CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Axel Calon Penguasa



Pangeran Axel Calon Penguasa

0Ketiga bayi itu tampak sedang saling berebut mainan karena mereka memang sengaja di beri satu mainan. Pangeran Atha tampak mencoba merayap untuk mendapatkan mainan itu. Tapi Pangeran Axel langsung merebutnya dan memasukan mainan itu ke mulutnya. Pangeran Atha tampak tertegun melihat mainannya diambil lalu Ia kemudian terdiam. Cynthia dan Alena memperhatikan hal itu dengan cermat, dan sekali pandang mereka langsung tahu yang mana anaknya Nizam.     
0

"Kau lihat Alena, anakmu itu. Dia benar - benar calon penguasa. Dia selalu ingin menguasai apapun termasuk menguasai Aku" Kata Cynthia sambil memajukan bibirnya. Alena melirik ke arah sahabatnya itu.     

"Apa maksudmu Cynthia?" Kata Alena.     

"Kau tahukan.. anakmu itu selalu ingin kususui yang pertama. Kalau ia belum kenyang jangan harap anakku bisa menyusu. Ia akan mengamuk sambil kejang - kejang. Dan jika Ia sudah kekenyangan maka Ia baru mau lepas. Setelah itu baru anakku menyusu dan terakhir si cantik Alexa dapat sisa dari keduanya" Kata Cynthia sambil melirik ke arah Alexa yang sedang mencoba merayap ke arahnya.     

Cynthia segera mengulurkan tangannya dan menggendongnya dengan lembut.     

"Maafkan Aku Cynthia. Gara - gara anak - anakkku mungkin anakmu jadi kekurangan ASI. Aku sungguh menyesal telah menyusahkanmu" Kata Alena dengan wajah menyesal. Cynthia malah menatap Alena dengan marah.     

"Apa yang kau katakan? Aku hanya berkata omong kosong dan bukan dari lubuk hatiku kau malah menganggapnya serius. Aku mencintai mereka bertiga tidak pernah satupun ada yang kubedakan. Aku hanya mengatakan kalau anakmu adalah calon pemimpin bukannya mengeluhkan tentang prilaku Pangeran Axel" Kata Cynthia merengut.     

Alena langsung memeluk Cynthia dan mencium pipinya. "Aku tahu kalau kau memang selalu yang terbaik" Alena kemudian mengambil Pangeran Atha dan menimangnya.     

"Hallo gantengku.. maafkan saudaramu ya. Kalau Ia sering mengambil jatah ASI-mu tapi percayalah, kelak kalian bertiga akan saling menjaga satu sama lain. Kau akan menjadi seperti kami. Kalian telah menjadi saudara sepersusuan, kalian sudah menjadi muhrim satu sama lain. Semoga ikatan ini akan semakin menguatkan tali persaudaraan di antara kalian" Kata Alena sambil menciumi Pangeran Atha.     

Pangeran Atha sebenarnya jauh lebih tampan dari Pangeran Axel. Pangeran Axel seperti fotocpy dari ayahnya. Wajah bayinya sudah menunjukkan garis wajah yang keras dan sorot mata yang hitam tajam. Tetapi wajah pangeran Atha begitu lembut dan putih dengan mata yang biru. Ia benar - benar seperti bayi malaikat.     

Perpaduan Azura dan Amerika mencetak ketampanan Pangeran Atha yang lain daripada yang lain. Dan sebagai bayi, Pangeran Atha jarang menangis dan rewel. Ia tampak sangat memaklumi ibunya yang harus merawat tiga bayi. Ia tampak tidak keberatan kalau harus berbagi kasih sayang dengan saudara - saudara sepupunya.      

Pangeran Atha menatap Alena dengan lembut. Ia lalu menyentuhkan mukanya ke muka Alena dengan lembut. Ia mencium hidung Alena sambil mengoceh. air liurnya tumpah ruah ke muka Alena. Alena langsung tertawa sambil melap wajahnya.     

"Atha ! Mengapa kau melakukan itu?" Kata Cynthia sambil ikutan tertawa.     

"Mungkin Ia ingin memberitahukan kepada Axel kalau sekarang saatnya Ia merebut ibunya" Kata Alena sambil menggelitiki perut Pangeran Atha dengan gemas. Pangeran Atha tertawa terkikik - kikik. Axel yang sudah berbaring terlentang malah sibuk dengan mainan hasi jarahannya dari saudaranya. Sepanjang perutnya sudah kenyang Ia tidak perduli dengan sekitar.     

Tapi kemudian Pangeran Axel kembali menggulingkan tubuhnya dan membuat gerakan merangkak. Alena dan Cynthia tampak terkejut,     

"Wow.. luar biasa Axel.. ayo nak..a yo merangkak.. gerakan tanganmu.. maju..maju" Kata Cynthia dengan semangat. Cynthia lalu meraih mainan yang berbunyi gemerincing dan membuat Pangeran Axel memperhatikan mainan itu. Mainan yang dipegangnya adalah mainan boneka yang lembut tapi tidak ada suaranya. Sedangkan mainan yang dimainkan oleh Cynthia mianan dengan warna mencolok dan berbunyi gemerincing.     

Pangeran Axel melepaskan mainan itu lalu mulai merangkak dengan perlahan.."Ya Tuhan.. Alena, anakmu itu benar - benar pintar. Ia belum kuajari merangkak tapi sudah bisa merangkak sendiri.. Ayo.. ayo.. sini Axel.. Axel.. sini sama Aunty.." Kata Cynthia dan itu membuat Pangeran Axel tertawa - tawa lalu merangkak dengan cepat kemudian mengambil mainan dari tangan Cynthia walaupun itu malah membuat badannya terjerembab ke depan tapi Pangeran Axel tampak puas sudah mengambil mainan dari tangan tantenya.     

Pangeran Atha yang ada ditangan Alena juga tertarik mendengar gemerincing suara mainan yang dipegang saudaranya. Ia lalu ingin meraihnya dan Alena melepaskan Pangeran Atha agar dapat mengambil sendiri. Tapi Pangeran Atha belum bisa merangkak. Alena mengajarkan Pangeran Atha untuk merangkak, Pangeran Atha tampak berusaha untuk bergerak. Cynthia memberikan semangat dengan mendudukan Pangeran Axel dan membunyikan mainan yang dipegang Pangeran Axel agar Pangeran Atha mengambilnya.     

Sedangkan Alexa hanya duduk sambil memperhatikan para bayi lelaki yang sedang belajar merangkak. Ia lebih tertarik dengan hiasan yang ada di pakain Alena sehingga Ia meraihnya dengan kuat. Alena tertawa ketika Ia merasa kancing bajunya terlepas karena ditarik oleh Alexa. Ternyata berada dekat dengan bayi membuat Ia melupakan kesedihannya.      

Tetapi ketika para bayi itu sudah tertidur, Alena kembali mengingat kejadian yang menyakitkn. Wajahnya kembali menjadi sendu. Cynthia mengelus bahu Alena dengan lembut.     

"Ketika kau menerima lamaran Nizam, Kau berjanji akan menghadapi segala rintangan apapun bersama Nizam. Ketika pertama kali kau menginjakan kaki di dalam harem kau sudah tahu kalau Nizam beristri lebih dari satu. Kau harus kuat menghadapi kenyataan ini, Alena.      

Kalau tahu api itu panas mengapa dulu kau ingin memegangnya?" Kata Cynthia kepada Alena. Alena menghela nafas panjang.     

"Aku tahu api itu panas tetapi ketika sudah aku pegang sekuat apapun Aku menerimanya tetap saja api itu terasa panas" Kata Alena dengan sedih.     

"Menjadi seorang ratu tidak boleh hanya mementingkan dirinya sendiri karena ada banyak orang yang akan menjadi tanggung jawabmu. Ketika Nizam fokus dengan kenegaraanya seharusnya sebagai istri dari Raja kau harus turut membantu Nizam dengan memperhatikan kondisi rakyatnya terutama kaum perempuan.     

Kau tahu kalau Azura adalah negara yang banyak menggunakan peraturan yang tidak sesuai dengan keyakinan agama Islam. Banyak tahayul, budaya dan adat istiadat yang mereka pertahankan. Banyak kaum wanita yang tertidas termasuk dengan pernikahan aliansi yang tidak masuk di akal.     

Kau Alena harus menyelamatkan para wanita yang ada di dalam harem. Jadi jangan terlalu melankolis. Kalau kau terlalu banyak bermain dengan perasaan kau tidak hanya akan mencelakakan dirimu sendiri tetapi juga akan menyeret Nizam ke dalam kehancuran. dan hancurnya Nizam berarti akan menjadi kehancuran bagi kerajaan Azura. Apakah kau menyadari hal ini?" Kata Cynthia kepada Alena dengan hati - hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.