CINTA SEORANG PANGERAN

Putri Elisa



Putri Elisa

0Pangeran Husen menarik nafas dulu sebelum Ia menjawab telepon istrinya, "Assalmualaikum, Elisa.. manisku. Apa kabarmu ? Aku sangat merindukanmu" kata Pangeran Husen sambil melirik ke arah Putri Avantika yang masih terbaring.     
0

"Manis.. manis.. apanya Yang Mulia ? Apakah Yang Mulia sudah tidak ingat lagi kepada hamba ? Sampai tega meninggalkan hamba sendirian di sini? Hamba teleponpun baru sekarang mengangkat. Memiliki tambahan dua istri yang begitu cantik jelita, siapalah hamba ini. Hanya debu di padang pasir" Kata Putri Elisa sambil menangis.     

"Jangan berkata seperti itu Sayangku. Aku mencintai kalian bertiga. Kalian semua adalah permataku. Aku tidak membawamu karena khawatir kau akan kelelahan. Tunggulah disana, Aku akan menjemputmu kemari" Kata Pangeran Husen dengan lembut.     

"Menjemput hamba? Apa maksudnya? Bukannya Yang Mulia akan pulang kemari ? Dan tinggal di Azura?" Kata Putri Elisa dengan terkejut.     

"Tentu tidak sayangku. Aku akan mendampingi Putri Avantika memerintah kerajaan Rajna. Jadi Aku akan menjemputmu untuk tinggal di sini" Kata Pangeran Husen.     

 Putri Elisa mengerutkan keningnya. Kalau Ia berada di kerajaan Rajna kemungkinan Ia akan berada di bawah Putri Avantika. Ini benar - benar sangat tidak lucu. Ia adalah istri pertama dan Ia tidak boleh kalah dengan Putri Avantika. Sehingga kemudian Putri Elisa lalu berkata,     

"Hamba tidak mau tinggal di Kerajaan Rajna. Azura adalah tanah tumpah darah hamba. Hamba mau lahir dan mati di sini" Kata Putri Elisa membuat Pangeran Husen terpukau dengan kata - kata pratiotis. Seingatnya tidak pernah sekalipun Elisa menunjukkan cinta kepada Azura kalau hampir semua barang yang dikenakan berasal dari luar negeri. Pakaian, tas, sepatu, perhiasan semua produk luar.     

Bahkan Ia pernah merengek ingin tinggal di negara Italia agar bisa mengikuti perkembangan mode di sana, Lalu mengapa pula sekarang Ia tidak ingin tinggal di kerajaan Rajna.     

"Sejak kapan kau cinta tanah air?" Kata Pangeran Husen dengan polosnya dan itu membuat Putri Elisa langsung murka.     

"Yang Mulia jangan bicara sembarangan, dari dulu hamba mencintai kerajaan Azura" Kata Putri Elisa dengan keras.     

"Kemudian yang kemarin minta tinggal di Italia siapa? bukannya kau ?" Kata Pangeran Husen jadi menahan tawa. Istrinya ini benar - benar kekanak - kanakan. Tidak jauh beda dengan Putri Avantika. Ia bersyukur memiliki Amrita yang lebih dewasa dibandingkan dirinya sehingga Ia masih punya tempat untuk bersandar.     

"Aku lupa lagi " Kata Putri Elisa sambil cemberut tapi kemudian Ia mendengar suara erangan seorang wanita di susul dengan suara tangisan. Putri Elisa badannya menjadi tegak.     

"Apa yang Mulia sedang bersama Putri Avantika atau Amrita ?" Kata Putri Elisa langsung cemburu.     

Pangeran Husen melihat Putri Avantika sudah bangun dan sedang merintih kesakitan. Rupanya Ia merasakan sakit karena semalam. Mukanya yang cantik tampak pucat pasi. Ia mencari suaminya. Ia ingin ke kamar mandi. Tapi suaminya tidak ada bahkan tidak ada seorang pelayanpun yang ada di sampingnya.     

Semalam Pangeran Husen menyakitinya hingga Ia tidak berdaya, Untungnya kejadiannya tidak lama. Sehingga Putri Avantika tidak mengalami luka yang terlalu parah.     

"Itu Putri Avantika. Elisa tunggu sebentar. Nanti Aku telepon lagi, Love you Honey.. Assalamualaikum" Kata Pangeran Husen sambil menutup telepon.     

"Yang Mulia.. Yang Mulia.." Putri Elisa memanggil suaminya tetapi telepon sudah ditutup dari sana. Putri Elisa menghentakkan kakinya dengan kesal. Ketika kemudian asisten yang ada disisinya berkata, " Apakah Yang Mulia nanti akan tinggal di kerajaan Rajna?" Katanya dengan sopan, sopan tapi menguping pembicaraan majikannya.     

Putri Elisa malah mengerucutkan bibirnya dengan kesal, "Aku tidak mau tinggal di kerajaan Rajna. Aku ingin mereka yang tinggal di kerajaan Azura. Aku ini istri pertama. Aku tidak mau bernasib seperti Putri Rheina yang malang itu. Sebagai istri pertama seharusnya Aku memiliki hak lebih dibandingkan istri kedua dan ketiga." Kata Putri Elisa dengan sebal.      

Asisten itu kemudian terdiam, Ia lalu berkata, "Agaknya ada sesuatu hal yang terjadi dibalik pernikahan Pangeran Husen dan Putri Avantika " kata asisten itu sambil tersenyum, Putri Elisa langsung melotot.     

"Apa maksudmu dengan itu? " kata Putri Elisa jadi tertarik mendengar perkataan asistennya.     

"Yang Mulia Pangeran Nizam yang mengatur semua ini" Kata asistennya sambil berbisik seakan takut ada yang mendengar.     

"Yang Mulia Pangeran Nizam ?" Putri Elisa mengerutkan keningnya.     

"Benar.. seharusnya Putri Avantika dinikahi Yang Mulia sebagai pengganti Putri Kumari tetapi Yang Mulia menolaknya dan malah meminta Pangeran Husen untuk menggantikannya. Begitulah kejadiannya" Kata asistennya kepada Putri Elisa.     

"Pasti karena Putri Alena menolak Pangeran Nizam untuk menikah lagi" Kata Putri Elisa.     

"Benar sekali.."     

"Entahlah Aku tidak pernah menyukai Putri dari negara luar itu. Sejak kedatangannya banyak sekali kejadian buruk yang terjadi menimpa kerajaan kita. Bahkan Kakak Putri Rheina hampir meninggal karena sakit. untungnya sekarang Ia sudah baik kembali"     

"Pernikahan Yang Mulia Pangeran Nizam dan Putri Alena memang kejutan yang luar biasa dan banyak menimbulkan perdebatan" Kata Asisten Putri Elisa sambil tersenyum kembali.     

"Aku benar - benar tidak suka dengan Putri Alena. Aku lebih suka Kakak Putri Rheina yang menjadi ratu tapi sampai sekarang Putri Rheina bahkan masih belum mengandung" Kata Putri Elisa tampak heran.     

"Bagaimana mungkin hendak mengandung jika Putri Rheina sampai sekarang masih belum disentuh"     

"APAA ? Apa Kau bilang? Bagaimana bisa, pernikahan mereka sudah sangat lama dan melebihi pernikahan Putri Alena dengan Pangeran Nizam. Bagaimana bisa Putri Rheina belum tersentuh " Putri Elisa tercengang.     

"Dulu, Hamba berpikir kalau Pangeran Nizam adalah calon raja yang luar biasa, cerdas dan bijaksana. Tapi sekarang gosip diluaran mengatakan kalau Kaki Yang Mulia Pangeran Nizam dirantai oleh istri keduanya. Pangeran Nizam seperti kerbau yang dicucuk hidungnya.     

Putri Alena terlalu mengusai Yang Mulia, termasuk mengatur pernikahan pangeran Husen dan Putri Avantika. Ada orang yang mengatkan kalau Pangeran Nizam menyingkirkan Pangeran Husen dari Azura" Kata Asisten itu semakin menjadi - jadi.     

Putri Elisa mendadak merasa sangat kesal kepada Nizam dan Alena. Hidupnya sudah tenang bersama Pangeran Husen di Azura. Bagaimana bisa sekarang Nizam menyuruh suaminya menikahi Putri Avantika dan akan tinggal di kerajaan Rajna. Ini sangat tidak adil. Ia akan terjajah di kerajaan Rajna. Ia tidak ingin pergi ke kerajaan Rajna.     

Putri Elisa harus meminta penjelasan dari Nizam. Tetapi kemudian keberaniannya menjadi ciut ketika tahu kalau Nizam itu sangat menakutkan. Matanya yang setajam elang itu membuat kelu bibirnya.     

"Tapi Aku tidak berani kalau harus mendatanginya langsung" Kata Putri Elisa kepada asistennya     

"Hamba tidak akan memaksa, Mungkin Yang Mulia harus menerimakan takdir dengan adanya kejadian ini" Kata Asisten seperti hendak melemahkan Putri Elisa yang sedang bimbang.     

" Baiklah nanti sore Aku akan bertanya tentang kepada yang mulia Pangeran Nizam"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.