CINTA SEORANG PANGERAN

Informasi Kepala Penjara



Informasi Kepala Penjara

0Tapi si penjaga itu segera menyembunyikan dirinya ketika melihat seseorang keluar dari ruangan kepala penjara dan menyeret orang yang selama ini ditakuti oleh seluruh penghuni penjara.      
0

"Mengapa kau menyeretku seperti ini? Mengapa ? Ada apa sebenarnya ? Aku tidak bersalah apa - apa ? Perdana menteri yang menyuruhku ada disini. Dia yang melindungiku" Kata orang itu sambil berteriak - teriak. Tapi Ia tidak berdaya karena Amar menyeret kerah bajunya yang bagian belakang. Dalam keadaan sadar Ia tidak mungkin bisa melawan Amar apalagi dalam keadaan mabuk. Maka Ia hanya bisa berteriak - teriak. Amar jadi kesal Ia kemudian melepaskan cekalan pada kerah pakaian si kepala penjara.     

Si kepala penjara itu menyeringai sambil mencoba berdiri dengan tegak. Rasa pongahnya kembali muncul. Ia berpikir kalau Amar melepaskannya karena terkejut mendengar Ia menyebutkan nama perdana menteri. Ia berpikir Amar pasti ketakutan sehingga kemudian Ia melepaskan kepala penjara.     

Tetapi perkiraan si kepala penjara itu salah, Amar bukannya takut kepadanya tetapi Ia sebal dengan teriakan si kepala penjara sehingga ketika si kepala penjara baru saja bisa berdiri tegak, Amar memukul tekuknya oleh pinggiran telapak tangan kanannya. Sekali pukul orang itu langsung roboh. Amar langsung memanggulnya bagaikan memanggul sekarung beras. Padahal orang itu memiliki bobot hampir sembilan puluh kg. Amar tampak tidak merasa berat. Ia kemudian melangkah keluar.     

Para penjaga tampak mengkeret ketakutan melihat kekuatan Amar. Kepala penjara yang begitu jumawa itu sekarang terlihat bagaikan sekarung beras yang tidak memiliki kekuatan. Amar tidak memperdulikan tatapan semua penjaga yang melihat ke arahnya saat Ia memanggul pria menyebalkan itu. Bahkan ketika Amar keluar dari dalam penjara Ia sengaja mencari jalan yang sepi agar tidak terlalu mendapat perhatian orang - orang.      

Sesampainya di markas penjaga, Amar langsung melemparkan tubuh kepala penjaga ke lantai. Suaranya terdengar cukup keras membuat orang - orang tampak kaget. Nizam mengerutkan kening melihat kepala penjaga itu tampak tergeletak pingsan dengan bau alkohol yang menyengat.     

"Mengapa dia?" tanya Nizam sambil bangkit dan menendang kaki orang itu tapi orang itu tidak reaksi. Amar membungkukkan badannya memberikan hormat kepada Nizam sebelum menjawab pertayaan Nizam.     

"Ampuni hamba Yang Mulia, tapi dia ternyata lebih menyebalkan dari orang itu. Dia terpergoki oleh hamba sedang mabuk - mabukan di ruangannya. Ketika hamba minta dia menghadap kepada Yang Mulia, Ia malah marah - marah dan menyebutkan kalau Ia berada di balik Perdana Menteri Salman jadi jangan berani macam - macam kepadanya.     

Hamba jadi kesal apalagi dia terus berteriak - teriak sambil mengoceh. jadi hamba buat dia pingsan daripada hamba menariknya seperti kambing yang terus mengembik" Kata Amar dengan santai membuat Fuad langsung tertawa tetapi tawanya terhenti ketika Arani meliriknya tajam. "Kau pikir lucu heh?" Kata Arani mendesis. Fuad langsung pucat dan menggelengkan kepalanya.      

"Siram dia! " kata Nizam kepada Fuad. Fuad dengan sigap segera mengambil air ke toilet dan membawa air seember penuh kemudian menyiramkannya ke atas tubuh kepala penjara itu membuat dia langsung bangun dengan gelagapan. Begitu bangun Ia langsung berdiri sambil sempoyongan dan marah - marah.     

"Siapa kalian ? Siapa ? Berani benar menyiram tubuhku. Cari mati kalian ! "Katanya sambil menunjukkan telunjuknya dengan muka merah padam. Tapi ketika telunjuk menunjuk ke dada Nizam yang sedang berdiri tegap di depannya. Ia melihat jubah Nizam yang bermotif ciri khas pangeran Putra Mahkota membuat kepala penjara itu menengadahkan mukanya dan menatap Nizam yang memang paling tinggi diantara yang lain.     

Begitu melihat muka Nizam, Ia segera menjatuhkan tubuhnya dan menyentuhkan keningnya ke kaki Nizam sambil menangis memohon ampun.     

"Ampuni Hamba yang Mulia. Sungguh hamba tidak tahu kalau Yang Mulia benar - benar ingin bertemu dengan hamba" Kata si kepala penjaga sambil menangis. Tadi sewaktu bertemu dengan Amar, Ia sedang mabuk sehingga Ia tidak tahu apa yang diucapkannya tetapi setelah diguyur air dingin seember maka kesadarannya seketika pulih dan Ia langsung ketakutan melihat Nizam ada di depan mukanya. Ia ketakutan melihat Nizam yang terlihat sangat marah. Wajah yang mulia kelam dan menakutkan.     

"Aku akan menjamin kepalamu tidak akan sampai ke tiang gantungan asalkan kau mau bekerja sama denganku" Kata Nizam kepada kepala penjara itu. Tapi si kepala penjara malah menangis menggerung - gerung sambil tetap menyentuh kaki Nizam.     

"Jangan yang Mulia.. jangan berkata seperti itu. Hamba masih menyayangi diri hamba dan keluarga hamba" Katanya sambil menangis.     

"Siapa yang mengancammu ? Perdana menteri? " Kata Nizam dengan bengis.     

"Benar Yang Mulia"     

"Jangan membohongiku ! Kalau benar kau berada di bawah perlindungan mertuaku, kau tidak akan pernah menyia - nyiakan putrinya. Istriku hampir mati didalam penjara dan kau malah membiarkannya" Kata Nizam sambil menendang orang itu. Kepala penjara menggigil ketakutan,     

"Hamba salah.. hamba salah.. ampuni hamba.. ampuni hamba.. Hamba berjanji akan mengatakan segalanya asalkan Yang Mulia dapat menjamin bahwa seluruh keluarga hamba akan hidup." Kata kepala penjaga itu sambil merangkak kembali menuju kaki Nizam. Nizam mendengus,     

"Itulah hebatnya dirimu. Kau yang berulah tapi kau menjual nyawa seluruh keluargamu untuk melindungi dirimu lalu kau berdalih untuk menyelamatkan nyawa seluruh keluargamu. Kau sungguh keterlaluan "     

"Hamba bersungguh - sungguh Yang Mulia. Hamba dipaksa untuk mengikuti kemauannya . Jika hamba menolak maka mereka akan membunuh seluruh keluarga hamba. Hamba tidak berani selain mengikuti keinginannya" kata kepala penjaga itu dengan sedih.     

"Mengapa Kau tidak melapor ?" Kata Nizam sekarang kemarahannya sedikit mereda. Nizam lalu meminta memberikan isyarat dan Arani langsung mengetahuinya. Ia segera memberikan segelas air minum kepada Nizam. Nizam langsung meneguknya. Ia sangat haus dan ingin minum untuk menenangkan urat syarafnya yang tegang.     

"Hamba harus melapor kepada siapa ? Tidak ada yang hamba percayai di dalam istana kerajaan. Semua tampak misterius. Bahkan Perdana Menteri Salman sekarang tampak sibuk dengan urusan pribadinya. Ia jarang mengadakan perkumpulan keluarga apalagi sejak putrinya ditahan. Ia terpuruk dan sering sakit - sakitan memikirkan putrinya."     

Nizam menganggukan kepalanya, Ia percaya dengan kata - kata si kepala penjara. Khasus Putri Rheina di penjara memang mengguncangkan orang tuanya bahkan bukan hanya orang tuanya. ibunya sendiri jatuh sakit karena menantunya di penjara bawah tanah.     

"Tahu - tahu ada orang yang mengirimkan foto - foto anak dan istri hamba melalui pesan pribadi. Hamba sangat terkejut melihat foto - foto itu. Tadinya hamba pikir foto - foto itu diambil melalui medsos tetapi setelah hamba perhatikan ternyata bukan. Karena foto - foto itu diambil saat keluarga hamba sedang beraktivitas biasa. Bayangkan Yang Mulia, ada foto sewaktu istri hamba sedang berkebun dan anak hamba sedang berada dikamarnya. Betapa mengerikan foto - foto itu" Kata Si kepala penjara dengan memelas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.