CINTA SEORANG PANGERAN

Interogasi Penjaga Penjara



Interogasi Penjaga Penjara

0Begitu sampai ditempat Pangeran Thalal, Nizam melihat Pangeran Thalal malah mau pergi. Melihat Nizam, Pangeran Thalal segera memberikan hormatnya dan berkata,     
0

"Assalamualaikum kakak. Kebetulan Kakak ada disini. Ayo kita ke tempat pelatihan dan markas penjaga" Kata Pangeran Thalal dengan tergesa - gesa. Nizam mengerutkan keningnya.     

"Ada apa ? " Kata Nizam kaget.     

"Amar sudah menangkap seseorang yang terlibat kasus korupsi di penjara bawah tanah" Kata Pangeran Thalal sambil menatap kakaknya. Nizam menjadi kaget.     

"Benarkah? bagus ! Ini sangat baik. Ayo kita kesana untuk melihat informasi apa yang sudah kita dapatkan" Kata Nizam dengan penuh semangat. Mereka lalu berjalan menuju tempat pelatihan dan sesampainya di sana Ia melihat seseorang sudah babak belur di hajar oleh Amar dan Arani.     

Melihat Nizam datang orang yang sudah berdarah - darah itu tampak semakin pucat dan Ia lalu menjatuhkan diri dari kursi kemudian merayap ke arah Nizam.      

"Apa yang terjadi?" kata Nizam sambil mengangkat tubuh orang itu dan mendudukannya dikursi. Arani dan Amar segera memberikan hormat kemudian menarik kursi untuk Nizam duduk.     

"Izin melapor Yang Mulia. Hamba mendengar dari Bastnah kalau ada istri penjaga penjara yang hidupnya sangat mewah. Ia sering memamerkan kekayaannya di instragram. Dan gosip ini berkembang semakin kencang karena anak dari penjaga penjara itu berteman dengan saudaranya Bastnah."     

"Kalian mengahajarnya sampai babak belur begini. Apakah kalian yakin dia bersalah?" Kata Nizam sambil menarik sapu tangan yang ada disaku jubahnya dan memberikan kepada orang itu. Sesaat orang itu berkaca - kaca saat menerima sapu tangan itu dari tangan Nizam. Ia langsung menangis tersedu - sedu.      

Ia tidak menyangka kalau Nizam begitu baik. tadinya Ia mengira Nizam akan lebih kejam dari Arani dan Amar makanya begitu Nizam datang Ia langsung menjatuhkan diri dan merayap dengan harapan mendapatkan keringanan hukuman dari Nizam.     

"Hamba tidak bersalah Yang Mulia, sungguh hamba tidak bersalah" Kata orang itu kepada Nizam. Arani menjadi kesal dan Ia langsung hendak maju dengan tangan terkepal tapi Nizam langsung menghalanginya dengan tangannya. Nizam merentangkan tangannya kepada Arani tanpa memalingkan kepalanya ke belakang.     

"Tahan Arani, beri dia kesempatan untuk berbicara" kata Nizam membuat Arani langsung mundur. Arani dan Amar tampak sangat kesal karena mereka menginterogasi orang itu tetapi orang itu terus mengatakan kalau Ia tidak bersalah. padahal Arani sudah membeberkan bukti korupsinya.     

"Hamba sedang bertugas ketika Nyonya Arani, tiba - tiba meminta hamba untuk mengkutinya keluar dengan alasan di panggil oleh Yang Mulia Nizam. hamba tentu tidak berani membantah tetapi kemudian sesampainya di sini hamba malah disiksa dan diminta untuk mengakui yang tidak hamba lakukan. Hamba sangat terluka Yang Mulia. Bagaimana bisa orang - orang Yang Mulia mencelakai orang yang bersalah" Kata orang itu menuntut keadilan kepada Nizam.      

Nizam tiba - tiba menoleh ke belakang dan berkata dengan keras, "Beraninya Kalian mencelakai orang yang tidak bersalah. Katakan kepadaku bukti apa yang kalian miliki hingga merasa orang ini tidak bersalah. Bukankah kerajaan kita menganut prinsip keadilan pra duga tidak bersalah" Kata Nizam dengan mata hampir mencelat keluar. Amar langsung pucat pasi mendengar kata - kata Nizam. Ia langsung mempersiapkan diri akan dihajar oleh Nizam.     

Tetapi ketika Ia melirik ke arah Arani, Ia melihat Arani begitu tenang. Dia kemudian mengambil berkas dari meja kecil dan memberikannya kepada Nizam.     

"Yang Mulia ini adalah slip gaji dia selama satu bulan. Hamba meminta salinannya dari bendahara kerajaan selama setahun. Dia memiliki penghasilan lima ribu Qirar ( mata uang Kerajaan Azura ). Tetapi lihat pengeluaran dia selama satu bulan. Berdasarkan laporan yang Hamba terima, keluarganya bisa menghabiskan sampai lima puluh ribu Qirar selama satu bulan." Kata Arani dengan tenang.     

Nizam balik menatap ke penjaga itu lalu tersenyum menawan, "Benarkah? Apakah kau memiliki penghasilan lain selain menjadi penjaga penjara? Apakah keluargamu memang memiliki kekayaan lain? Atau istrimu ikut mencari nafkah?" Kata Nizam sambil tetap hati - hati.     

"Yang Mulia, bukti itu bisa direkayasa. Hamba memang berpenghasilan lima ribu Qirar tetapi pengeluaran hamba tidak lebih dari segitu. Dari mana Jendral Arani dan Jendral Amar menuding pengeluaran keluarga hamba seperti itu? " Kata Penjaga itu sambil meringis kesakitan. Arani memukul mukanya hingga giginya rontok dua. Wanita itu benar - benar monster Azura.     

Nizam kembali menoleh kepada Arani dan Amar, " Ada yang bisa memberikan penjelasan tambahan ?" kata Nizam kepada Arani dan Amar.     

"Hamba sudah menyelidikinya Yang Mulia, Penjaga ini memiliki dua buah lamborghini, anggota club pacuan kuda yang memiliki biaya keanggotaan dua ribu Qirar sebulan. Anak - anaknya sekolah di sekolah elit dengan biaya bulanan hampir seribu Qirar sebulan, Tinggal di perumahan elit dengan cicilan hampir dua puluh ribu Qirar sebulan, memiliki apartemen mewah dengan cicilan sepuluh ribu Qirar. Semua kuitansi dan bukti keanggotaan atas nama dia Yang Mulia. Belum lagi anak - anaknya suka pamer di IG yang menampilkan gaya hidup mewah" Kata Amar sambil membeberkan barang buktinya.     

Nizam kembali melirik ke arah orang itu dan tersenyum, " Jadi bagaimana? Apa bukti yang dibeberkan oleh orang - orangku sudah cukup jelas? " Kata Nizam. Melihat muka Nizam yang masih manis orang itu jadi semakin berani. Ia kemudian berkata dengan pongah,     

"Orang - orang Anda Yang Mulia, pandai memanipulasi fakta. Hamba tidaklah seperti itu tetapi Jendral Arani dan Jendral Amar sengaja memfitnah hamba agar hamba terjebak permainan mer.. Akh.." Orang itu tidak dapat melanjutkan pembicaraannya karena dia sudah terpental menghantam tembok. Nizam rupanya menendang dada orang itu sampai mencelat menghantam tembok.     

Orang itu langsung muntah darah tetapi Ia masih hidup. Nizam tidak menggunakan seluruh tenaganya sehingga orang itu masih hidup. Orang itu masih mampu bangun dan langsung menatap Nizam. Wajah Nizam yang manis sudah berubah menjadi kelam dan gelap. Ini seribu kali lebih menakutkan dari Arani dan Amar. Orang itu langsung merangkak menuju kaki Nizam.     

"Ampuni hamba Yang Mulia.. ampuni Hamba.. Hamba bersalah.. Hamba bersalah" kata orang itu ketakutan. Apalagi ketika kaki Nizam menginjak punggungnya,     

"Bukti sudah jelas di depan mata, kau masih mencoba membodohi kami. Beraninya kau memutar kata - kata dihadapanku" kata Nizam sambil menekankan kakinya dengan kesal.     

"Hamba bersalah.. Hamba bersalah.."     

"Jabatanmu hanya pengawal penjara tetapi tingkahmu begitu kurang ajar dihadapan jendralku. Katakan kepadaku, siapa orang yang ada dibalikmu? Mengapa kau begitu berani?" kata Nizam suara bergetar karena marah.     

"Hidup bermewah - mewah diluar penghasilan yang kau miliki kalau itu adalah halal tidak jadi masalah, tapi kau tidak memiliki penghasilan apapun selain menjadi penjaga penjara. Kau juga tidak duduk dijabatan yang dapat mengambil uang, berarti kau menerima suap dari luar.     

Suap karena jasa apa yang kau berikan untuk orang luar? Kau pasti menerima suap karena melalaikan istrikku yang sedang sakit di dalam penjara. Kau sengaja ingin membuat istriku mati. Beraninya kau melakukan itu" Kata Nizam dengan murka. Ia sudah ingin menginjak punggung itu sekuat tenaga ketika Arani berteriak.     

 "Yang Mulia hamba mohon. Kalau dia mati maka kita tidak bisa menyelidiki siapa dalang dibalik kasus suap dia. Dan mengingat kekayaannya yang luar biasa kemungkinan kasusnya bukan sekali ini saja terjadi. Dia sering menerima suap untuk kasus sebelum Putri Rheina. Banyaknya kasus bunuh diri dan kematian dalam penjara kemungkinan ulah dia" Kata Arani.     

Nizam semakin murka tetapi Nizam kemudian melihat penjaga penjara itu berkata perlahan - lahan sambil ketakutan.     

"Hamba tidak bisa di tahan Yang Mulia, Hamba menyimpan rahasia besar, yang Mulia. Anda tidak akan berani mengapa - apakan hamba. Karena hamba memiliki rahasia besar di dalam penjara" Kata Orang itu sambil terbata - bata.     

Semua orang jadi berpandangan. Pangeran Thalal segera menghampiri orang itu dan Ia berjongkok, "Apakah kau dilindungi oleh kepala Penjara? Sewaktu Aku ke penjara itu, kepala penjaranya sangat mencurigakan. Arani apakah kau tidak menemukan apa - apa tentang kepala penjara?" Kata Pangeran Thalal kepada Arani.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.