CINTA SEORANG PANGERAN

Putri Elisa Menghadap Kepada Nizam



Putri Elisa Menghadap Kepada Nizam

0"Hamba akan membawa banyak hadiah pra pernikahan untuk Putri Mira dan akan mengatakan kalau ini sesuai prosedur tentang pernikahan di Azura kalau pengantin wanita akan mendapatkan banyak hadiah dari calon suaminya. Apalagi dia akan menjadi istri sah dari Yang Mulia pangeran Putra Mahkota"     
0

"Apa dia tidak akan curiga" Nizam masih memastikan dirinya kalau Nayla mampu.     

"Hamba tidak perduli dengan kecurigaan dia. Karena Hamba yakin dia tidak akan langsung mempercayai hamba. Tapi seiring berjalannya waktu maka hamba akan berusaha mencari tahu. Siapa sekutunya di dalam harem sehingga dia bisa meracuni Putri Kumari" Kata Nayla dengan mata berapi - api.     

"Ok..fine. Aku harap kau berhati - hati. Karena kalau kau salah melangkah maka kejadiannya bisa saja terbalik. Kau yang akan terjebak olehnya dan bukan sebaliknya. Jika itu terjadi maka nyawamu akan menjadi taruhannya" kata Nizam mengingingatkan Nayla. Nayla menganggukan kepalanya.     

"Hamba tahu itu Yang Mulia. Tetapi berkorban untuk menyelamatkan kerajaan Azura adalah setimpal menurut hamba" Kata Nayla.     

"Kau ternyata memiliki jiwa pahlawan' Kata Nizam sambil tersenyum. Tapi senyumnya langsung pudar ketika Nayla menjawab dengan wajah polos,     

"Tidak juga Yang Mulia. Bukan Jiwa pahlawan tapi karena memang ini harus hamba lakukan. Bukankah hamba tidak mungkin menolak tugas dari Yang Mulia " Kata Nayla sambil membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan Nizam dengan wajah tanpa dosa.     

Tangan Nizam mengepal geram tapi sambil menahan tawa juga. Nayla sangat polos dan terkadang menyebalkan. Inilah mengapa Ia memintanya untuk menyelidiki keadaan di kediaman Putri Mira. Kepolosannya akan membuat Putri Mira menganggapnya bukan musuh yang akan menjadi ancaman baginya. Beda hal kalau Nizam menyimpan Arani di kediaman Putri Mira. Putri Mira akan sangat waspada. Tetapi kalau menyimpan Nayla. Putri Mira pasti akan meremehkan kemampuan Nayla.     

Sesaat Nizam mengela nafas lega. Ia kemudian keluar dari ruangannya dan Ia baru saja hendak masuk ke dalam ruangan kerjanya ketika pelayan di depan memberitahukan kalau Putri Elisa datang menghadap. Nizam menepuk keningnya dengan telapak tanganya. Apalagi yang akan menimpanya. Mengapa istrinya Pangeran Husen malah datang menghadapnya. Apakah Ia ingin bertanya tentang suaminya.     

Nizam tidak mungkin menolak tamu istimewa ini. Walau bagaimanapun Dia adalah istri dari adiknya. Jadi Nizam kemudian menyuruh pelayan itu untuk mempersilahkan Putri Elisa ke ruang tamu. Nizam kemudian pergi untuk memberikan perintah kepada para pelayan.     

"Masuklah kalian ke dalam ruanganku untuk menjaga Alena. Dan kalau Maya datang, berikan Ia kamar di dekat ruangan kami. Ia adalah asisten Alena jadi Ia harus keluar dari Harem dan ikut ke dalam istanaku" Kata Nizam kepada para pelayannya. para pelayannya langsung menganggukan kepalanya.     

Setelah memberikan perintah barulah Nizam pergi keruangan tamu untuk menemui Elisa. Elisa datang bersama asisten dan pengawal pribadinya. Ketika melihat Nizam, Putri Elisa segera bangkit dan hendak mencium tangan Nizam tetapi Nizam mengangkat tangannya memberikan isyarat kalau Putri Elisa tidak perlu melakukan itu dan menyuruhnya untuk duduk.     

Nizam kemudian duduk di depan Putri Elisa. Mendadak Putri Elisa menjadi gugup. Selama Ia berada di lingkungan istana Kerajaan Azura baru kali ini Ia masuk ke istana Nizam. Dan ini sangat membuatnya gugup apalagi kedatagannya ingin mempertanyakan apa maksud Nizam dengan menikahkan suaminya dengan Putri Avantika. Dan mengapa Nizam tidak meminta izinnya.     

Wajah mungil dan cantik itu tampak sedikit memerah karena bingung harus memulai perkataan darimana. Ketika Ia pergi dari istana Pangeran Husen, Putri Elisa begitu menggebu - gebu ingin berbicara dengan Nizam panjang lebar. Tetapi ketika sudah ada di depan Pangeran Nomor satu dikerajaan Aliansi itu malah membuat leidahnya menjadi kelu. Putri Elisa ketakutan melihat sorot mata Nizam yang begitu tajam bagaikan mata Elang.     

Karena melihat Putri Elisa hanya terdiam kaku sambil menundukkan kepalanya akhirnya Nizam memulai perkataannya,     

"Kau datang kesini pasti bukan tidak ada sebab. Kau datang apakah ingin bertanya kepadaku mengapa Aku mengizinkan adikku atau suamimu menikah lagi di kerajaan Rajna ?" Kata Nizam kepada Putri Elisa.     

Putri Elisa langsung tengadah dan menatap Nizam walaupun kemudian Ia lalu menundukkan kepalalnya lagi. Putri Elisa sungguh kagum mengapa Nizam dapat menebak pikirannya dengan mudah.     

"Benarkah demikian? " Kata Nizam bertanya lagi karena Putri Elisa masih terdiam. Suara Nizam sedikit keras karena Putri Elisa masih terdiam tanpa suara. Mendengar nada suara Nizam mulai tinggi karena kesal. Putri Elisa lalu menjawab sambi tergagap.     

"Be..benar Yang Mulia, ampuni hamba. hamba hanya ingin mengetahuinya karena Maya mengatakan kalau Suami hamba akan tinggal di Kerajaan Rajna dan akan membawa hamba ke sana. hamba tidak bersedia ikut ke kerajaan Rajna. Hamba tidak akan nyaman berada di tempat orang lain' Kata Elisa dengan wajah memelas dan itu cukup melunakkan hati Nizam karena walau bagaimanapun Ia merasa bersalah kepada Putri Elisa sudah menikahkan suaminya yang bicara dulu kepadanya.     

"Maafkan Aku, Putri Elisa. Tetapi Aku melakukannya untuk kebaikan kalian. Aku menyayangi adikku Pangeran Husen dan Aku tidak ingin hidupnya menderita karena diperalat orang lain" Kata Nizam kepada Putri Elisa dengan hati - hati. Putri Elisa malah kebingungan dengan perkataan Nizam.     

"Hamba tidak mengerti apa yang Mulia maksud dengan di peralat orang lain?" Kata Putri Elisa.     

"Suamimu itu adalah orang yang baik dan berhati lembut. Aku sangat menyayanginya. Tetapi beberapa orang kemungkinan akan memperalatnya untuk menjadi raja di kerajaan Azura. Itu tandanya Ia akan diminta bersaing denganku. Dan kau pasti tahu kalau seandainya kami bersaing maka siapa yang akan kalah?" Kata NIzam kepada Putri Elisa.     

Putri Elisa tercekat. secara hitung - hitungan di atas kertas sudah jelas pasti Nizam yang akan menang karena Nizam adalah pangeran yang sangat berkualitas dikelilingi orang - orang yang hebat. Dan yang paling penting adalah Nizam dilahirkan oleh keluarga Ratu Sabrina. keluarga Ratu Sabrina bertahun - tahun megnauasi kepemerintahan dari Kerajaan Azura.     

"Orang - orang yang tidak bertanggung jawab akan memperalat adikku dan kemudian jika kalah, mereka akan pergi meninggalkan adikku untuk menerima hukumannya seorang diri. Aku tidak mungkin membiarkan ini terjadi. Jadi ketika ada kesempatan untuk menikahkan adikku di kerajaan Rajna. Aku langsung melakukannya. Sekarang Aku menjadi tenang karena Pangeran Husen akan memiliki kerajaan sendiri" Kata Nizam kepada Putri Elisa. Putri Elisa lansung ternganga mendengar perkataan Nizam.     

"Ha..hamba sungguh tidak mengira kalau kejadiannya seperti itu" Kata Putri Elisa terkejut. Ia sungguh tidak menyangka kalau suaminya akan diperalat oleh orang lain untuk bersaing dengan Nizam meperebutkan tahta kerajaan.     

"Itulah yang terjadi. Apakah kau tidak pernah mencurigai sesuatu selama tinggal di istana Pangeran Husen?" Kata Nizam kepada Putri Elisa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.