CINTA SEORANG PANGERAN

Dua Pilihan yang Sulit



Dua Pilihan yang Sulit

0Amar tahu kalau Cynthia adalah teman dekat Nizam selain teman dekat Alena. Tidak ada batasan bagi mereka berdua terhadap Nizam karena selain Alena yang mampu memarahi Nizam dengan bahasa kasar adalah tentu saja Cynthia. Jadi sebenarnya sangat mungkin Cynthia mengatakan langsung kepada Nizam dan bukan melalui Pengeran Thalal.     
0

Nizam jadi tertawa geli melihat ketua pengawal istana kerajaan begitu kebingungan dan bahkan Pangeran Thalal juga malah terdiam tidak menjawab pertanyaan dari Amar. Ia sendiri juga bingung mengapa Ia harus mengatakannya kepada Nizam dan mengapa bukan Cynthia yang mengatakannya. Bukankah ide ini sebenarnya berasal dari pembicaraan mereka saja dari hari ke hari tanpa bermaksud mengatakan langsung kepada Nizam.     

Tetapi kemudian Pangeran Thalal lalu berkata kepada Amar,     

"Aku tahu ! Mungkin karena istriku tidak mau mengatakan suatu ide yang mungkin prosesnya akan sangat menyakiti Alena. Karena memang menikahi Putri Mira itu merupakan suatu gambling. Kalau Putri Mira terbukti bersalah maka mungkin Kakak Nizam akan bisa menendangnya dengan mudah.     

Tetapi jika ternyata tidak terbukti, maka Kakak Nizam akan sulit untuk melepaskan Putri Mira. Bukankah ini akan menimbulkan kekalutan lagi bagi Kakak Putri Alena. Itulah sebabnya Cynthia tidak ingin membicarakan ini dengan Kakak " Kata Pangeran Thalal.     

"Tapi mengapa Yang Mulia sekarang malah membicarakan hal ini dengan Yang Mulia Pangeran Nizam ?" Amar masih tetap bertanya.     

Nizam sekarang yang tertawa, " Adik iparku ini sebenarnya ingin mengatakan hal ini kepadaku tetapi Ia tidak ingin mengkhianati sahabatnya sehingga Ia sengaja berbicara dengan Pangeran Thalal suaminya dengan harapan Pangeran Thalal akan mengatakan itu kepadaku. Ini akan mengurangi rasa bersalahnya. " Kata Nizam membuat Amar menganggukan kepalanya tanda mengerti.     

"Permasalahan ini cukup rumit, ini seperti melangkah di antara dua pilihan. Pilihan pertama masuk jurang api, pilihan kedua masuk jurang air yang isinya banyak buayanya. ketika kita tidak bisa masuk ke jurang api maka hanya ada satu pilihan yaitu masuk ke jurang air yang penuh buaya dengan harapan buaya - buaya yang ada di air itu semua vegetarian.     

Cynthia menginginkan Aku untuk mengambil keputusan dengan menikah Putri Mira dengan harapan benar kalau Putri Mira adalah dalang dibalik semua ini. Dengan demikian ini akan seperti sekali tepuk dua lalat mati. Aku dapat menyingkirkan Putri Mira tanpa menyakiti Pangeran Abbash dan Aku dapat menemukan pembunuh Putri Mira." Nizam berkata dengan jelasnya membuat Amar dan Pangeran Thalal menganggukan kepalanya tanda mengerti.      

Cara berbicara Nizam begitu tenang, tertata dan mudah dipahami. Amar langsung berdiri dan memberikan hormat,     

"Sungguh Yang Mulia begitu cerdas, kerajaan Azura sangat beruntung memiliki Putra Mahkota seperti Yang Mulia" Amar berkata dengan tulus. Nizam mengangkat tangannya.     

"Jangan berlebih - lebihan. Aku hanyalah kepala dengan kalian sebagai leher, pundak, tangan, badan dan kaki. Tidak akan pernah ada kepala berdiri tegak jika tidak ditunjang oleh anggota badan yang lain.      

Akulah yang beruntung karena berada di sekeliling orang - orang yang begitu hebat dan setia kepadaku. Aku mengucapkan terima kasih kepada kalian." Kata Nizam sambil berdiri dan membungkuk kepada adiknya dan Amar. Pangeran Thalal langsung terkejut melihat Nizam membungkuk. Mereka langsung berlutut agar tubuh mereka berada di bawah Nizam yang membungkuk.      

"Kakak tolong jangan seperti ini " Kata Pangeran Thalal. Nizam hanya tersenyum sambil kembali duduk.     

"Sudah duduklah ! Nanti sore Aku mungkin akan mengunjungi Putri Mira. " Kata Nizam.     

"Siapa yang akan menemani Yang Mulia?" kata Pangeran Thalal.     

"Aku ingin Cynthia ikut denganku agar Ia bisa membaca situasi. Aku tidak ingin menikahinya jika ternyata tidak ada tanda - tanda Ia berbohong. Aku tidak ingin membuat keributan lagi dengan Alena. Aku sudah cukup menyakitinya dengan kasus Putri Rheina. " Kata Nizam sambil melihat ke dalam. Ia takut Alena mendengar perkataannya.     

"Aku juga ingin Nayla menemaniku. Aku tidak ingin hanya datang berdua dengan Cynthia karena ini juga akan mendatangkan prasangka buruk untukku dan Cynthia." Kata Nizam lagi melanjutkan perkataannya setelah Ia yakin Alena tidak mendengarnya.     

"Harusnya Aku datang untuk melihatnya" Kata Pangeran Thalal. Nizam langsung meliriknya dengan tajam. Pangeran Thalal langsung cengengesan dengan wajah yang malu - malu kucing.     

"Aku hanya berandai - andai. Tempat itu adalah milikmu. Aku tidak berani masuk ke dalamnya" Kata Pangeran Thalal sambil mengangkat tangannya. Ia tahu kalau Harem tempat yang sangat terlarang. Jangankan dirinya, Ayah mereka saja tidak boleh masuk kedalam harem Nizam. Demikian juga mereka, tidak boleh masuk ke dalam harem ayah mereka. Itu karena untuk menjaga kemurnian harem.     

"Kau jangan salah sangka. Aku hanya tidak ingin kau akan menjadi kambing hitam bagi siapapun yang sengaja akan menjatuhkan kita. Karena begitu kau muncul di dalam harem maka berita yang akan tersebar keluar adalah, Harem sudah kehilangan kesakralannya atau Kau mencoba untuk menggoda salah satu selirku dan banyak lagi tuduhan mengerikan yang akan kau terima nanti" Kata Nizam menghilangkan prasangka Pangeran Thalal terhadap dirinya.     

"Aku tahu hal itu Kakak, jangan khawatir Aku tidak tersinggung dengan penolakan Kakak. lagipula memang terlalu riskan jika ada laki - laki yang masuk ke dalam Harem. Apa kakak tidak akan membawa Maya ke dalam harem juga untuk mengamati Putri Mira?" Kata Pangeran Thalal.     

"Tidak.. harus ada yang menjaga Alena disini. Jadi aku akan meminta Maya dan Arani untuk berjaga di istanaku dan mungkin Kau juga, Amar. " Kata Nizam sekarang melirik ke arah Amar sambil mesem - mesem.     

Amar langsung memerah, Ia tahu kalau Nizam sedang menggodanya.     

"Jadi kapan kau akan menikahi Maya ?" Kata Nizam semakin ingin menggoda Amar tetapi Nizam kaget ketika Amar malah menjawab seperti ini,     

"Hamba siap kapanpun Yang Mulia. Semakin cepat semakin baik" Kata Amar sambil menundukkan kepalanya. Nizam sangat kaget mendengar jawaban Amar setelah Amar yang menolak mati - matian dengan perjodohan ini bagaimana bisa sekarang Ia meminta pernikahannya dipercepat.     

Mata Nizam mendadak berubah jadi tajam dan itu malah membuat Amar menjadi gugup. Tapi kemudian Amar melirik ke arah Pangeran Thalal sedikit sebelum Ia kembali menundukkan kepalanya. Nizam melihat gesture tubuh Amar dan Ia langsung mengerti kalau Amar keberatan kalau harus berbicara masalah pribadi di hadapan Pangeran Thalal. Bukan berarti tidak mempercayainya tetapi hanya karena malu saja.      

Amar tidak ingin menimbulkan kesan bahwa Ia laki - laki yang begitu mudah melupakan istri yang baru saja meninggal. Apalagi Zarina dulu sangat mencintai Pangeran Thalal. Ia tidak ingin nama baik istrinya hancur di mata Pangeran Thalal. Jadi Amar memilih untuk tidak membicarakan rencana pernikahannya di depan Pangeran Thalal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.