CINTA SEORANG PANGERAN

Bertemanlah Dengan Alena



Bertemanlah Dengan Alena

0Nizam menyadari kalau Putri Rheina memang baru pertama kali berciuaman. Lidahnya yang kaku membuat Nizam membimbingnya secara lembut dan perlahan. Tangan Nizam mengelus punggung Putri Rheina dengan penuh kasih sayang. Ketika Nizam merasakan Putri Rheina mulai melemah karena menahan emosinya, Nizam melepaskan ciumannya. Di hapusnya air mata Putri Rheina dengan bibirnya. Dada Putri Rheina hampir meledak karena gelora kebahagiaan yang memenuhi dadanya.     
0

"Ha.. hamba takut" Kata Putri Rheina ketika Nizam menyentuh lehernya yang jenjang dengan hidung Nizam yang begitu mancung.     

"Hmm.." Kata Nizam sambil membelai kepala Putri Rheina. Ia menatap mata Putri Rheina dan lagi - lagi Nizam melihat bayangan wajah Alena yang tergambar jelas di mata Putri Rheina.      

"Hamba takut ini bermimpi.. Benarkah Yang Mulia mencium hamba. " Kata Putri Rheina dengan mata berkabut. Nizam menghela nafasnya, Diam - diam Ia takjub kepada Ayahnya yang bisa menyentuh banyak wanita. Nizam yakin ayahnya tidak menggunakan perasaannya, Ia hanya melakukan tugasnya saja sebagai seorang raja. Nizam sekarang menyadari betapa pentingnya air salwahya. Ayahnya pasti meminum air itu agar dapat menjalankan tugasnya.     

Dan Nizam masih sangat mengingat bagaimana Ia membuang air itu pada saat Ia menjalani malam pertama dengan Putri Rheina dan itu Ia lakukan padahal Putri Rheina sudah menjadi istrinya yang sah.     

Mengapa derita ini harus menimpanya. Mengapa Ia harus melakukan dosa karena mengabaikan istri pertamanya. Mengapa harus ada cinta yang egois. Mengapa takdir membawa Alena kepadanya. Padahal Ia sudah berjanji tidak akan mencintai siapapun. Mengapa harus ada malam dimana George hendak menyentuh Alena dengan paksa dan membuat Nizam harus turun tangan menyelamatkannya.     

Mengapa Nizam akhirnya tidak tahan mengakui kalau Ia mencintai Alena sejak Alena mulai menarik perhatiananya secara demonstratif. Dan mengapa cinta ini begitu banyak menyakiti hati orang. Mengapa Ia harus menjadi Putri mahkota dan mengapa Ia tidak menjadi orang biasa saja.      

Aargh.. Nizam jadi ingin berteriak, Ia sudah memukul kaca jendela di kamar mandi. Dan sekarang apa lagi yang harus Ia pukul? Ia selalu mengira kalau Putri Rheina hanya mengincar tahtanya saja. Ia mengira kalau Putri Rheina memang hanya menginginkan menjadi ratu. Nizam menghembuskan nafas. Dibenamkannya muka Putri Rheina ke dadanya.     

"Rheina.. jangan berharap terlalu banyak. Aku tidak bisa melakukan apapun kepadamu. Cinta Alena sudah membelengguku " Kata Nizam dengan lemah.     

"Apakah Alena memang melarang Yang Mulia untuk menyentuh hamba. Hamba sudah mengiranya seperti itu. Jadi jangan salahkan hamba kalau hamba begitu membencinya. Dia merenggut Yang Mulia dari hidup hamba. " kata Putri Rheina dengan mata berapi - api.     

Nizam menggelengkan kepalanya, "Bukan.. seperti itu. Alena tidak pernah secara frontal melarangku untuk menyentuhmu tetapi Aku yang memang tidak berdaya. Bahkan sebelumnya Alena selalu mengira kalau kita sudah saling bersentuhan. Tetapi itu tidak benar. aku sendiri yang memang tidak bisa menyentuhmu" Kata Nizam kepada Putri Rheina.     

"Tetapi mengapa sekarang Yang Mulia mencium hamba ? Dan itu sangat indah. Hamba sangat bahagia dan tidak menyesali apapun yang sudah terjadi sebelumnya. Katakan kepada Alena.     

Hamba tidak ingin menjadi Ratu, Hamba hanya ingin memintanya agar hamba bisa bersama yang Mulia sehari saja dalam seminggu. Atau sehari dalam dua minggupun hamba tidak keberatan. Asalkan hamba masih berstatus istri Yang Mulia" Kata Putri Rheina dengan gemetar. Ia melihat bagaimana indahnya bibir Nizam yang masih basah oleh salivanya itu terlihat semakin membuatnya mabuk kepayang.     

"Gadis bodoh! Andaikan bisa semudah itu. Aku bukan laki - laki yang bisa menyentuh siapa saja. Aku tidak bisa. Aku terlalu mencintai Alena" Kata Nizam sambil mengelus lengan Putri Rheina yang sedikit berbulu.      

Putri Rhiena cemberut, muncul lagi sifat manjanya. "Tolong bilang sama Alena. Entah kebaikan apa yang pernah dia lakukan hingga Ia mendapatkan kemuliaan dengan mendapatkan cinta Yang Mulia.     

Dan katakan kepada Alena, sedikitpun hamba tidak pernah berterima kasih karena telah dihidupkan kembali olehnya. Hamba merasa dia menghidupkan hamba hanya untuk disakiti. Dia wanita yang kejam. Lebih kejam dari Ratu Duraya. Yang Mulia tahu siapa Ratu Duraya.      

Ratu Duraya adalah Ratu yang membunuh semua wanita yang menjadi saingannya agar Ia menjadi Ratu di kerajaan Azura pada tahun 1700-an. Ia membunuhnya langsung tetapi tidak menyiksanya dengan perasaan. Ratu itu masih bisa hidup berdampingan dengan semua istri Raja Rojat yang tidak menganggunya atau mengancamnya.     

Tetapi Alena, dia ingin menyingkirkan semua istri Yang Mulia di dalam harem dan ingin menguasainya sendiri. Sungguh serakah" Kata Putri Rheina dengan wajah memerah karena kesal.     

"Dia bukan orang dari Azura, Rheina. Dia datang dari belahan bumi yang lain. Dia tidak bersalah. Aku yang bersalah karena sudah menyeretnya ke kehidupan kita yang tidak bisa dia terima.     

Kesalahannya tidak sebanyak yang kau sebutkan. Kesalahan dia hanyalah mencintaiku. Kau tahu Rheina. Dia bukanlah gadis biasa - biasa. Dia mungkin tidak sekaya kita tetapi dia juga bukan berasal dari keluarga yang miskin. Dia hidup dilimpahi kasih sayang dan harta sejak kecil.     

Dia juga memiliki kecantikan yang membuat kaum lelaki di kampus tertarik dan berlomba - lomba mendekatinya. Seandainya dia mau dia bisa memilih laki - laki yang lebih baik dariku. Kau tahu kalau selama kuliah aku menyembunyikan identitasku tetapi dia mencintaiku karena diriku dan bukan karena harta atau kedudukanku.     

Aku mencintainya Rheina. Sangat mencintainya. Lalu ketika ternyata Ibunda memaksanya harus berbagi diriku dengan begitu banyak wanita lain, bagaimana dia bisa menerimanya" Kata Nizam meminta pengertian Putri Rheina.     

Putri Rheina terdiam, matanya buram karena air mata, "Dinasti Anda Yang Mulia, akan menjadi dinasti paling menyedihkan bagi semua wanita yang ada dalam Harem. Anda mengeliminir kami demi cinta Yang Mulia. Bahkan Anda menyisihkan istri pertama Yang Mulia.     

Pergillah ! Hamba tidak akan berharap banyak. Hamba hanya ingin menangisi nasib hamba yang buruk. Hamba memang tidak beruntung dilahirkan menjadi seseorang yang tidak ada dihati Yang Mulia" Kata Putri Rheina.     

"Rheina menurutku, daripada kau membenci Alena. Mengapa kau tidak mencoba berteman dengannya. Dia sebenarnya sangat baik dan setia. Aku yakin kalau kau berteman dengannya Kau akan mendapatkan banyak kebaikan." Kata Nizam kepada Putri Rheina. Agar Ia tidak terlalu marah.     

Mata Putri Rheina membesar, " Dia sangat membenci Hamba sebagaimana Hamba membencinya. Bagaimana bisa kami berteman." Kata Putri Rheina kepada Nizam.     

"Kau cari cara agar dia mau berteman denganmu. Terus terang, Aku sudah membawa Alena ke istanaku. Dan Aku ingin kau juga tinggal di istanaku. Aku tidak tenang meninggalkanmu di sini. Di dalam Harem sudah terlalu banyak kejahatan. Aku khawatir ada seseorang yang sedang mengancam nyawamu" Kata Nizam kepada Putri Rheina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.