CINTA SEORANG PANGERAN

Rahasia Besar dan Berbahaya



Rahasia Besar dan Berbahaya

"Oh ya Aku lupa, kalau kita memang tidak normal. Kita berdua pasti sudah jadi orang gila sekarang " Kata Amar sambil menganggukan kepalanya. Maya jadi tercekat mendengar perkataan Amar. Ini seperti bumerang yang dilempar tapi berbalik ke wajahnya sendiri.     

"Jangan berkata begitu sarkasme kepadaku. Kau pasti tahu kalau Aku tidak menganggap bahwa kita adalah orang gila. Tapi maksud Aku adalah kita menikah bukan karena mencintai tapi karena di jodohkan" Kata Maya.     

"Kalau kau mengatakan hanya karena dijodohkan maka semua pernikahan menjadi tidak normal maka hampir seluruh pernikahan di kerajaan Aliansi adalah tidak normal" Kata Amar dengan nada prihatin dan itu membuat Maya jadi semakin terpojok sehingga Maya kemudian jadi berdiri dengan darah mendidih.     

"Kau ini?? Sebenarnya kau mau membantuku atau kau malah mengolok - ngolokku? Aku tidak akan datang ke sini kalau tidak terpaksa. Kau pikir, Aku sudi menikah denganmu? Aku sama sekali tidak mencintaimu. Aku merendahkan diriku hanya karena Putri Alena. Aku ingin mengetahui apakah benar di Jepang ada saudara kembarnya Yang Mulia Pangeran Nizam ?" kata Maya berteriak kepada Amar dan membuat Amar ikut berdiri. Badannya tegak saking kagetnya.      

Amar sama sekali tidak kaget karena teriakan dan amarah Maya yang tiba - tiba meluap kepadanya tapi Ia kaget karena mendengar perkataan Amar. Amar dan Arani sesungguhnya sedang menyelidiki hal ini berdasarkan kecurigaan Nizam. Tetapi sampai saat ini berita itu masing simpang siur dan masih belum ada titik terang.     

Berita ini sangat dirahasiakan oleh mereka mengingat berita ini besar dan bahaya. Berita ini kalau sampai mencuat ke permukaan maka akan menimbulkan keresahan yang luar biasa. Kalau seandainya benar kejadiannya maka semua orang yang mengetahui hal ini termasuk Ratu Sabrina akan dihukum mati karena ini adalah kejahatan yang luar biasa jahat dan keji.     

"Duduk Maya! Ini bukan cerita lucu lagi ! Kau harus tahu apa yang telah kau ucapkan. Dan sebaiknya tidak bicara sembarangan lagi!" Kata Amar dengan tegas.     

Maya langsung merengut dengan muka masam. Ia tidak terima diomeli Amar seperti itu. Ia langsung mendorong dada Amar dan berkata,     

"Kau pikir Aku ini bocah baru lahir yang idiot sehingga tidak tahu kapan Aku harus bicara dan kapan harus diam? Kaukan salah satu orang terdekat dari Yang Mulia Pangeran Nizam. Aku pikir berbicara denganmu bukan suatu kesalahan. Tapi kalau menurutmu salah. Aku minta maaf. Aku akan pergi sekarang. Anggap saja Aku tidak pernah bicara" Kata Maya sambil berbalik dan akan melangkah pergi.     

Tapi kemudian Amar dengan cepat menarik tangannya. Yang ditarik tangannya sampai hilang keseimbangan dan kemudian terpeleset hendak jatuh. Amar dan Maya kaget. Amar segera menangkap tubuh Maya yang terpeleset dan memeluknya.     

Sesaat mereka saling bertatapan mata. Dan hampir saja tidak bergerak kalau tidak tiba-tiba sebuah tombak meluncur tepat di samping mereka dan menembus batang pohon dekat tempat mereka saling berpelukan.     

Amar dan Maya saling melepaskan diri segera. Mereka tahu Arani telah melemparkan tombak itu dan memberikan peringatan agar mereka saling menjaga diri. Maya pucat pasi. Sebenarnya Ia bukan gadis yang lemah. Tapi Ia tadi begitu emosi kepada Amar yang sudah mengomelinya. Sehingga ketika Amar menarik tangannya Ia malah terpeleset. Begitu juga dengan Amar, Ia takut Maya akan pergi begitu saja tanpa penjelasan lebih lanjut tentang berita yang begitu penting sehingga Ia menarik tangan Maya dengan kekuatan besar.      

Amar melihat ke arah Arani untuk mengetahui apakah Arani akan memberikannya serangan kedua karena Ia dan Maya berpelukan. Tapi dilihatnya Arani malah melanjutkan pelatihan nya dan tidak memperdulikan mereka lagi. Sehingga Amar menjadi sedikit aman.     

Ia segera berpaling ke arah Maya yang masih pucat pasi karena pelukan Amar dan serangan tombak Arani.     

Maya tahu, Arani tidak bermaksud untuk membunuh mereka karena kalau seandainya Arani menginginkannya tentu Ia sudah mengarahkan tombaknya ke tubuh mereka dan bukan ke batang pohon yang ada di samping mereka.Tapi tetap saja Ia kaget.      

"Maafkan Aku Maya, Aku tidak bermaksud memelukmu, Aku hanya melakukan gerakan refleks saja" kata Amar sambil menampakkan raut wajah memelas.     

Maya hanya menggelengkan kepalanya sambil mengangkat tangan kanannya menunjukkan bahwa Ia tidak apa-apa. Maya lalu duduk dan mengambil minuman dan meminumnya dengan sekali tenggak. Kerongkongannya mendadak terasa panas dan terbakar.     

Amar ikut duduk sambil mengawasi Maya. Ia bertekad tidak akan melepaskan Maya sebelum Ia tahu pasti dari mana Maya mendapatkan informasi itu. Informasi yang sangat berbahaya.     

Maya sendiri juga tahu kalau Ia tidak akan bisa pergi begitu saja. Amar tahu kalau Ia telah mengetahui salah satu berita yang sangat penting dan berbahaya. Maya tiba-tiba jadi ketakutan. Karena jika sampai Amar dan Arani mencurigai nya maka Ia akan dibunuh untuk menutupi rahasia besar ini.     

"Apakah kalian akan membunuh ku? " Tanya Maya kepada Amar. Amar mengangkat alisnya dengan gaya yang lucu.     

"Masa iya, aku membunuh calon istri ku sendiri?" Kata Amar sambil tersenyum. Maya langsung merah merona.     

"Siapa calon istri mu? Sembarangan! " Kata Maya sambil mencibir.     

"Katanya mau ke Jepang?" Amar jadi ingin menggoda Maya.     

Maya menghela nafas panjang tapi kemudian Ia berkata, " Iya, nikahilah Aku secepatnya dan antar Aku ke Jepang. Kalau benar Yang Mulia Pangeran Nizam memiliki kembaran Aku harus menemukannya" Kata Maya kepada Amar.     

Amar menjadi terdiam kembali. Ia lalu bertanya lagi kepada Maya,     

"Kau tahu ? berita ini sangat besar dan berbahaya. Mengapa sampai hari ini tetap disembunyikan oleh orang - orang tertentu ? Karena ini menyangkut nyawa sebagian para penghuni istana. Berita ini juga menyangkut nyawa dari Ratu Sabrina. Yang Mulia Pangeran Nizam pasti akan lebih memilih tutup mulut daripada sampai Ibundanya akan dihukum mati.     

Berita ini diam - diam kami sembunyikan dan tidak kami ekspos bahkan Kami tidak berani menelusuri kebenarannya saking takutnya Yang Mulia dengan keamanan nyawa ibundanya. Tolonglah Maya, beritahukan kepada Kami dari mana berita ini berasal dan untuk apa kau ingin mencari suadara kembar yang Mulia?" Kata Amar dengan wajah serius.     

"Aku ingin Putri Rheina mendapatkan suadara kembar Yang Mulia Pangeran Nizam sehingga Ia tidak akan menjadi penghalang antara Yang Mulia Pangeran Nizam dan Putri Alena."Kata Maya dengan perlahan.     

Amar hampir pingsan mendengar alasan dari Maya seperti itu. Inilah pemikiran kaum wanita yang begitu so sweet dan so simple, so naif dan tidak berpikir panjang. Padahal dengan ditemukannya saudara kembar Pangeran Nizam maka permasalahan belum tentu akan selesai hanya dengan memberikan pengganti Nizam kepada Putri Rheina tetapi ini akan menjadi huru hara yang akan terjadi di istana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.