CINTA SEORANG PANGERAN

Kalah Strategi



Kalah Strategi

0Nizam duduk sambil menatap ke arah Putri Mira, tidak sedikitpun Ia mengalihkan pandangan matanya dan melihat sikap Putri Mira yang tampak sangat anggun. Nizam lalu tersenyum dan berkata,     
0

"Agaknya Tuan Putri sudah terlihat sehat" Kata Nizam sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi. Otaknya yang cerdas itu langsung berpikir tentang sesuatu yang salah pada dugaan semula. Ia dan Cynthia tadinya mengira kalau Putri Mira kalaupun tidak gila, Ia akan tetap berpura - pura gila dihadapan Nizam dan Cynthia. Lalu Putri Mira akan sembuh kalau dinikahi oleh Nizam.     

Tapi nyatanya skenario yang Ia rancang dengan Cynthia mendadak hilang dari otak mereka. Ini benar - benar diluar dugaan mereka. Mereka tadinya ingin memancing kebohongan Putri Mira lalu menjebaknya hingga Ia dan Cynthia memiliki alasan untuk menendangnya keluar dari Harem tanpa harus Nizam kehilangan muka.     

Tapi bagaimana bisa Putri Mira malah bersikap seakan tidak terjadi sesuatu dan bertingkah sewajarnya. Putri Mira menunjukkan bahwa Ia memang tidak gila.     

"Kau bisa mengatakan apa maksud dibalik semua ini? Aku pikir kau sedikit menderita gangguan mental seperti yang dikatakan oleh semua orang - orang di dalam harem?" Kata Nizam dengan alis terangkat.     

Putri Mira mengangkat wajahnya yang cantik dan lalu menatap Nizam dengan penuh perhatian. Ia tampak sangat ingin menikmati wajah tampan yang Ia rindukan siang dan malam. Putri Mira kemudian tersenyum dengan manis hingga tampak gigirnya yang putih bersinar bagaikan mutiara.     

"Menurut Yang Mulia, hamba bagaimana? Apakah hamba terlihat gila?" Kata Putri Mira sambil mengerling.     

Nizam menyipitkan matanya agar Ia bisa melihat putri cantik itu sejelas - jelasnya kemudian menggelengkan kepalanya,     

"Kau layak mendapatkan piala Oscar atas keberhasilanmu dalam menipu kami semua" Kata Nizam sambil bertepuk tangan. Tapi Putri Mira menggelengkan kepalanya.     

"Tidak Yang Mulia. Hamba tidak dapat menipu semua orang" Kata Putri Mira sambil kembali tersenyum membuat Nizam mengerutkan keningnya.     

"Apa maksudmu Kau tidak dapat menipu semua orang? Sudah jelas - jelas selama ini semua orang sudah tertipu olehmu" Kata Nizam dengan tidak sabar.     

"Hamba tidak dapat menipu Yang Mulia Pangeran Nizam dan Putri Cynthia" Kata Putri Mira dengan suara lirih.     

Nizam dan Cynthia saling pandang dan Nizam baru sadar kalau Cynthia dari tadi berdiri dan belum Ia persilahkan duduk.      

"Maafkan Aku Cynthia, Aku pula menyuruhmu duduk, duduklah !" Kata Nizam kepada Cynthia. Cynthia menganggukan kepalanya dan mengucapkan terima kasih sambil duduk. Cynthia adalah teman dari Nizam tetapi saat ini Ia memposisikan sebagai orang yang memiliki kedudukan di bawah Nizam sehingga Ia tidak berani duduk kalau tidak diminta.     

Putri Mira kemudian mengerling juga ke arah Cynthia dan menganggukan kepalanya. Cynthia membalas anggukan Putri Mira dengan perasaan yang sama penasarannya dengan Nizam. Ia luar biasa kaget ketika Putri Mira malah dengan sengaja mengungkapkan kalau dia selama ini benar - benar tidak gila. Membuat semua rencana yang Ia susun bersama Nizam buyar semua.     

"Darimana kau tahu kalau kami mencurigaimu?" Kata Nizam akhirnya kepada Putri Mira. Sebenarnya Ia dan Cynthia hanya mencurigai dan belum membenarkan kecurigaan mereka karena harus bertemu langsung dengan Putri Mira baru akan tahu apakah Putri Mira berbohong atau tidak. Tapi nyatanya sekarang Putri Mira malah benar - benar mengatakan kalau Ia sama sekali tidak gila.     

"Jika Yang Mulia mempercayai hamba benar - benar gila tentu Yang Mulia tidak akan kemari bersama Putri Cynthia. Yang Mulia akan datang kemari bersama Ratu Sabrina untuk menentukan langsung kapan pernikahan sah kita. Tapi nyatanya Yang Mulia datang bersama Putri Cynthia untuk mengetahui apakah hamba berbohong atau tidak" Kata Putri Mira membuat Nizam dan Cynthia melebarkan matanya.     

Kecerdasan Putri Mira ternyata bukanlah isapan jempol, kecedasan ini memang gen turunan dari Sultan Mahmud. Ia sama pintarnya dengan kedua kakaknya. Belum apa - apa Nizam dan Cynthia sudah kalah strategi.     

"Lalu mengapa kau tidak melanjutkan sandiwaramu itu? Mengapa Kau harus langsung memberitahu kami kalau Kau hanya berpura - pura" Kata Nizam kepada Putri Mira. Putri Mira lagi - lagi tersenyum manis.     

"Untuk apa hamba membohongi orang yang sudah mencurigai kebohongan hamba ? Karena hal itu malah akan membuat hamba tidak waspada sehingga Yang Mulia dan Putri Cynthia dapat menjebak hamba dengan lebih mudah. Benarkah begitu?" Kata Putri Mira. Nizam menggelengkan kepalanya dengan takjub.     

"Kau luar biasa menganggumkan" Kata Nizam sambil tersenyum.     

"Yang Mulia Putri Mira. Kalau boleh hamba ingin tahu. Apakah yang akan Yang Mulia lakukan sekarang. Anda sudah ketahuan berbohong kepada kami semua. berarti seharusnya Anda harus rela meninggalkan Kerajaan Azura dan kembali ke kerajaan Zamron. Membohongi Yang Mulia Pangeran Nizam, Baginda Raja Al-walid, Ratu Sabrina dan seluruh kerajaan adalah dosa besar dan Anda sebenarnya layak mati" Kata Cynthia dengan tegas.     

Nizam melirik ke arah Cynthia dengan hati - hati. Kata - kata Cynthia begitu tegas dan menakutkan. tapi Putri Mira malah menggelengkan kepalanya,     

"Saat ini Yang Mulia tidak bisa membunuh hamba, karena posisi hamba sebagai adik dari Pangeran Abbash. Berada di dalam harem bukan berarti hamba tidak mengetahui perkembangan luar. Hamba tahu kalau antara Yang Mulia dan Pangeran Abbash sudah terjalin pertemanan. Jadi jika Yang Mulia membunuhku maka bukan hanya akan menyulut peperangan diantara dua kerajaan tetapi juga akan membuat Pangeran Abbash menyerang kerajaan Azura." Kata Putri Mira.     

"Jangan kau pikir Yang Mulia Nizam takut kepadamu" Kata Cynthia dengan kesal tapi Ia ditarik oleh Nizam dan berkata, "Tahan emosimu Cynthia ! " Kata Nizam sambil memegang bahu Cynthia dan menyuruhnya tenang.     

"Bagaimana mungkin Aku tenang, kalau ternyata wajah yang secantik dewi ini memiliki hati yang busuk" kata Cynthia dengan berapi - api.     

"Aku berhati busuk? Bagaimana bisa kau mengatakan itu kepadaku. Aku berada diistana ini sudah lebih dari dua tahun dan bahkan akan tiga tahun. Aku datang ke kerajaan ini dengan upacara kebesaran. Aku datang dengan terhormat bukan sebagai tawanan perang. Tetapi mengapa Yang Mulia Nizam tidak pernah memandang sebelah mata kepada hamba.     

"Yang Mulia tidak menikahi hamba dengan sah dan hamba hanya menunggu di dalam harem. Menunggu Yang Mulia datang dan memperlakukan hamba sebagaimana mestinya. hamba begitu tertekan dan penuh harap Yang Mulia akan datang suatu hari nanti. Menikahi hamba dengan sah dan kemudian akan menyembuh hamba.      

Tetapi malangnya nasib hamba adalah hamba ternyata tidak pernah diperhatikan sedikitpun. dan malah akan mengembalikan hamba ke kerajaan Zamron tanpa sedikitpun berpikir kalau kehormatan hamba sedang dipertaruhkan saat ini." Putri Mira berkata - kata sambil berurai air mata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.