CINTA SEORANG PANGERAN

Cukup Alena Yang Menjadi Istriku



Cukup Alena Yang Menjadi Istriku

0Mendengar harapan dari istrinya, Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya dengan lemah, "Sayangnya harapanmu tidak akan terkabulkan" Kata Pangeran Thalal. Mata Cynthia seketika melotot,     
0

"Tapi mengapa ? Bukankan Pangeran Abbash sangat mencintai Alena" Kata Cynthia.     

"Secinta - cintanya laki - laki pada wanita tentu Ia tidak akan sampai mengorbankan nyawa adiknya sendiri."      

Cynthia menatap mata suaminya dengan pandangan sedih.     

"Aku memiliki adik perempuan. Dan aku menyayangi mereka, kalau disuruh memilih antara kau dan nyawa adikku. Maka rasanya Aku lebih baik mengorbankan nyawaku sendiri. jadi Aku yakin kalau Pangeran Abbash tidak akan dapat memaksa adiknya sendiri kalau adiknya mengancam dengan nyawanya sendiri.     

Ini berbeda dengan Pangeran Barry. Pangeran Abbash bisa saja bersitegang dengan kakak laki - laki tetapi kalau dengan adik perempuan.. sepertinya tidak" Kata Pangeran Thalal. Cynthia terdiam dan tertunduk lemah.     

"Tapi percayalah Cynthia, Pangeran Abbash sendiri tidak akan diam. Dia akan berusaha mencari cara untuk meluluhkan adiknya tapi tidak dengan paksaan. Aku yakin Pangeran Abbash ini sangat mencintai adiknya dan Ia tidak akan pernah membiarkan adiknya menua sia - sia di dalam harem. Ia akan berusaha mengeluarkan adiknya dari harem.     

Bukankah selama ini pemicu pertengkaran antara Pangeran Barry dan Kakak Nizam adalah karena perkara Putri Mira. pangeran Barry berusaha menarik adiknya dari harem dan Pangeran Abbash membantunya. Mereka ingin mengeluarkan Putri Mira dan Harem tetapi mereka malah terpikat oleh Kakak Putri Alena." Pangeran Thalal menenangkan hati Cynthia     

"Jadi percayalah sayang, Pangeran Abbash sekarang pasti sedang mencari cara agar adiknya bisa keluar dari dalam harem" Kata Pangeran Thalal lagi.     

"Apa Aku harus memberitahukan Nizam tentang semua ini?" Kata Cynthia. Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya,     

"Tidak! Jangan ! Kakak Nizam tidak terlalu dekat dengan Pangeran Abbash. Perasaan cemburu kakakku ini tidak akan pernah hilang kepada Pangeran Abbash. Ini seperti perasaan cemburu kakak kepada Edward. Untuk saat ini Kakakku masih menganggap Pangeran Abbash adalah saingannya yang bisa mengambl Kakak Putri Alena dari sisinya kapanpun kesempatan itu ada.     

Jadi sampai kapanpun Kakakku tidak akan pernah meminta bantuan kepada Pangeran Abbash kecuali kalau Pangeran Abbash yang memberikan bantuan nya sendiri." Kata Pangeran Thalal. Cynthia menganggukan kepalanya tanda mengerti.     

Laki - laki memiliki harga diri tersendiri apalagi terhadap orang yang dia anggap sebagai saingannya. Jadi memang sebaiknya Cynthia diam dan berdoa semoga semua berjalan baik - baik saja.     

Putri Mira duduk menyender ke sandaran tempat tidur. Tatapan matanya kosong dan ketika Nizam mencoba duduk di sisi tempat tidurnya. Putri Mira memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia tidak ingin menatap Nizam yang seakan sedang menelanjanginya.     

Nizam mengambil tangan Putri Mira yang tidak terluka lalu mengenggamnya dengan lembut. "Bolehkan Aku tahu ? Mengapa kau begitu kejam sampai mempertaruhkan nyawamu sendiri untuk sesuatu yang jelas - jelas tidak mungkin kau raih" Kata Nizam sambil mengelus lengan itu.     

Putri Mira menarik tangannya dari genggaman tangan Nizam dan berkata dingin, "Yang Mulia jangan bertindak lembut terhadap hamba. Hamba tidak akan pernah luluh terhadap semua sikap manis Yang Mulia. Yang Mulia dari awal sudah tidak mempercayai hamba jadi untuk apa bermanis - manis" Kata Putri Mira dengan ketus. Nizam menarik tangannya sendiri.     

Nizam menjadi mati kutu dengan sikap Putri Mira. Dari semua putri yang ada di harem hampir semuanya bermanis - manis kepadanya. Mereka mencari muka dan berusaha meraih hatinya tetapi baru kali ini ada Putri yang begitu ketus kepadanya.     

"Mmm.. baiklah. Jadi apa maumu?" Kata Nizam akhirnya berkata dengan nada formal.     

'Yang Mulia pasti tahu apa yang Hamba inginkan. Bukankah Yang Mulia orang yang paling cerdas di kerajaan ini?" Kata Putri Mira dengan nada menyindir. Nizam mengangkat bahunya.     

"Tadinya Aku pikir begitu tetapi ternyata tidak. Ada orang yang lebih cerdas di Kerajaan Azura, sampai berhasil menipu orang - orang betahun - tahun. Dan menjebak orang yang cerdasnya sekelas Putri Cynthia. Sungguh Aku sangat salut dan kagum kepadamu" Kata Nizam dengan pandangan tajam. Ia tidak ingin bermanis - manis lagi kepada Putri Mira.      

Putri Mira bukan putri sekelas Putri Rheina bahkan sekelas dengan Putri Kumari. Putri Mira seperti lautan tenang yang dalamnya tidak ada orang yang tahu dan bisa menenggelamkan orang kapanpun juga dengan kedalaman dan keganasan ombak yang Ia miliki.     

Putri Mira langsung berbalik dan Ia balas menatap Nizam dengan pandangan tidak kalah tajam.     

"Yang Mulia tidak usah bertanya apa yang sebenarnya Yang Mulia sudah ketahui. Hamba adalah putri yang memiliki harga diri tinggi. Hamba datang dengan satu harapan akan membantu Yang Mulia menjalankan pemerintahan Kerajaan Azura. Hubungan kita akan mempererat tali persaudaraan di antara kerajaan Azura dan Zamron. " Kata Putri Mira.     

"Hmmmm.." Nizam malah duduk dengan santai mendengarkan semua perkataan dari Putri Cantik yang ada dihadapannya ini.     

"Hati hamba sangat terluka mengetahui Yang Mulia hanya mementingkan perasaan sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain. Apa di dunia ini ada yang lebih egois dari Yang Mulia. Demi cinta pribadi Yang Mulia sampai mengorbankan banyak perasaan wanita. " Kata Putri Mira sambil menahan tangisnya. Hatinya begitu sakit menyadari bahwa apa yang dia inginkan selama ini agaknya tidak akan pernah dapat Ia raih. Ia hanya akan berhalusinasi demi harga dirinya.     

"Apa di dunia ini, hanya Yang Mulia yang memiliki perasaan ? Sementara Kami tidak? Apalagi kami adalah wanita yang memiliki perasaan lebih halus dari kaum pria. Teganya yang mulia menghancurkan hati kami. Kami tidak ubahnya seperti mayat hidup yang bisa bergerak tetapi tidak memiliki perasaan" Putri Mira menahan amarah yang berkobar di dalam dada. Nizam mengangkat tangannya dan memberikan isyarat kepada para pelayan yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka. Nizam meminta segelas air minum.     

"Tidak usah ! Hamba tidak ingin minum" Kata Putri Mira. Nizam mengangkat alisnya dan tetap mengambil gelas tinggi yang disodorkan oleh pelayan. Ia kemudian menyodorkan kembali kepada Putri Mira dan berkata,     

"Minumlah ! Sesungguhnya dalam segelas air ada berkah yang akan mendinginkan emosi seseorang. Ucapkan Bismilahirrahmanirrahim sebelum minum" kata Nizam dengan lembut tapi Putri Mira malah mendelik.     

"Hamba sudah bilang, jangan bersikap manis kepada hamba" Kata Putri Mira. Nizam memperlihatkan muka tampannya dengan lucu lalu berkata,     

"Aku berbuat tidak perduli, kau katakan Aku salah dan kejam. Aku bersikap peduli dan manis kau katakan tidak usah bermanis - manis. Lalu Aku harus apa? Begini salah, begitu salah" Kata Nizam sambil cemberut. Putri Mira mencibir,     

"Tidak lucu ! " Katanya tetap ketus.     

"Siapa yang mengatakan Aku lucu. Ayolah Putri Mira, jangan mempersulit diri sendiri. Kau tahu kalau Aku sudah berada diposisi yang serba salah. Aku tidak dapat melarikan diri darimu. Aku tahu kau akan menggunakan kesalahan yang sudah banyak kulakukan kepadamu untuk menenkanku. Jadi kalau kau ingin Aku menikahimu maka akan kulakukan.      

Tetapi Kau harus ingat, Aku tidak bisa menyentuh wanita lain selain dari Alena. Seperti kaya Cynthia. Bukan hanya kau yang menjadi korban dalam kasus ini. Aku sendiri juga menjadi korban. Aku sama tertekannya dengan dirimu."      

"Oh.. hebat sekali Yang Mulia. Anda adalah seorang pria. Yang Mulia sebenarnya memiliki wewenang untuk memiliki semua wanita yang ada didalam harem. Mengapa Yang Mulai begitu pongah menolak Kami.     

Kami tidak berharap banyak. Cinta untuk Putri Alena, sudah kami maklumi dan kami tidak mempermasalahkan itu. Tetapi tubuh kami sudah tergadai di dalam harem yang Mulia. Apa yang Mulia tidak bisa mengorbankan sedikit saja perasaan Yang Mulia untuk menyentuh Kami?" Kata Putri Mira.     

Nizam mengerucutkan bibirnya, "Aku adalah Pangeran Azura dan Aku tidak akan mengingkari apapun yang Kau katakan. Dari awal Aku sudah berniat hanya akan menikahi satu wanita tapi Ibunda Ratu menjebakku agar Aku memiliki harem. Ibunda Ratu mengizinkan Aku dapat menikahi Alena apabila Aku bersedia menikah dengan wanita mana saja yang Ibunda kehendaki.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.