CINTA SEORANG PANGERAN

Ide Cynthia



Ide Cynthia

0Nizam menatap Amar lekat-lekat, Ia berpikir dengan keras.      
0

"Apakah kau pikir kalau ada campur tangan Pangeran Barry dalam hal ini?" Kata Nizam.     

"Kemungkinan seperti itu, tapi tentu saja hamba dan Arani tidak bisa masuk ke dalam harem untuk bisa menyelidikinya secara langsung" Kata Amar kepada Nizam.     

"Maksudmu, Aku yang harus menyelidiki sendiri ke dalam ruangan Putri Mira?" kata Nizam dengan hati - hati sambil melirik ke belakang. Cukup sudah dua hari ini Ia di cemburui oleh Alena melalui Putri Rheina. Kalau sampai Ia harus ribut lagi karena Putri Mira. Nizam merasa tidak sanggup.     

Nizam mengelus - ngelus dagunya yang penuh dengan bulu - bulu halus nan lebat walapun bulu - bulu itu sangat pendek dan menambah ketampanan Nizam. Ia benar - benar berpikir keras. Ia kemudian melirik ke arah adiknya yang sedang menikmati kopinya.     

"Menurutmu bagaimana? Thalal?" kata Nizam ke arah adiknya. Pangeran Thalal menoleh ke arah kakaknya dan tersenyum manis. Amar sampai berkata dalam hatinya, dua pria dihadapannya ini bagaikan dua buah batu permata yang berkilau, dimana sinar kilaunya seakan saling bersaing untuk memperlihatkan permata mana yang lebih berkilau.     

"Tentu Kakak lebih tahu daripada Aku.." Katanya sambil memamerkan deretan giginya yang putih.     

"Kau ini calon perdana menteriku. Harusnya kau memberikan saran kepadaku" Kata Nizam dengan muka cemberut.     

"Saran tentu saja ada, tapi kalau nanti Aku katakan, aku takut kakak malah memukulku" Kata pangeran Thalal dengan santai.     

"Kau !! " Mata Nizam mendelik hampir keluar tangannya sudah terangkat untuk menghajar adiknya. Tapi Pangeran Thalal kemudian tertawa sambil mengangkat kedua tangannya untuk melindungi mukanya.     

"Sudah.. sudah.. jangan memukul. Aku akan katakan sarannya tapi Kakak jangan emosi" Kata Pangeran Thalal sambil melap mulutnya oleh tisu.     

"Katakanlah.. Aku ingin tahu apakah ide Cynthia sama dengan ideku" Nizam berkata dan itu membuat Amar terkejut. Mengapa jadi Cynthia ? Amar menatap Nizam dan Pangeran Thalal. Ia melihat Pangeran Thalal misruh - misruh mendengar perkataan kakaknya. Tega benar kakaknya langsung menebak kalau yang punya ide adalah Cynthia dan bukan dirinya.      

"Hey.. Kakak ini, berani benar berkata seperti itu? "     

"Mengapa ? Bukankah itu benar ? Kau pikir Aku tidak tahu kalau istrimu itu memiliki mata - mata di dalam Harem" Kata Nizam.     

"Ya.. ya..ya.. Aku tahu.. istriku memang pintar. Dan Ia mengikuti perkembangan Harem melalui.. akh aku tidak mau bicara" Kata Pangeran Thalal.     

"Mengapa ? kau pikir aku juga tidak tahu siapa mata - matanya? " kata Nizam membuat Pangeran Thalal semakin berkeringat mengapa Kakaknya itu begitu pintar.     

"Memangnya siapa?" Pangeran Thalal jadi penasaran.     

"Bastnah.. dan sekarang mungkin Maya" Kata Nizam sambil mengabaikan pandangan keheranan adiknya dan Amar.     

"Da..dari mana Kakak tahu?"     

"Darimana ? Bastnah dan Maya itu asistennya Alena, Dan mereka pasti sering berhubungan dengan istrimu. Kau tahu mengapa ? Karena Bastnah bertanggung jawab terhadap keperluan si kembar dan Maya juga akan begitu terbuka terhadap istrimu karena dia tahu kalau istrimu dan Alena adalah satu. Ia mempercayai Cynthia seperti mempercayai Alena.     

Nah sekarang katakan kepadaku, apa pemikiran dari istrimu itu? " Kata Nizam membuat Pangeran Thalal terdiam. Ia tahu kalau apa yang dikatakan kakaknya itu adalah benar. Bastnah seringkali mengoceh tentang situasi harem karena sering terpancing oleh jebakan Cynthia, Sedangkan Maya memang baru masuk ke dalam harem tapi kelihatannya mereka sudah sepakat akan saling kerja sama untuk melindungi Alena.     

"Baiklah.. Aku tahu tidak ada hal yang bisa luput dari perhatian Kakak" Kata Pangeran Thalal sambil mendengus. Nizam malah tertawa.     

"Tidak ! Jangan berkata seperti itu. Ada orang - orang yang mungkin lebih pintar dariku sekarang - sekarang ini yang membuat hidupku terus menerus bermasalah. Aku sendiri sudah lama ingin mengetahui tentang Putri Mira. karena Putri Mira itu kemungkinan ada kaitannya dengan kematian Putri Kumari. "     

"Benar Kakak, Cynthia juga menduga demikian, Amar dan Arani juga seperti itu. Tapi Aku yakin kalau Putri Mira sendiri bukanlah wanita yang bodoh. Dia memiliki gen yang sama dengan Pangeran Barry dan Pangeran Abbash. Bukankah sangat memungkinkah kalau mereka memiliki kepintaran yang sama pula" Kata Pangeran Thalal. Nizam diam.     

"Putri Mira sudah menjadi gila.." Kata Nizam.     

"Dan kegilaannya tidak akan pernah berakhir sampai Kakak menikahinya " Kata Pangeran Thalal.     

"Hhh.." Nizam menghembuskan nafas panjang. Ia tahu persis mengapa Pangeran Thalal mengatakan hal ini. Kegilaan Putri Mira tidak akan pernah terungkap sampai kapanpun kecuali Ia menikahinya secara agama. Karena memang tidak diperbolehkan menyentuh para wanita itu apabila belum disahkan secara agama. Jadi nikahi secara agama dulu baru di sentuh walaupun itu seorang pelayan, selir atau istri utama.      

Jika mereka belum menikah agama maka mereka hanya bisa mengobrol dan tidak berhubungan secara mendalam. Putri Mira mungkin benar - benar gila atau pura - pura gila. Kalau Nizam tidak menikahinya maka mereka tidak akan pernah tahu kebenarannya. Selama ini tidak pernah ada yang berhasil menemukan kejanggalan tentang prilaku Putri Mira. Bahkan alasan Putri Mira jadi gila adalah benar - benar masuk di akal dan tidak dibuat - buat.     

Bukankah alasannya waktu itu adalah karena Nizam berniat memulangkannya ke kerajaan Zamron. Dan itu menjadi pukulan yang sangat telak kepada Putri Mira sehingga Putri Mira menjadi gila.      

"Kau benar Thalal, Aku tidak akan pernah mengetahui kebenarannya sampai Aku menikahinya dan tinggal bersama dirinya. Tapi persoalan ini tidak mudah walaupun memang dari kemarin Aku sudah mempertimbangkannya. Ini juga tentang rasa hormatku kepada Pangeran Abbash" Kata Nizam lagi     

"Dan satu lagi Kakak, kalau seandainya Kakak menikahinya lalu kemudian terbukti Putri Mira ternyata berbohong dan merupakan dalang dari kematian Putri Kumari, Cynthia bilang akan mudah bagi kakak untuk menceraikan kembali Putri Mira tanpa harus kehilangan muka di hadapan Pangeran Abbash" Kata Pangeran Thalal sambil tersenyum. Ia memuji kepintaran istrinya walaupun hanya dalam hati.     

Amar termangu menyaksikan perbicangan luar biasa yang ada di hadapannya. Ia dan Arani sudah merasa pintar dengan dugaan ke arah Putri Mira tetapi Nizam dan Cynthia benar - benar memiliki pemikiran yang lebih dari mereka. Amar hanya bisa menggelengkan kepalanya.     

"Maaf Yang Mulia.. kalau boleh hamba izin bertanya, " Kata Amar dengan wajah sangat penasaran.     

"Apa ? " Kata Nizam     

"Ini untuk Yang Mulia Pangeran Thalal " Kata Amar sambil menatap Pangeran Thalal. Ia tahu kalau ini sebenarnya tidak pantas. Tapi Ia tidak ingin mati karena penasaran.     

"Katakanlah ! " Kata Pangeran Thalal kepada Amar.     

"Mengapa, usulan dari Yang Mulia Putri Cynthia harus Yang Mulia Pangeran Thalal yang mengatakan dan mengapa tidak Yang Mulia Putri Cynthia sendiri yang menyampaikannya?" Amar bertanya hati - hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.