CINTA SEORANG PANGERAN

Flashback Maya



Flashback Maya

0"Astaghfirullahaladzim.." Amar beristighfar sambil mengusap wajahnya. Dan ini malah seperti menyulut amarah dari Maya kembali.     
0

"Mengapa kau malah beristighfar ? Apa pemikiranku salah? " Kata Maya sambil melotot. Amar jadi gemas melihat mata besar hampir meloncat keluar itu. Mengapa berbicara Maya seperti berbicara dengan para prajurit yang sedang berlatih melempar granat. Sedikit - sedikit muncul ledakan, sedikit - sedikit muncul ledakan dan kalau lemparannya tidak tepat, seringkali granat itu meledaknya tidak jauh dari tempat si pelempar sehingga malah menimbulkan kekacauan.     

Berbicara dengan Maya harus hati - hati dan penuh kelembutan serta kesabaran. Salah bicara sedikit efeknya seperti granat yang meledak di dekat sipelemparnya. Selain menimbulkan suara ledakan yang memekakkan telinga juga dapat melukai tubuh si pelemparnya.     

"Apa Aku tidak boleh beristighfar ? Apa Aku tidak boleh meminta ampun kepada Alloh SWT, Maya ?" Kata Amar kepada Maya membuat Maya langsung diam dan ikut beristighfar.     

"Nadamu itu menyakitkan " Kata Maya sambil menunduk.     

"Kapan ada yang tidak menyakitkan bagimu Maya? Semua hal dilihat dari sudut pandang negatif olehmu sehingga itu akan menyakitkan dirimu sendiri" Kata Amar dengan lembut.     

"Aku tahu, maafkan Aku" Kata Maya menyesal.     

Amar kembali menghela nafas.     

"Maya persoalan Putri Rheina dan Putri Alena memang sangat pelik. Dan itu memang tidak akan pernah berakhir sampai salah satunya harus ada yang mengalah. Aku pribadi tidak bisa menyalahkan Putri Rheina karena Yang Mulia memang istri pertama Yang Mulia Nizam. Itu tidak bisa dipungkiri. Kemudian Yang Mulia Putri Alena juga, tidak bisa disalahkan. Yang Mulia adalah cinta dan hidup dari Yang Mulia Pangeran Nizam.     

Sebenarnya Kalau Yang Mulia Pangeran Nizam egois, Ia tinggal menyingkirkan Putri Rheina dari istana dan mengembalikannya kepada orangtuanya. Tapi ini tidak mudah untuk dilakukan. karena Putri Rheina mencintai Pangeran Nizam mungkin sebesar Putri Alena mencintai Yang Mulia.     

Alasanmu untuk mencari Pangeran kembar dari Yang Mulia Nizam hanya untuk membuat Putri Rheina dapat mengalihkan cintanya tentu tidak bisa dilakukan dengan gegabah. Ada banyak nyawa yang dipetaruhkan disini. Dan yang terpenting adalah Nyawa dari Ibunda Yang Mulia Pangeran Nizam.     

Kau kan tahu dengan pasti, bagaimana Yang Mulia Pangeran Nizam begitu mencintai ibundanya. Selain Putri Alena dan anak - anaknya maka orang yang paling Yang Mulia puja adalah ibundanya sendiri terlepas dari sifat ibundanya yang terkadang terlalu memaksakan kehendaknya kepada Yang Mulia. Apakah kau mengerti tentang hal ini.     

Jangan kau berpikir kami tidak tahu apa - apa tentang hal ini, tapi kami harus hati - hati dalam menyelidikinya. Benarkah Yang Mulia Pangeran Nizam memiliki saudara kembar, beritanya masih belum jelas." Kata Amar kepada Maya dengan lemah lembut.      

Amar berusaha menata kata - katanya dengan hati - hati agar tidak memancing kemarahan dari Maya.     

"Aku tidak tahu sampai sejauh ini. Tapi mengapa kembaran yang Mulia harus singkirkan dari istana ? Dan benarkah dia ada di Jepang sekarang ?" Kata Maya.     

"Kami malah baru tahu kalau kembaran Yang Mulia ada di Jepang. Sekarang beritahu kami. Darimana kau mendapatkan berita ini ?" kata Amar kepada Maya.     

Maya sedikit terdiam, Ia tampak ragu - ragu ketika akan bercerita kepada Amar karena ini menyangkut seseorang. Seseorang yang sangat Ia hormati dan hargai.     

Melihat Maya terdiam, Amar tidak berani memaksa tetapi Ia bersumpah tidak akan pernah membiarkan Maya melangkah keluar dari tempatnya kalau sampai Maya merahasiakan dari mana Ia memperoleh berita yang sangat berbahaya ini.     

Bahkan aturannya adalah kalau sampai Maya ini tidak berada sepihak dengan mereka maka mati adalah hal yang akan diterima oleh Maya. Hal ini demi melindungi Ratu Sabrina dan kedamaian dalam istana.     

Sedangkan Maya sendiri bukan orang bodoh, semenjak Amar tahu kalau Ia tahu berita yang sangat berbahaya maka bagi Maya sekarang, nyawanya sudah bukan miliknya lagi. Maya tidak tahu kalau akibat dari informasi yang Ia miliki, nyawannya sekarang berada dalam ujung tanduk.     

Hanya ada satu pilihan bagi Maya yaitu Ia benar - benar menjadi sekutu dari Nizam. Ia harus menjadi istri Amar dan selamanya berada di sisi Alena dan Pangeran Nizam. Dan langkah pertama yang harus Ia lakukan untuk menyelamatkan nyawanya adalah bicara berterang kepada Amar tentang berita yang Ia dapat.     

* Flashback Maya *     

Sore itu Maya baru saja keluar dari kamar Pangeran Husen yang sedang rewel dan minta cemilan yang manis - manis serta minta disuapi. Dna ketika Pangeran Husen sudah kenyang serta asyik main game online. Maya bermaksud pergi ke kamarnya sendiri. Ia melewati ruangan tengah dimana ada Ratu Aura sedang berbincang dengan seseorang.     

Maya sebenarnya tidak perduli tetapi Ia menjadi perduli ketika Ia mendengar tentang saudara kembar Pangeran Nizam. Maya seketika menghentikan langkahnya dan segera bersembunyi pada sebuah pilar besar dan mencuri dengar dari perbincangan Ratu Aura.     

"Aku tidak mau tahu, kau harus menemukan Saudara kembar Pangeran Nizam. Kalau sampai Suadara kembarnya ditemukan dan diketahui oleh banyak orang. Maka Ratu Sabrina akan dihukum mati, Pangeran Nizam akan ditendang dari istana dan Pangeran Thalal akan dianggap terlibat juga karena bukankah Ia, pangeran yang paling dekat dengan Pangeran Nizam.     

Kau jelas akan tahu, siapa yang akan menjadi raja kemudian. Dia adalah anakku. pangeran Husen. Anakku yang malang, selama ini Ia selalu dianggap paling tidak layak menjadi raja. Padahal Ia tidak kalah cakap dan pintar dibandingkan kedua kakaknya." Ratu Aura berbicara begitu dingin. Wajah cantiknya berubah menjadi begitu mengerikan di mata Maya.     

Maya sendiri hampir semaput mendengar perkataan Ratu Aura seperti itu. Walau bagaimanapun Ratu Aura adalah bibi jauhnya. Ia berhutang budi banyak kepadanya. Ia tentu tidak bisa melaporkan perbincangan biadab ini kepada siapapun. Apalagi waktu itu Ia masih belum terlalu dekat dengan Nizam dan Pangeran Husen juga belum menikah. Dan Nizam masih di Amerika bersama Pangeran Thalal.     

Maya semakin penasaran ingin mendengarkan pembicaraan ini sehingga Ia kemudian tetap berdiam diri menguping pembincaraan mereka.     

"Berita ini masih belum jelas Yang Mulia, Ada yang mengatakan kalau saudara kembar Yang Mulia ada di salah satu negara Asia. tapi hamba juga belum jelas apakah itu Korea, Jepang, Cina, Taiwan, Singapura, Malaysia, India.. ah entahlah. Hamba belum jelas."     

Tapi Maya kemudian melihat serombongan pelayan wanita datang untuk menyajikan hidangan bagi tamu tersebut sehingga Maya terpaksa harus pergi meninggalkan pembicaraan itu.     

Maya sangat ketakutan mendengar percakapan itu hingga Ia tidak berani bicara dengan siapapun dan Ia berusaha melupakan apa yang sudah Ia dengar apalagi kemudian begitu banyak peristiwa yang terjadi membuat Maya benar - benar lupa dengan kejadian itu. Ingatannya baru muncul kembali setelah Ia melihat Putri Alena manangisi nasibnya yang malang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.