CINTA SEORANG PANGERAN

Ayo Tinggal di dalam Istanaku



Ayo Tinggal di dalam Istanaku

0Nizam mengelus kepala Alena dengan lembut, " Aku senang kau cemburu Alena " Kata Nizam sambil menengadahkan muka Alena lalu mengusap air mata yang berjejak di pipi halus dan lembut itu.     
0

"Tapi mengapa Nizam ? Apakah kau senang menyakiti hatiku?" kata Alena dengan air mata berlinang.     

"Tidak ! Bukan seperti itu sayang. Aku bukannya senang melihatmu sakit hati tapi Aku senang kau cemburu padaku karena itu tandanya kau mencintai Aku. Suami mana yang tidak senang dicintai istrinya. Aku benar - benar minta maaf telah menyeretmu ke dalam situasi seperti ini. Maafkan ketidak berdayaanku.     

Aku tidak hanya memiliki kau dan anak - anak sebagai tanggung jawabku tetapi Aku memiliki jutaan rakyat yang harus Aku perhatikan juga. Kumohon Alena, bersabarlah untukku. Kita sudah melangkah sejauh ini. Kalau kita mundur atau salah melangkah maka penderitaan kita selama ini tidak akan tergantikan.     

Kau pikir Aku bahagia memiliki banyak istri? Mungkin bagi sebagian laki - laki ini sangat menyenangkan. Tapi Aku tidak Alena. Aku tidak sanggup hidup seperti itu. Jadi sekali lagi, tolong untuk membantuku mengatasi situasi ini. Terutama terhadap putri Rheina.     

Jangan kau tanyakan lagi apakah Aku akan menyentuhnya atau tidak karena Aku sendiri berjanji tidak, tetapi Aku sendiri tidak paham sampai kapan Aku mampu menghindari kewajibanku itu kepada Putri Rheina. Hati Nuraniku sebagai seorang suami menyuruhku untuk memenuhi kewajibanku. Tetapi hati nuraniku sebagai laki - laki biasa yang hanya mencintai satu orang wanita tidak mengizinkanku menyentuhnya. Aku bisa apa Alena selain berusaha menghindarinya sebisa mungkin" Kata Nizam sambil menerwang.      

Alena menatap Nizam yang tampak memelas, lalu menarik nafas panjang. Mungkin Ia terlalu egois dengan menyudutkan suaminya secara terus menerus padahal Nizam sudah mengatakan dengan bersungguh - sungguh kalau Ia sama sekali tidak menginginkan menyentuh Putri Rheina tetapi Alena terus menerus menanyakannya karena Ia ketakutan kalau Nizam benar - benar akan menyentuh Putri Rheina dan meninggalkannya.     

"Nizam kalau Kau ditakdirkan menyentuh Putri Rheina apakah jika Putri Rheina melahirkan seorang anak maka anak itu akan menjadi pemimpin kerajaan Azura dan menggantikan Pangeran Axel putra kita?" Kata Alena dengan hati - hati.     

"Kalau kau yang menjadi ratu tentu saja tidak. Pangeran Axel akan menjadi penerusku nanti tetapi jika Putri Rheina yang menjadi ratu maka akan ada seleksi diantara mereka untuk menentukan siapa yang layak menjadi seorang raja" Kata Nizam.     

Alena terdiam dengan wajah sedih. Sebagai seorang ibu mungkin Ia masih sanggup untuk tidak menjadi ratu tetapi kalau kelak anaknya bersedih karena tidak menjadi pengganti ayahnya itu adalah hal yang paling menyakitkan.     

"Mengapa kau bersedih ?" Kata Nizam     

Alena terdiam, Ia tampak malu kalau harus mengatakan hal sekonyol itu kepada Nizam, Ia takut memperlihatkan sebagai orang yang gila harta. Seorang ibu yang terlalu ambisius terhadap anaknya.     

Tapi Nizam bukan orang bodoh yang tidak mengerti perasaan orang terlebih orang itu adalah istrinya sendiri dimana mereka sudah memiliki ikatan batin karena sudah bersatunya tubuh mereka.     

"Apakah kau sedih kalau sampai Pangeran Axel tidak menjadi penggantiku?" Kata Nizam sambil tersenyum. Alena jadi menundukkan kepalanya dan berkata,     

"Mungkin Aku benar - benar orang yang egois dan hanya mementingkan Aku sendiri. Tetapi Aku tidak mengerti mengapa perasaan itu harus muncul padahal hati nuraniku mengatakan kalau itu tidak baik" Kata Alena.     

"Tidak ! Itu adalah hal yang wajar dan normal. Sebagai seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Walaupun sudut pandang terbaik antara ibu dan anak itu terkadang berbeda.      

Ibu mana yang tidak bersedih kalau sesuatu yang menurut dirinya menjadi milik anaknya harus diambil oleh orang lain padahal anaknya sendiri belum tentu menginginkan itu." Kata Nizam dengan hati yang miris.     

"Apa maksudmu berkata seperti itu Nizam. Aku tidak mengerti" Kata Alena.     

"Kau mungkin menginginkan Pangeran Axel menjadi raja tetapi pangeran Axel sendiri belum tentu menginginkannya. Ibunda Ratu Sabrina, Ratu Aura dan Ratu Zenita menginginkan anak - anaknya menjadi raja padahal diantara kami bertiga tidak ada satupun yang benar - benar ingin jadi raja.      

Aku bersedia menjadi raja hanya karena tanggung jawabku sebagai anak tertua dan Aku tidak ingin menyakiti hati Ibunda. Ratu Zenita tidak berani memaksakan kehendaknya walaupun Ia sangat ingin Pangeran Thalal menjadi raja karena Aku sudah menjadikannya perdana menteri. dan Ratu Aura berhenti berambisi setelah ambisinya memang benar -benar tercapai. Anaknya sudah menjadi calon raja sekarang dan itu akan meredam ambisi Ratu Aura.     

Aku akan mendidik Pangeran Axel untuk menjadi raja yang baik dan jangan berpikir tentang anak Putri Rheina jika sampai sekarang Aku masih belum berniat menyentuh Putri Rheina. Semoga Alloh mengasihi cinta kasih kita dan hanya akan menjadikan kita saling berpasangan satu sama lain tanpa ada orang lain di dalam kehidupan kita. Kita bersama di dunia dan di akhirat" Kata Nizam begitu indah di telinga Alena.      

Tapi tiba - tiba Nizam menjerit karena Alena tiba - tiba menggigit dada Nizam dengan kuat hingga berbekas merah. Nizam mengusap - ngusap dadanya yang berbekas tapak gigi Alena.     

"Ouch Alena, mengapa kau menggigitku? Ini sangat menyakitkan" Kata Nizam dengan nada memprotes kepada Alena.     

"Kata - katamu begitu indah ditelingaku. Aku takut sedang bermimpi maka Aku menggigitmu untuk membuktikan bahwa Aku tidak sedang bermimpi. Kalau ini mimpi pasti kau tidak akan merasakan kesakitan tapi kau menjerit menunjukkan bahwa kau kesakitan adalah fakta. " Kata Alena sambil tersenyum senang karena menyadari betapa cemerlangnya otak dia.     

"Ta..tapi mengapa Aku yang harus digigit? mengapa kau tidak mencobanya sendiri" Nizam masih keheranan.     

"Iya.. tentu saja Kau, Aku tidak ingin mengalami rasa sakit sendiri" Kata Alena sambil tertawa dengan wajah sumringah. Nizam menggelengkan kepalanya. Inilah hebatnya Alena dia sanggup merubah suasana hatinya dengan begitu cepat. dan ini tidak akan mungkin di miliki oleh wanita lain di negaranya.     

"Ayo -- ayo kita pindah ke istanamu. Nanti kalau tidak cepat ditempati maka istana itu akan dihuni oleh wanita lain" Kata Alena sambil membereskan perlengkapan pribadinya. Alena bekerja sambil bersenandung kecil. Walaupun senandung Alena tidak enak di dengar tapi bagi Nizam itu adalah suara termerdu di dunia. Nizam merasakan seluruh dadanya sekarang lega.      

Alena hanya membawa barang - barang sebagian kecil saja, karena pakaian dan perhiasan akan di bawa oleh para pelayan. Nizam kembali melanggar aturan kerajaan. Ia memboyong Alena ke dalam istananya yang sebenarnya itu sangat dilarang. Seorang Raja hanya boleh membiarkan istrinya menginap di istananya untuk menemaninya tidur dan bukan untuk alasan lain.      

Nizam tahu kalau ibunya pasti akan bereaksi dengan keras. Tapi Nizam tidak takut. Ia sama sekali tidak mengizinkan Alena ada di dalam harem.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.