CINTA SEORANG PANGERAN

Kesedihan Putri Mira



Kesedihan Putri Mira

0Putri Mira duduk di depan Jendela sambil menatap bulan purnama yang bersinar cerah. Semua penghuni bumi tampak mengagumi keindahan cahaya rembulan yang memancar dengan pongahnya. Tetapi kemudian kepongahan dari cahaya rembulan berakhir ketika Putri Mira menampakkan kecantikannya.      
0

Kulitnya yang begitu putih bagaikan pualam itu langsung membuat rembulan menyadari bahwa ada yang lebih cantik dari keindahannya. Seraut wajah bulat telur dengan mata yang sedikit kecil dibawah naungan alis lebat bagaikan semut beriring, bulu mata yang tidak terlalu lebat tetapi sangat lentik itu membuat mata almondnya bertambah cantik, pipinya begitu putih merona dengan hidung mancung dan bibir lembut berwarna cerah walaupun Ia tidak mengenakan lipstick. Dagunya begitu indah melengkapi kecantikan wajahnya.     

Tetapi mata almond itu tampak redup seperti redupnya malam tanpa bintang, bias air mata tampak membayang didalamnya seakan ingin menampakan kemuraman hati pemilik mata indah itu. Bibir merah itu terkatup rapat padahal gigi putihnya yang berbaris rapih itu sudah lama tidak pernah memamerkan pesonanya. Senyum Putri Mira sudah lama hilang dari wajahnya.     

Kalaupun senyum itu tampak, itu hanyalah senyum semu penuh dengan kepalsuan untuk melengkapi kepura - puraannya selama ini. Putri Mira mengusap lengan kanan putihnya dengan tangan kirinya. Hari ini genap usianya sembilan belas tahun. Dan Ia sudah berada di dalam harem hampir dua tahun.      

Terbayang dipelupuk matanya, wajah ayah dan ibunya, kedua kakak laki - lakinya yang begitu mencintainya. Mereka menjaganya bagaikan menjaga permata. Apapun yang Ia minta tidak pernah ada yang menolak. Setiap hari kerjanya hanya bersenang - senang dan menari.     

Pangeran Abbash adalah kakak yang paling menyayanginya. Dan Pangeran Barry adalah Kakak yang paling melindunginya. Ketika lamaran dari Ratu Sabrina datang, Pangeran Barry yang menolak paling keras. Ia mencoba menghalanginya sekuat tenaga tetapi Ia malah menginginkan pernikahan itu.     

Ketampanan, kepintaran Pangeran sulung Azura itu menjadi rahasia umum bagi para putri pejabat dan kerajaan. Mereka berlomba - lomba ingin menjadi penghuni harem Pangeran Nizam. Putri Mira tahu dengan pasti kalau Pangeran Barry mencegahnya untuk menikah dengan Nizam karena ambisinya yang ingin menaklukan kerajaan Azura. Sehingga kakaknya itu tidak ingin dia menjadi penghalang untuk mewujudkan ambisinya.     

Sedangkan Pangeran Abbash malah menyerahkan semua keputusan ketangannya. Baginya apapun itu asalkan Putri Mira bahagia maka Ia tidak keberatan. Putri Mira menghela nafasnya dengan panjang ketika butiran air mata mulai melucur keluar seakan terbebas dari perangkap belenggu selaput matanya. Butiran air bening itu membasahi pipinya yang sudah sembab karena seringnya menjadi susuran air matanya itu.     

Pelayan pribadinya yang Ia bawa dari Kerajaan Zamron hanya berdiri disamping Putri Mira sambil menahan gundah hatinya. Ia begitu iba dengan nasib buruk putri cantiknya itu. Mengapa Putri Kerajaan Zamron yang menjadi kesayangan seluruh kerajaan Zamron harus mengalami nasib buruk di dalam harem suaminya sendiri.     

"Yang Mulia.. mari kita pulang saja. Kita tinggalkan kerajaan Zamron dan menikah dengan Pangeran Zafar " Kata pelayannya itu. Kata - kata ini sudah Ia ucapkan ribuan kali ketika Ia melihat Putri Mira duduk menangis di depan jendela sambil memandang malam yang kelam.     

"Aku tidak pernah mencintai Pangeran Zafar" Kata Putri Mira perlahan, suaranya seakan berbaur dengan angin malam yang seakan - akan berbisik menceritakan kesedihan putri Mira ke seluruh alam semesta.     

"Untuk apa mencintai orang yang tidak mencintai kita dan hanya memberikan kesedihan dalam hidup kita" Kata Pelayannya itu kembali berkata.     

"Darimana kau tahu kalau Yang Mulia tidak mencintaiku ? Kalau pertemuan terakhirku adalah ketika Aku menari di malam kesucian Putri Alena? Kami belum pernah bertemu lagi." Kata Putri Mira.     

"Ya Tuhan, Yang Mulia.. itu sudah dua tahun lebih bahkan hampir tiga tahun berlalu, mengapa Yang Mulia harus menyia - nyiakan hidup Yang Mulia. Jikalau Yang Mulia Pangeran Nizam mencintai Yang Mulia mungkin Yang Mulia Pangeran Nizam akan datang kemari dan segera mensahkan pernikahan Yang Mulia.     

Bahkan ketika Yang Mulia berpura - pura gila hingga hari ini, belum pernah sekalipun Yang Mulia Pangeran Nizam menengok Yang Mulia. Bagaimana mungkin Yang mulia masih mengira kalau Yang Mulia Pangeran Nizam mencintai Yang Mulia" Kata Pelayan pribadinya itu dengan sedih.     

Ia adalah pengasuh Putri Mira sejak kecil, Putri Mira sudah seperti anaknya sendiri. Putri yang dasarnya adalah orang ceria harus berubah menjadi orang yang begitu muram dan menyedihkan hanya karena mencintai orang yang salah.     

Putri Mira termasuk putri yang tercantik dari kerajaan Aliansi selain Putri Mira dan Putri Kumari. Kecantikannya mendatangkan banyak pangeran yang berebut untuk meminangnya. Tetapi Putri Mira malah menolak semua lamaran itu. dan Sultan Mahmud yang sangat menyayangi putrinya itu tidak berani memaksakan kehendaknya untuk menikahkan Putrinya dengan salah satu pangeran itu.     

Putri Mira mengatakan bahwa Ia tidak akan menikah kalau tidak dengan pangeran Azura yang Mulia Pangeran Nizam. Ia jatuh cinta ketika Pangeran Nizam yang waktu itu berusia dua puluh tahun menghadiri lomba ketangkasan yang diselenggarakan di kerajaan Zamron.     

Putri Mira sangat mengagumi kedua kakaknya itu dan selalu menganggap kakak - kakaknya itu adalah orang terhebat. Terutama Pangeran Barry yang selalu menjadi patokan kecerdasan dan ketangkasan setiap pemuda di kerajaannya. Waktu itu Putri Mira baru berusia sebelas tahun. Dan ikut menyaksikan lomba kecerdasan itu.     

Putri Mira kaget ketika Pangeran dari Azura itu mengalahkan Pangeran Barry dengan mudah. Sejak itu Ia mulai mengagumi dan mengikuti berita tentang Nizam. Sayangnya berita tentang Nizam hampir tidak ada karena Pangeran itu ternyata tinggal di Amerika dan hanya pulang sesekali saja jika ada hal yang harus dihadiri.      

Tetapi tidak adanya berita tentang Nizam malah membuat Ia semakin penasaran dan memupuk rasa cintanya hingga Ia menolak semua lamaran yang datang untuknya. Hingga kemudian Ratu Sabrina datang melamarnya. Pangeran Barry menolaknya mati - matian tapi Putri Mira malah semakin merasa tertantang untuk menikahi Nizam dan akhirnya jadilah Ia diboyong ratu Sabrina ke kerajaan Azura.     

Ketika Ia melihat Nizam untuk pertama kalinya adalah ketika Nizam membawa Putri Alena dan merayakan pernikahannya di Azura. Ia tampil menari bersama putri Alycia dan yang lainnya. Melihat Nizam dalam pakaian pengantin malah membuat Ia semakin jatuh hati. Dan perasaan cinta itu tidak pernah bergeser walaupun Ia kemudian mendengar berita kalau Nizam akan mengembalikannya ke kerajaan Zamron sebagai hukuman atas kesalahan Pangeran Barry yang mencoba memfitnah Putri Alena berselingkuh dengan Jonathan.     

Putri Mira sangat terkejut mendengar berita itu. Disaat cintanya sedang mekar terhadap Nizam bagaimana bisa Nizam hendak mencerabut cintanya hingga ke dalam akar. Sehingga satu - satunya jalan agar Ia bisa tinggal di Azura dan membuat Nizam membatalkan keputusannya adalah dengan berpura - pura gila.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.