CINTA SEORANG PANGERAN

Orang Dibalik Kesembuhan Putri Rheina



Orang Dibalik Kesembuhan Putri Rheina

0Kesalahanku adalah waktu itu Aku menyetujuinya dan Aku tidak berpikir panjang kalau Aku akan menyakiti banyak wanita di dalam harem. Untuk itu sebenarnya Aku membebaskan para wanita itu untuk pergi dari dalam haremku. Cukup Alena saja yang akan menjadi istriku di dunia dan di akhirat. Jadi ini bukan masalah berkorban perasaan atau bukan. Ini adalah masalah hati seorang pria " Kata Nizam sambil kemudian Ia meminum air dalam gelas yang sebenarnya Ia berikan untuk Putri Mira.     
0

"Kau pikir apa hanya para wanita saja yang memiliki hati, kami para pria juga memiliki hati dan cinta. Orang bilang hati para pria sekuat batu karang. Aku pikir tidak semuanya. Aku mencintai Alena dan ingin hidup hanya dengannya. Apa Aku salah?" Kata Nizam lagi.     

"Jelas Yang Mulia salah ! Yang mulia adalah Pangeran Azura, yang Mulia ditakdirkan untuk memiliki harem maka perhatikanlah harem yang Mulia" Kata Putri Mira.     

"Sesungguhnya yang bersikap tidak adil disini adalah Kalian para wanita." Kata Nizam kepada Putri Mira.     

"Apa maksud Yang Mulia? Jelas - jelas Kami yang diperlakukan tidak adil" Putri Mira menjawab dengan kesal.     

"Kalian yang tidak adil terhadap diriku. Kalian hanya sakit oleh Aku seorang tapi Aku. Aku disakiti oleh semua wanita yang ada didalam harem. Aku terluka oleh tingkah kalian yang saling berebut untuk menjadi pendampingku.      

Ini semua karena Aku adalah Pangeran Putra Mahkota Kerajaan Azura. Andaikan Aku rakyat jelata apakah kalian mau berebut menjadi pendampingku. Kalian berada di dalam haremku karena kalian tahu bahwa Aku adalah putra mahkota. Tapi Alena mencintaiku tanpa mengetahui siapa diriku.     

Dia hanya tahu Aku adalah mahasiswa biasa. Bahkan Ia menolak cinta banyak lelaki yang jelas - jelas memiliki kualitas yang sangat baik dbandingkan Aku yang hanya mahasiswa biasa. Cintanya adalah murni. Ia mencintaiku apa adanya. Bahkan Aku menolaknya berulang kali tapi dia tetap kukuh pada pendiriannya.     

Alena bahkan rela menjadi istri kedua tanpa tahu kalau Aku seorang pangeran. Ia mencintaiku apa adanya. Jadi sekarang apakah Aku tidak layak mempertahankan dia disisiku dan mengorbankan semua wanita yang ada didalam haremku yang hanya menginginkan kedudukan dan harta" Kata Nizam. Tetapi kata - kata Nizam malah seperti menyulut api di dalam hati Putri Mira.     

"Tidak usah berbicara apapun dihadapan Hamba, yang Mulia. Karena bagi hamba hanya satu. Yang Mulia harus menikahi hamba. Karena hamba tidak akan pernah keluar dari dalam harem yang Mulia kecuali mayat hamba" Kata Putri Mira kepada Nizam.     

"Kau hanya akan menyengsarakan dirimu" Kata Nizam perlahan     

"Hamba tidak perduli. Lebih baik sengsara daripada menanggung malu" Jawab Putri Mira.     

"Kau hanya akan menyia - nyiakan hidupmu "     

"Hamba tidak takut. Lebih baik hidup tersia - sia dengan harga diri yang tegak menjulang. Karena Hamba tidak ingin hidup hanya akan mendapatkan hinaan dan cibiran"     

"Hinaan dan cibiran itu hanyalah bayanganmu saja. Aku yakin semua orang akan memahami permasalahan dalam haremku" Kata Nizam.     

"Tidak !! Tidak!! Kau jangan mempermainkan perasaanku. Aku hanya ingin menjadi istrimu walaupun hanya untuk satu hari. Setelah kau menikahiku maka kau boleh membunuhku" Kata Putri Mira. Nizam menggelengkan kepalanya. Putri dihadapannya sangat keras kepala. Bahkan pangeran Abbash pun tidak sekeras dia.     

"Kau tahu ? Kalau kakakmu Pangeran Abbash mencintai istriku. Dan Ia berkali - kali hendak mengorbankan nyawanya untuk mendapatkan Alena. Ia berusaha terus sampai kemudian Ia sadar kalau Alena sampai kapanpun tidak akan pernah bisa Ia miliki. Ia kemudian mengalihkan cintanya kepada Lila.      

Sekarang kau pasti tahu kalau Kakakmu baik - baik saja. dan Ia hidup bahagia bersama Lila" kata Nizam. Tapi Putri Mira malah tertawa terbahak - bahak.      

"Kau tidak tahu siapa kakakku yang sebenarnya.. " kata Putri Mira membuat Nizam mengepalkan tangannya.     

"Kakak Abbash, bisa saja tidur dengan siapapun termasuk dengan Kakak Lila istrinya tetapi Ia tidak akan pernah memberikan hatinya untuk wanita itu. Aku yakin.. orang yang ada dibalik kesembuhan putri Rheina adalah kakakku. Kau tanyakan kepada istrimu.     

Kau berusaha mempertahankan cintamu mati - matian tetapi tidak tahu istrimu dibelakang berbuat apa." Kata Putri Mira dengan sinis. Nizam membelalakan matanya. Ia sama sekali tidak menyadari kalau apa yang dikatakan oleh Putri Mira adalah benar adanya.     

Nizam dan para dokter berusaha menyadarkan Putri Rheina tetapi tidak berhasil. Lalu mengapa ketika Alena datang tiba - tiba Ia bisa menyadarkan Putri Rheina dengan cepat. Rasa cemburu membakar Nizam dengan cepat bagaikan api menyambar tumpukan kayu bakar.     

Ia mengira kalau Pangeran Abbash mendatangi Alena di dalam harem. Wajah Nizam berubah gelap ketika Ia membayangkan Pangeran Abbash menyusup ke dalam harem dan memperhatikan Alena melalui tubuh pelayan. Jangan - jangan Ia melihat Alena dalam keadaan tidak sepantasnya ketika Ia sedang berada di dalam kamar Putri Rheina.     

Darah Nizam seketika mendidih, Ia langsung berdiri dan tanpa mengucapkan sepatah katapun Ia berjalan keluar. Ia bahkan tidak sadar kalau Nizam masih memegang gelas. dan ketika sampai di depan pintu keluar Nizam baru sadar ada gelas ditanganya dan dengan gerakan penuh amarah Ia membanting gelas itu hingga hancur bercerai berai.     

Nizam berjalan menuju istananya dengan amarah meluap - luap. Ia begitu bodoh tidak berpikir ke arah sana. Ia tidak menyadari bahwa Alena tidak mungkin tiba - tiba mendapatkan cara untuk membangunkan Putri Rheina kalau tidak ada yang membantu. Kemungkinan Pangeran Abbash mendatangi Putri Rheina dan masuk kedalam tubuhnya untuk mengetahui apa yang terjadi pada Putri Rheina yang sedang koma.     

Kemudian Pangeran Abbash mendatangi Alena untuk memberitahkukan kondisi Putri Rheina yang sebenarnya. Ini sangat masuk di akal. Ia seharusnya tahu kalau sama seperti Edward, pangeran Abbash sampai kapanpun tidak akan pernah bisa melupakan Alena.     

Apalagi diam - diam Nizam juga tahu kalau mata Alena selalu berbinar kalau menyebut nama Pangeran Abbash. Pangeran Abbash terlalu tampan untuk diabaikan oleh semua wanita termasuk istrinya. Gaya Pangeran Abbash juga sangat cool dan acuh tak acuh. Ia juga memiliki banyak pengalaman dengan wanita. Dari segi apapun Nizam kalah telak dengan Pangeran Abbash. Nizam tidak memiliki pengalaman banyak dengan wanita seperti halnya Pangeran Abbash.     

Nizam juga merasa tidak seromantis pangeran Abbash yang pandai menaklukan hati wanita. Nizam juga tidak setampan Pangeran Abbash. Alena kelihatannya benar - benar tidak dilepaskan oleh Pangeran Abbash.     

Alena bukan tipe wanita penggemar harta tetapi Ia mudah terbawa perasaan oleh sikap para pria yang berjuang untuk mendapatkan perhatiannya. Jangankan Pangeran Abbash yang sudah akrab bukankah dulu Alena sempat bersimpati kepada Andre yang mati dipangkuannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.