CINTA SEORANG PANGERAN

Putri Mira Lolos dari Penyelidikan



Putri Mira Lolos dari Penyelidikan

0Amar yang sedang duduk dengan manis di depan Nizam segera berdiri melihat Cynthia berjalan masuk ke dalam istana Pangeran Nizam beserta anak - anak yang di bawa para pelayan beserta Pangeran Thalal.      
0

Amar membungkukkan badan dan memberikan hormatnya. Pangeran Thalal membalas hormat Amar lalu Ia juga memberikan hormat kepada Nizam. Nizam mengangkat tangannya dan ikut berdiri menyambut anak - anaknya.     

Ia langsung meraih Alexa dan menciuminya, "Alexa.. putri Buya, berada di tangan Aunty kau tambah gemuk dan sehat. " Kata Nizam sambil menimang - nimang Alexa. Alexa tertawa - tawa sambil mengoceh.     

"Masya Alloh.. cantiknya anakku" Kata Nizam sambil terus menciumi pipi gembil Alexa dengan gemas. Cynthia menatapnya dengan terenyuh.     

Tetapi tawa Alexa terhenti ketika melihat Pangeran Thalal menghampiri ayahnya dan berdiri disamping Nizam. Alexa langsung menengadahkan kedua tangannya minta digendong oleh Pangeran Thalal. Nizam sesaat termangu menyaksikan hal ini. Apalagi kemudian Alexa tiba - tiba menangis karena merasa diabaikan oleh Pangeran Thalal.     

Wajah Nizam langsung jadi berubah kelam, Ia menyadari ternyata anaknya lebih mengenali pamannya dibandingkan ayah kandungnya karena memang frekuensi pertemuan antara pangeran Thalal dengan anaknya lebih banyak dibandingkan dengan dirinya.      

Pangeran Thalal hampir 24 jam berada di sisi Alexa, Axel dan Atha. Apalagi mereka bertiga disusui oleh istrinya. Cynthia tidak mengizinkan mereka meminum susu formula ketika pasokan ASI yang kirim Alena kurang. Apalagi akhir - akhir ini pasokan ASInya semakin jarang. Akibatnya wajah Pangeran Thalal lebih akrab bagi mereka dibandingkan dengan wajah Nizam. Terutama Alexa. Alexa ini sangat suka di gendong oleh Pangeran Thalal.      

Tidurpun terkadang ingin dipelukan pamannya. Ia mengira kalau Pangeran Thalal adalah ayahnya. Menyadari kalau Nizam tampak muram karena Alexa ingin digendong olehnya. Pangeran Thalal nyengir sambil mencoba menyingkir dari mereka. Tapi melihat Pangeran Thalal malah menjauh, Alexa menjerit histeris. Dan mulai menangis. padahal biasanya diantara mereka bertiga yang paling tenang adalah Alexa dan yang paling rewel adalah Axel.     

Alena yang sedang menyuruh para pelayan untuk membereskan pakaiannya tampak terkejut mendengar tangisan Alexa. Ia segera berlari keluar dari kamar utama dan menghampiri arah suara tangisan Alexa.     

Alena melihat Alexa meronta - ronta dari tangan Nizam dan ingin digendong oleh Pangeran Thalal. "Ada apa ? Mengapa Alexa menangis. Alexa.. Alexaku.." Kata Alena sambil meraih Alexa tapi Alexa malah menolak dan terus ingin digendong oleh Pangeran Thalal.      

"Dia tidak ingin digendong olehku Alena, Dia sudah melupakan Aku sebagai ayahnya" Kata Nizam dengan muka memelas. Melihat wajah Nizam yang memelas hampir semua jadi ingin tertawa bukannya kasihan.     

Wajah galak, cambang, kumis dan jenggot sedikit membayang diwajah, kulit coklat tapi mata berkaca - kaca sambil memegang bayi yang meronta - ronta.     

Alena segera mengambil Alexa dari tangan Nizam dan Alexa langsung terdiam sambil masih terisak - isak. Ia mencium bau ibunya dan itu membuatnya menjadi tenang. Ia tidak mencari pangeran Thalal lagi tapi malah sibuk menggesek - gesekkan wajahnya ke dada ibunya, tangannya menggapai - gapai pakaian Alena dan ingin membukanya.     

"Itulah.. akibatnya kalau jarang ketemu sama anak.. jadi saja kualat" Kata Alena sambil mencibir.      

"Honey.. putri Muya, Alexa.. senang ya berada sama Aunty dan Uncle.." Kata Alena dengan bahagia.      

"Cynthia ... terima kasih sudah menjaga anak - anakku dengan baik." Kata Alena sambil memeluk Cynthia. Tapi Cynthia malah murung ketika dipeluk Alena. Ia berbisik lirih.     

"Maafkan Aku, Alena. Aku sungguh bukan teman yang baik" Kata Cynthia     

"Hey.. hey.. mengapa kau mengatakan hal konyol seperti itu? " kata Alena sambil tersenyum.     

"Terakhir kali kita bertemu, Aku mengucapkan kata - kata yang menyakitkan" Kata Cynthia dengan sedih. Alena menggelengkan kepalanya.     

"Kau dan suamimu menjaga anak - anak kami dengan baik. Bahkan kau menyusui anak - anakku. Pengorbanan besar apalagi yang bisa ku tuntut dari seorang teman ? Andaikan Aku mati sekarang mungkin aku akan mati dengan tenang karena anak - anakku kelak akan ada yang menjaga" Kata Alena kepada Cynthia.     

"Hentikan ! Alena, apa yang kau katakan ? Jangan bicara sembarangan" Kata Cynthia tampak ketakutan.      

"Ah..ha..ha.. sudahlah jangan terlalu serius.. Ayo kita masuk ke dalam. Agaknya para lelaki akan memiliki perbincangan lain. Aku sudah rindu berbicara denganmu " Kata Alena dengan wajah berser- seri.     

Alena baru akan mengambil Axel ketika Ia melihat Nizam sedang memangku Axel. Kali ini Axel diam digendong Nizam walaupun ada Pangeran Thalal di sisi Nizam. Ia malah meraba - raba dada Nizam sambil berceloteh.." Nenen.. mimi.. brrlp...ya.." Katanya sambil kemudian membuka mulutnya.     

Nizam menghela nafas, " Aku adalah Buyamu, Pangeran Axel bukan Muyamu. Tidak ada susu di sana. Benar - benar kau tidak berperasaan"     

Alena jadi tertawa melihat adegan itu, Ia lalu mengambil Axel setelah memberikan Alexa kepada pelayan. " Dia persis seperti dirimu, tidak berperasaan" Kata Alena.     

" Sst.. Alena.. jangan bicara sembarangan" kata Nizam sambil cemberut.     

"Like son like father.." Kata Alena sambil kemudian masuk ke dalam diikuti oleh Cynthia dan para pelayan.     

Nizam kemudian duduk dan menyuruh Amar serta adiknya untuk duduk pula. Hidangan berapa makanan ringan dan minuman segera terhidang di meja. Amar tadinya ingin berbicara berdua saja dengan Nizam tetapi sekarang ada Pangeran Thalal. Ia menjadi sedikit malu.     

"Bicaralah ! Kau ada perlu apa sampai meminta untuk bertemu denganku" Kata Nizam. Amar malah terdiam sebentar llau berpikir sebelum kemudian Ia menjawab.     

"Ini tentang penyelidikan pembunuhan Putri Kumari, sampai tahap ini kita masih belum menemukan titik terang. Hanya tinggal satu lagi yang belum diselediki dengan sungguh - sungguh menurut informasi yang hamba dan Arani terima" Kata Amar jadi membicarakan pembunuhan Putri Kumari. Padahal tadinya Ia ingin meminta Nizam untuk mempercepat hari pernikahan dia dengan Maya. Tapi Ia jadi malu karena ada Pangeran Thalal.     

Nizam menjawab dengan wajah penasaran, " Benarkah ? Sungguh ? Tapi kemana Arani ? Mengapa Ia tidak ada disini. Aku menjadi rindu padanya" Kata Nizam menanyakan Arani. Nizam lalu mengangkat cangkirnya dan pelayan yang ada disampingnya segera mengisi dengan teh khas Azura.      

"Dia sedang membantu suaminya untuk membereskan kantor pengacara yang baru didirikan oleh Tuan Jonathan di pusat perkantoran Abuja."     

"Aku mengerti, itu dekat dengan perkantoran milikku. Aku sudah lama tidak mengunjungi kantorku. Aku mungkin harus meminta Mr. Arescha untuk memeriksa adiministrasi kantorku itu" Kata Nizam sambil mengingat asistennya Mr. Arescha     

Kemudian Nizam kembali mengalihkan pembicaraan ke kasus pembunuhan Putri Kumari.     

"Jadi kalau semua sudah diselidiki, lalu yang mana yang belum diselidiki?" kata Nizam kepada Amar.     

"Putri Mira dan para pelayan diruangannya katanya belum diselidiki. " Kata Amar kepada Nizam. Nizam mengerutkan keningnya. Ia sama sekali tidak mengira kalau ruangan Putri Mira lolos dari penyelidikan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.