CINTA SEORANG PANGERAN

Mempelajari Analisa Nizam



Mempelajari Analisa Nizam

0"Yang Mulia, Putri Mira selama ini ada di ruangannya dan tidak pernah kemana - mana. Hamba bingung kalau dia bisa memiliki kekuatan yang begitu besar sehingga bisa melibatkan Yang Mulia Cynthia ke dalam kasus Putri Kumari?" Kata Nayla masih kebingungan.     
0

Nizam menghela nafas. Sama seperti Nayla, Ia sendiri sulit mempercayai kalau Putri Mira sampai bisa menjerat Cynthia ke dalam kasus Putri Kumari dan dirinya. Bukankah tadinya Cynthia yang akan menjerat Putri Mira, mengapa menjadi terbalik seperti ini.     

"Putri Mira sudah membodohi istana Azura selama dua tahun lebih bahkan hampir tiga tahun. Dia berhasil membuat tim medis mempercayai kegilaannya bahkan SPI sendiri dibuat tidak berdaya. Ia memiliki akses yang diluar dugaan walaupun Ia terkurung di dalam kamarnya.     

Aku baru menyadari ketika Ia malah dengan sengaja memperlihatkan kepadaku dan Cynthia, dia tidak gila. Dia tidak takut kepadaku bahkan dia menuding akulah yang bersalah atas semua penderitaannya.      

Putri Mira tidak seperti putri yang lain yang berlomba - lomba mencari muka dihadapanku. Ia malah berani mencaci maki diriku dengan kata - kata yang pedas dan membuat Cynthia terpancing emosinya. Jadilah Ia balik menyalahkan Putri Mira dengan kata - kata yang sama pedasnya.     

Aku tidak menyangka kalau Ia kemudian tega menggunakan nyawanya sendiri untuk membalikkan semua keadaan. Ia balik menekan Aku dan Cynthia hingga Aku tidak memiliki cara lain selain menikahinya dan mengikuti permainnannya sampai Aku menemukan cara untuk melepaskan jeratannya." Kata Nizam sambil menarik nafas.     

"Sukar dipercayai Putri yang kelihatan lemah itu bisa memiliki kekuatan untuk mengalahkan Yang Mulia dan Putri Cynthia" Kata Nayla sambil menggelengkan kepalanya tapi kemudian Ia terdiam ketika melihat Nizam melotot kepadanya. Ia menutup mulutnya sambil menyadari kalau Ia salah berbicara di hadapan pangerannya itu.     

"Sudah puas kau? Puas ? Mengatakan kalau Aku dan Cynthia begitu bodoh sampai bisa terperdaya oleh wanita lemah?" Kata Nizam dengan buas seakan ingin menelan asistennya itu. Nayla jadi pucat dan berkata menjawab Nizam,     

"Bu..bukan sepert itu Yang Mulia. Maafkan Hamba telah salah bicara.. Tapi jangan khawatir Yang Mulia. Hamba akan mencoba menjalankan misi dari Yang Mulia untuk menjadi sekutunya dan segera mengetahui apa yang sebenarnya terjadi" Kata Nayla seakan merayu Nizam agar tidak jadi marah.     

"Memang, inilah saatnya Kau menunjukkan bahwa kau memang layak menjadi asistenku. Aku tidak mengerti mengapa Adikku merekomendasikanmu untuk menjadi asisten kalau kau tidak memiliki kapasitas untuk itu" Kata Nizam sambil cemberut.     

Nayla tersenyum, "Hamba memang tidak sepintar Nyonya Jonathan tetapi Hamba tetap akan berusaha untuk melakukan misi Yang Mulia sebaik - baiknya" Kata Nayla optimis. Tetapi kemudian Nayla tampak mengerutkan keningnya sebelum Ia berkata lagi,     

"Tetapi Yang Mulia, Hamba masih penasaran. Sebenarnya siapa yang membantu Putri Mira di dalam harem karena Ia terlihat lemah dan tidak memiliki sekutu ?" Kata Nayla mengungkapkan keheranannya.     

"Aku tahu dan menyadari hal itu.. Tapi yang pasti bukan Pangeran Abbash" Kata Nizam sambil menghela nafasnya.     

"Tetapi mengapa seperti itu? Mengapa tidak mungkin Pangeran Abbash? Bukankah dia bisa masuk ke dalam istana melalui siapa saja. Dia itu sangat cerdas dan licik" Kata Nayla yang sudah tahu siapa Pangeran Abbash dan sepak terjangnya ketika Ia masih menjadi kaki tangan Pangeran Barry.     

Tidak ada nyawa yang lolos dari tangannya ketika Ia sudah mengincarnya. Semua permasalahan kakaknya dengan para musuh - musuhnya tuntas ditangan Pangeran Abbash. Dia licik, licin seperti belut dan kejam kepada musuh - musuh kakaknya. Ia juga sangat pintar dan berbakat.     

Ia adalah satu - satunya Pangeran yang tidak pernah mengikuti uji ketangkasan para pangeran hanya karena menganggap mereka adalah sekumpulan orang - orang bodoh yang memperlihatkan ilmu keterampilan yang menurutnya masih sangat dangkal.     

Menurut Nayla, yang bisa membantu Putri Mira pastilah Pangeran Abbash. Ia memiliki kapasitas untuk bisa membantu adiknya menjalankan semua kejahatannya di dalam harem.     

"Tidak mungkin Pangeran Abbash. Ia sangat mencintai Alena. Ia tidak akan membantu adiknya berbuat kejahatan walaupun Ia sangat menyayangi adiknya" Kata Nizam kepada Nayla.     

"Ah kalau begitu mari kita meminta bantuan Pangeran Abbash untuk membantu Yang Mulia. Karena cintanya kepada Tuan Putri pasti dia bersedia melakukan apa saja"     

Duh Nizam jadi geregetan mendengar perkataan Nayla yang polos. Asistennya ini benar - benar berpikiran dangkal.     

"Tidak mungkin Aku meminta bantuan kepada pangeran Keparat itu. Ini tentang harga diriku sebagai laki - laki. Mau ditaruh dimana mukaku kalau sampai harus meminta bantuan kepada rivalnya sendiri.     

Lagipula yang akan dia hadapi adalah adiknya sendiri. Adik kesayangannya. Walaupun Ia sangat mencintai Alena tapi tidak mungkin Ia juga akan mencelakai adiknya sendiri jadi kemungkinan Ia akan bersikap netral. Mungkin Ia akan menasehati adiknya tetapi itu hanya sekedar nasihat dan kalau Putri Mira tidak megikutinya maka sepenuhnya Ia akan menyerakhkan kepada kita" Kata Nizam kepada Nayla. Nayla menangguk - nganggukan kepalanya tanda mengerti.     

"Eum.. Yang Mulia hamba sudah memahami apa yang dikatakan Yang Mulia tapi untuk kalimat terakhir. Apa maksudnya kalau Pangeran Abbash akan menyerahkan kepada kita untuk menangani adiknya sendiri? Kalau Ia memang benar - benar sangat menyayangi adiknya maka Ia pasti akan membantu adiknya ketika Putri Mira ketahuan bersalah dan akan menerima hukuman dari kita " Kata Nayla bertanya lagi kepada Nizam. Nayla berpikir kalau Ia harus banyak mendapat informasi dari Nizam agar Ia bisa mendekati Putri Mira dan menjebaknya seperti yang Nizam inginkan.     

"Tidak Nayla, Aku sudah bilang kalau Ia akan menjadi orang yang netral. Ia tidak akan membantu adiknya bukan hanya tidak akan membantunya untuk melakukan kejahatan tetapi juga Ia tidak akan membantunya jika Putri Mira terbongkar semua kejahatannya. Ia akan menyerahkan semuanya kepada kita" Kata Nizam.     

"Yang Mulia, Anda sungguh menganggumkan. Analisa Yang Mulia luar biasa jelas dan dapat hamba pelajari. Yang Mulia tidak usah khawatir, hamba memang tidak memiliki keyakinan kepada diri sendiri tetapi hamba memiliki keyakinan bahwa keberanaran pasti akan menang dan siapapun yang berbuat kejahatan pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal" Kata Nayla sambil membungkukkan badannya memberikan hormat kepada Nizam.      

Tapi ketika Nayla akan pergi, Nizam jadi penasaran dengan langkah awal yang akan dilakukan oleh Nayla untuk bisa masuk ke dalam ruangan Putri Mira. Ruangan Putri Mira sangat terjaga dan dipenuhi oleh orang - orang yang setia kepada Putri Mira. Ada beberapa yang memang berasal dari kerajaan Zamron dan hanya bebrapa orang yang berasal dari kerajaan Azura. Mereka semua tampak ekslusif dan tidak tersentuh siapapun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.