CINTA SEORANG PANGERAN

Diskusi Maya dengan Nizam



Diskusi Maya dengan Nizam

0Maya menundukkan kepalanya ketika Nizam menatapnya dengan tajam seakan ingin menyelidikinya sampai ke dasar hati. Apa Nizam sudah mengetahui apa tujuannya ? Apa Amar sudah memberitahukan tentang keinginan mereka untuk mempercepat hari pernikahan mereka? Apakah Nizam tidak memberikan izin Ia dan Amar pergi ke Jepang karena dampak dari ditemukannya saudara kembar Nizam hanya akan membuat masalah semakin rumit? Maya menjadi gelisah.     
0

Dua orang itu akhirnya terdiam dengan pikiran yang sama - sama mengembara tetapi berbeda isinya. Nizam ketakutan kalau Maya disusupi oleh Pangeran Abbash agar Pangeran Abbash dapat mendekati Alena sedangkan Maya ketakutan Nizam mengetahui maksudnya hendak pergi ke Jepang sehingga Nizam tidak memberikan izinnya.     

Setelah beberapa lama kemudian Nizam berpikir dia harus mengakhiri kebisuan diantara mereka dan Ia kemudian berkata, "Bicaralah Maya, tetapi sebelum kau bicara. Aku ingin kau memberitahukan kepadaku, hadiah apa yang kira - kira cocok untuk ulang tahun adikku" Kata Nizam akhirnya membuat Maya jadi mengerutkan keningnya.      

Lha ada apalagi ini? Mengapa tiba - tiba Nizam bertanya hadiah ulang tahun adiknya. Sejak kapan Nizam perduli dengan ulang tahun adik - adiknya kalau ulang tahun Alena saja dia tidak pernah ingat. Ia tahu kalau Nizam bukan tipe orang yang menganut paham ulang tahun harus dirayakan dengan meriah atau diingat berlebihan.     

"Adik yang mana Yang Mulia ? Bukankah Yang Mulia memiliki banyak adik? " kata Maya. Nizam jadi tersipu - sipu malu. Ia lupa kalau adiknya banyak tapi kemudian Ia mencoba menegarkan diri. Ia harus tahu kalau Maya dihadapannya ini adalah Maya asil dan bukan Maya yang disusupi jiwanya Pangeran Abbash.     

"Adikku Pangeran Husen. Aku masih merasa berdosa karena sudah membuat ketidak nyamanan di keluarga adikku. Untungnya Putri Elisa masih bisa diberikan pemahaman sehingga Ia masih bisa menerimakan adikku. Jadi untuk menebus rasa bersalahku Aku akan memberikan sesuatu kepadanya. Ya kau tahukan kalau aku tiba - tiba memberikan hadiah maka akan menjadi aneh rasanya.      

Jadi Aku putuskan akan memberikannya hadiah pada saat ulang tahunnya. Apa kau masih ingat ulang tahunnya?" Kata Nizam. Maya adalah asisten Pangeran Husen sejak lama jadi tidak mungkin Ia sampai tidak tahu ulang tahun majikannya.     

"Ulang tahunnya masih lama Yang Mulia. Masih beberapa bulan lagi. Pangeran Husen ulang tahun tanggal 12 Desember " Kata Maya.     

"Oh.. masih lama... ok. Sekarang Aku ingin tahu sewaktu kita ke Kerajaan Rajna. Kamarmu ada disebelah mana? Kita menginap di istana apa?" Kata Nizam lagi masih penasaran dan ingin yakin dengan Maya.     

Maya sebenarnya sudah mulai curiga dengan tingkah Nizam yang bertanya tidak berujung pangkal. Ia kebingungan sebenarnya ada apa dengan Nizam. Apa karena dia banyak masalah sehingga kemudian otaknya jadi konslet atau ada gangguan.     

"Kamar hamba berada lima kamar dari kamar Yang Mulia. Di sebelah Kamar para pelayan pribadi Yang Mulia Alena. Di depan kolam ikan dan cat kamarnya berwarna biru muda. Apa hamba perlu memberitahukan di kamar hamba ada apa saja? Atau bagaimana dengan ulang tahun Yang Mulia Alena? Makanan kesukaannya? Dan warna favoritnya?" kata Maya kepada Nizam membuat Nizam jadi merah padam. Tetapi Nizam kemudian tertawa kecil.     

"Kau pasti tahu mengapa Aku bertanya hal - hal sebanyak ini kepadamu?" Kata Nizam sambil kemudian menyuruh Maya untuk duduk dihadapannya.     

"Tentu saja Yang Mulia. Apa Yang Mulia takut kalau hamba disusupi jiwanya Pangeran Abbash? " Kata Maya baru menyadari kalau Nizam sedang mencurigainya.     

"Kau tahu itu. Kau harus tahu kalau kemarin Aku mengunjungi Putri Mira"     

Mata Maya langsung melotot mendengar perkataan Nizam, apa - apaan ini? Belum selesai kasus dengan Putri Rheina mengapa sekarang jadi bertambah dengan kasus Putri Mira. Benar - benar membuat kepala jadi pusing. Belum sebulan Ia menjadi asisten Alena tetapi konflik sudah sangat banyak. Menjadi asisten pangeran Husen lebih temtram dan damai. Kalaupun ada konflik tapi konflik yang ringan dan bukan yang berat seperti ini.     

"Kata Putri Mira, Pangeran Abbashlah yang membantu Alena sampai dia bisa membangunkan Putri Rheina. Terus terang Aku sempat heran mengapa Alena sampai memiliki cara untuk bisa membangunkan Putri Rheina. Sementara Aku dan para tim medis tidak berhasil. Alena langsung tahu isi hati dari Putri Rheina sehingga kemungkinan Ia memberikan shock terapi untuk membangkitkan semangat hidup Putri Rheina.     

Dan Aku yakin kalau Pangeran Abbash sudah mencoba masuk ke dalam tubuh Putri Rheina dan memberitahukan Alena, konflik yang ada di dalam hati Putri Rheina. Aku jadi ketakutan kalau Pangeran Abbash akan sering menerobos masuk kemari melalui tubuh orang lain" Kata Nizam berterus terang kepada Maya. Dan diam - diam Nizam sangat ketakutan kalau tiba - tiba pangeran Abbash menyusupi tubuhnya.     

Seandainya itu terjadi, Nizam pasti tidak akan berdaya karena Ia tidak memiliki ilmu kebatinan seperti pangeran abbash. Dan Kalau benar tubuhnya dikuasai jiwa Pangeran Abbash lalu dia menyentuh Alena berarti yang sebenarnya melakukan adalah Pangeran Abbash melalui tubuhnya. Nizam langsung pucat pasi menyadari kemungkinan mengerikan itu terjadi.     

"Yang Mulia.. tidak usah khawatir, Pangeran Abbash tidak bisa menyusup ke sembarang orang. Hanya orang - orang yang berjiwa lemah yang bisa di susupi. Jika orang itu memiliki jiwa yang kuat, Pangeran Abbash tidak akan mampu menyingkirkan jiwa kita sendiri dari dalam tubuh kita." Kata Maya membuat Nizam menjadi tiba - tiba bersemangat.     

"Benarkah Maya? kau tahu darimana?" kata Nizam. Ia adalah orang yang lebih banyak berpikir tentang rasional dan sesuatu berjalan sesuai nalar. Nizam tidak menyukai ilmu - ilmu kebatinan yang melibatkan segala macam sihir, guna - guna, meminta pertolongan kepada Makhluk ghoib seperti jin adalah dosa besar. Karena Alloh melarang itu semua. Jadi memang Nizam tidak tahu apa - apa tentang ilmu semacam itu.     

"Hamba pernah diberi tahukan oleh guru hamba seperti itu. Jadi kalau menurut hamba, Yang Mulia tidak usah khawatir kalau Pangeran Abbash akan menyusupi orang - orang yang Mulia. Bukankah Yang Mulia selalu mengadakan pengajian rutin. Mengontrol ibadah sholat dan puasa. Termasuk Yang Mulia sendiri begitu taat beribadah. Jadi menurut hamba Pangeran Abbash tidak akan bisa menyusup kemari" Kata Maya panjang lebar.     

"Aku bersyukur Maya, kau memberitahukan hal itu karena terus terang. Sejak tahu Pangeran Abbash menemui Alena di istana Azura Aku menjadi tidak tenang. Dan Aku ingin sekali dia menjalankan Agama Islam dengan baik dan benar. Aku ingin dia menghapus semua ilmu kebatinannya" Kata Nizam kepada Maya.     

Maya mengangkat alisnya, Ia menyetujui perkataan Nizam, "Anda benar Yang Mulia. Mengimami alam ghaib itu bukan berarti harus berkubang didalamnya tetapi kita hanya harus mempercayainya dengan berpatokan kepada Al-Quran dan sunah Nabi. Pangeran Abbash harus dibersihkan jiwanya. Ia sudah banyak bersekutu dengan Jin. Ia harus di ruqyah" Kata Maya kepada Nizam     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.