CINTA SEORANG PANGERAN

Semangat Alena



Semangat Alena

0Alena terdiam dengan mata berkaca - kaca," Aku tahu itu Cynthia. Apakah hatiku memang terlalu rapuh untuk itu? Aku terkadang merasa tidak sanggup untuk menghadapi semau ini"      
0

"Aku mengerti, Honey. Kenyataan memang tidak semudah teori. Aku begitu lancar berbicara tentang apa yang harus kau lakukan karena Aku tidak pernah mengalami apa yang kau alami. " Kata Cynthia membuat Alena kemudain berkata,     

'Kau benar. Ketika Aku menasehati Maya untuk melupakan rasa traumanya, Aku begitu lancar berbicara tetapi ketika Aku sendiri yang mengalami kepahitan hidup ternyata Aku tidak jauh berbeda"     

"Begitulah manusia, Alena. Terkadang memang berbicara lebih mudah daripada bertindak. Tetapi tetap saja kita harus lebih banyak menggunakan rasio dibandingkan dengan perasaan kita.      

Percayalah kebahagiaan itu datangnya dari diri sendiri dan bukan dari luar. Kalau kau menganggap bahwa penderitaan ini hanyalah batu pijakan untuk meraih kebahagian maka kau akan menjalaninya dengan penuh semangat.     

Bangkitlah Alena. Bukankah kita berdua akan bahu membahu untuk menyelematkan para wanita yang ada di dalam harem. Kita harus mengedukasi mereka agar mereka sadar bahwa hidup bukanlah sekedar mengejar kepentingan semu yang disetting oleh kerajaan mereka tapi hidup adalah perjuangan untuk meraih kebahagiaan diri sendiri dan menularkannya kepada yang lain.     

Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku akan selalu berada disisimu untuk membantumu. Jadi jangan kau buat hatiku rapuh dengan melihat air matamu. Kau tahu kalau Aku sampai kapanpun tidak akan pernah setegar dirimu. Aku selalu mengagumi ketegaran hatimu dan buat Aku bangga kepadamu" Kata Cynthia sambil memeluk Alena dengan kuat.     

Alena merebahkan kepalanya di bahu Cynthia, " Aku gugup ketika menyadari bahwa setiap saat Nizam akan bersama dengan Putri Rheina" Kata Alena dengan sedih.     

"Aku tahu, Aku paham. Aku dengar Kau membangunkan Putri Rheina dari komanya. Aku sangat bangga kepadamu. Menghadapi api tidak harus dengan api dan menghadapi besi tidak harus dengan besi lagi. Ada kelembutan yang harus kita keluarkan ketika kita menghadapi kekerasan. Ada dingin yang bisa memudarkan panas.     

Mungkin ada saatnya kau harus berdamai dengan Putri Rheina, dan mencoba menyelami hatinya. Agar kalian dapat saling berkaca satu sama lain" Kata Cynthia sambil menatap Alena.     

"Maksudmu apa ? Aku harus berteman dengan putri itu? Aku merasa tidak sanggup" Kata Alena sambil menggelengkan kepalanya.     

"Bertengkar dengannya terus menerus akan membuat kau semakin emosi, mungkin kekerasan hati Putri Rheina akan melunak saat Kau mencoba untuk mendekatinya. Bukankah kau sudah menyelamatkan nyawanya. " Kata Cynthia.     

"Tapi Aku menyelamatkannya bukan karena kasihan kepadanya. Bahkan jika Nizam tidak bersedih Aku malah menginginkan dia mati. aku hanya kasihan kepada Nizam makanya menyelamatkan dia" kata Alena sambil menghapus air matanya.     

Sesaat Cynthia terpaku mendengar kepolosan dan kejujuran Alena. Dan akhirnya Cynthia malah tidak bisa menahan tawanya. Maka tersemburlah tawa Cynthia memenuhi ruangan itu membuat Alena menjadi ternganga. Mengapa di saat suasana serius, sahabatnya itu malah tertawa keras.     

Alena jadi kebingungan.Ia diam - diam mengusap kuduknya dan berdoa semoga Cynthia baik - baik saja. Semoga dia bukan kesurupan. Tetapi Cynthia bukannya berhenti melihat Alena kebingungan. Ia malah tertawa tambah keras lagi. Ia senang melihat wajah Alena yang begitu polos bagaikan kertas putih.     

"Kau baik - baik sajakan Cynthia? Apa kau kemasukan roh gentayangan? atau arwah leluhur atau kesambet jin? Mengapa kau tertawa disaat Aku sedang serius." kata Alena sambil ketakutan.     

"Jangan bicara hal yang menakutkan Alena, walaupun Aku orang Amerika tapi Aku termasuk golongan orang yang takut kepada hantu. Apalagi istana Azura ini bangunannya termasuk bangunan kuno. Aku malah merasa kalau setiap dinding ada matanya"     

"Ah kau ini..malah kau yang menakutiku sekarang. Kau tertawa di saat Aku sedang serius. Memang ada yang lucu? Aku sedang bersedih dan bukannya sedang bercanda."     

"Maafkan Aku Alena tapi pengakuanmu itu yang membuatku merasa lucu. kau ini seperti mirip seorang maling yang ketangkap kemudian ada yang nanya, 'kau siapa ? lalu maling itu dengan polos menjawab, "Aku maling'. Ha..ha..ha.. you're so funny" Kata Cynthia. Alena langsung cemberut.     

"Lha.. memang itu kenyataan. Apanya yang lucu. sudah jelas Aku membenci Putri Rheina dan sama sekali tidak ingin menolongnya. tapi sudahlah.. Aku mungkin harus merubah pikiranku agar Aku menghilangkan rasa benciku kepada Putri Rheina itu" Kata Alena dengan tulus.     

"Percayalah Alena, cinta Nizam kepadamu tidak akan berubah. Ia boleh saja bersama dengan putri Rheina tapi setiap kali Ia ingin bercinta maka Ia pasti akan mencarimu" Kata Cynthia sambil mengingat perkataan Arani melalui Maya. Mereka tidak usah khawatir Nizam bersama siapa saja karena Nizam akan kembali kepada Alena.     

"Semoga seperti itu, walaupun Nizam kelihatan plin - plan. Sebentar - sebentar Ia berjanji tidak akan menyentuh Putri Rheina tetapi kemudian dia berkata lagi kalau Ia tidak dapat berjanji bahwa Ia tidak akan menyentuh Alena. Katanya semua tergantung takdir" Kata Alena.     

"Nizam juga cuma manusia biasa. Dia mungkin lagi galau. Jadi bicaranya berubah - ubah. Tapi aku yakin ketika kau bertemu Nizam maka kalian pasti bercinta"     

"Iya.. benar"     

"Jadi tidak usah khawatir, Nizam baik - baik saja. Dan semua akan segera berlalu. Bukankah tidak ada badai yang tidak reda, tidak ada musim kemarau yang abadi dan tidak ada musim hujan yang datang terus menerus. Semua akan berakhir pada waktunya."     

"Tapi kapan, semua ini berakhir ? Kapan penderitaanku berakhir?" Kata Alena.     

"Kau pikir Aku Tuhan yang bisa menjawab pertanyaan tentang masa depan ? Aku pikir sekarang saatnya kau fokus untuk bertarung memperebutkan kedudukan sebagai pemimpin harem. Ingat dengan memimpin harem maka kau dapat dengan mudah menguasai para putri dan mempengaruhi pemikiran mereka. Saatnya kita memberikan pendidikan lain selain hanya merajut, menjahit, menari, melukis dan bergibah.      

Kita akan minta mereka belajar tentang ilmu matematika, bahasa inggris, ekonomi, geografi, sosiologi, sejarah, fisika, kimia dan apapun yang menarik minat mereka. Minimal mereka harus tahu kalau hidup tidak hanya seputar kerajaan. Mereka juga harus berkarya bukan hanya duduk - duduk sambil bergosip" Kata Cynthia dengan berapi - api.     

"Aku setuju denganmu. Aku malah akan mengajarkan mereka cara mendesain pakaian, agar mereka dapat berpakaian dengan benar."     

"Apa yang dimaksud dengan benar menurutmu?" Kata Cynthia tiba - tiba takut Alena akan mengajarkan cara berpakaian seperti cara dia berpakaian di Amerika. Oang - orang Azura ini berpakaian tertutup tetapi mereka masih memperlihatkan lekuk tubuh mereka. Apalagi cara mereka berpakaian di dalam harem yang begitu menggoda.     

"Maksudku mereka harus berpakaian secara benar, berhijab yang baik. Aku akan merancang pakaian - pakaian yang tertutup agar kalau kelak mereka keluar, mereka dapat keluar dengan aman dan nyaman "     

"Aku setuju denganmu. Pakaian yang sekarang sebagian besar malah memperlihatkan belahan dada.. tapi sebenarnya karena mereka memang berada di dalam harem. Kalau keluar kan mereka tertutup juga" Kata Cynthia kepada Alena.     

"Tetapi tetap saja kalau kelak mereka dikembalikan ke kerajaan mereka, mereka harus memiliki pakaian - pakaian muslim yang bagus dan tertutup."     

"Aku setuju. Semangat Alena" Kata Cynhtia sambil mengangkat kepalan tangannya.     

"Semangat " Kata Alena.     

"Apa yang semangat?" Tiba - tiba Nizam muncul dari depan sambil tersenyum. Ia senang melihat Alena sudah kembali ceria. Alena berlari dan merangkul leher Nizam sambil berkata, "Kami akan mengajarkan para putri di dalam harem ilmu pengetahuan yang beragam selain dari keterampilan wanita" Kata Alena dengan berseri - seri.     

"Oh bagus sekali, memang sudah seharusnya wanita Azura diberikan pendidikan yang beragam dan mengikuti perkembangan zaman. Menjadi wanita tidak seharusnya menjadi manusia kelas dua yang tidak memiliki pendidikan.      

Walaupun wanita tetapi mereka harus tetap memiliki ilmu pengetahuan agar mereka dapat berbagi pengetahuan dan kepintaran kepada anak - anaknya atau orang - orang disekitarnya"     

"Nizam.. Aku menjadi sangat bersemangat" kata Alena kepada suaminya. Nizam mengelus kepala Alena dengan lembut.     

"Aku senang sekarang kau mampu berpikir jernih sehingga Kalau aku mengatakan sesuatu sekarang, Aku harap kau dapat menerimanya" kata Nizam sambil memegang pinggang Alena.     

"Mengatakan apakah itu? " Kata Alena sambil tengadah. Melihat muka cantik yang terlihat sangat berseri - seri itu membuat Nizam jadi tidak tega untuk mengatakan kalau Ia akan menikahi Putri Mira secara agama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.