terlihat terlalu membelanya juga tidak baik dan akan membuat Nizam semakin curiga"     

"Apakah Aku perlu meminta maaf karena sudah menuduh Alena tidak suci waktu Ia menyentuhnya untuk pertama kali?" Kata Ratu Sabrina sedikit cemas. Ia tadi melihat bagaimana marahnya Nizam ketika Ratu Sabrina mengatakan kalau Alena sudah menipunya. Kalau sampai Nizam balik menyelidiki keadaan Ia dan Perdana Menteri Salman maka Ratu Sabrina tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.     

"Iya maafkan Aku. Aku terlalu gegabah dengan menyuruhmu mengatakan semua itu kepada Nizam. Aku pikir anakku belum terpengaruhi oleh Alena dan ternyata Ia sudah ada di pihak Alena jadi ini akan semakin sulit. Jadi segeralah Kau meminta maaf sambil mengambil hati Nizam kembali. Untuk sementara waktu kita jangan bertindak apapun" Kata Perdana Menteri Salman kepada Ratu Sabrina.     

"Aku mengerti. Aku akan diam terlebih dahulu. Aku sedang ketakutan sekarang. Bahkan tadi Anakku sudah mulai mengatakan hal - hal yang membuatku merasa kalau Dia mencurigaiku"     

"Hah ? Apa maksudmu ? Apa yang dia katakan?" Kata Perdana menteri Salman dengan terkejut.     

"Dia tadi mengatakan mengapa Aku terlihat lebih memahamimu dibandingkan dengan memahami ayahnya" Kata Ratu Sabrina kembali cemas.      

"Aku sudah katakan kalau anakmu itu memang sangat cerdas. Ia tidak mudah ditipu dan dikelabui. Aku sampai kehabisan akal untuk mengatasi anakmu itu. Dari dulu rencanaku selalu gagal" Kata Perdana Mentri Salman.     

"Kau memang benar. Aku tidak pernah bisa menjadikan anakku sebagai boneka seperti Aku memperlakukan Ayahnya. Aku tidak bisa menekannya. Bahkan Aku berani bertaruh, andai Aku bukan ibunya dan Kau bukan Ayah dari Putri Rheina. Mungkin kita sudah lama mati ditangannya.     

Ia sangat menghormatiku sebagai seorang ibu tetapi Aku sendiri menyayanginya sebagai anakku. Aku hanya ingin memberikan tahta kerajaan ini untuknya dan menjadikan dia raja yang besar bukan raja lemah seperti ayahnya." Kata Ratu Sabrina.     

"Kau benar, Jika saja tidak ada wanita itu, Alena itu. Maka mungkin kita bisa hidup dengan tenang. Anakmu menjadi raja, Anakku menjadi ratu dan kita berdua hidup berbahagia di luar negeri." Kata Perdana Menteri Salman sambil menghela nafas.     

"Benar.. mengapa jalan kita untuk hidup bersama sangat sulit. Apa sebenarnya dosa kita hingga kita tidak menyatukan cinta kita?" Kata Ratu Sabrina sambil menangis lirih.     

"Kau jangan menangis. Aku tidak suka wanita lemah. Kau harus tegar. Ini adalah jalan hidup kita. Bukankah selama ini kita masih bisa bersama walaupun tidak bisa bersatu."      

Ratu Sabrina segera menghapus air matanya. "Aku tidak akan menangis. Aku adalah Ratu dari Kerajaan Azura. Sudah banyak pengorbanan yang Aku lakukan untuk anakku. Aku harus kuat agar anakkku menjadi Raja."     

"Seluruh keluarga kita tergantung dari kita. Kalau sampai Pangeran Thalal atau Pangeran Husen yang menjadi raja maka habislah keluarga kita tersingkirkan di parlemen kerajaan. Tidak akan ada lagi jabatan untuk keluarga kita. Jadi kita sudah terlanjur ada di sini. Kalau sampai gagal ditengah jalan maka pengorbanan kita selama ini akan sia - sia" Kata Perdana Menteri Salman.     

Tiba - tiba mereka terkejut ketika diluar terdengar penjaga memberitahukan sesuatu. "Yang Mulia Ratu Sabrina mohon bersiap. Yang Mulia Baginda Raja Yang Agung Alwalid datang untuk menemui "     

Dan Kalimat itu langsung membuat pucat Ratu Sabrina dan Perdana Menteri Salman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.