CINTA SEORANG PANGERAN

Putri Rheina Pembelajar Yang Baik.



Putri Rheina Pembelajar Yang Baik.

0Putri Rheina kemudian terdiam, "Hamba merasa kalau di dalam harem memang sedikit aneh. Hamba juga mencurigai Putri Mira yang mendadak gila tetapi Hamba tidak bisa masuk ke dalam ruangannya. Ruangannya di jaga ketat oleh orang - orangnya tetapi Hamba suka sengaja menyuruh orang untuk memata - matainya.     
0

Kata orang suruhan hamba dia memang sering berteriak - teriak sendiri, tertawa sendiri, menangis sendiri dan memanggil - manggil nama Yang Mulia. Setiap orang yang datang ke sana dipanggil Yang Mulia padahal kami semua wanita. Hanya Putri Alicya yang menemaninya. Dan dia diperbolehkan masuk ke sana. " Kata Putri Rheina kepada Nizam membuat mata Nizam menjadi sedikit cerah.     

Mengapa Ia tidak menyadari kalau Putri Alicyalah teman dari Putri Mira. dan Ia mungkin akan mendapatkan sedikit keterangan tentang Putri Mira.     

"Rheina.. Aku mencurigai dia berada dibalik kematian Putri Kumari tetapi ini belum jelas seperti apa. Untuk itu, Aku mohon. Kau jangan pernah mendekatinya sampai Aku dapat mengeluarkanmu dari dalam harem."Kata Nizam sambil memegang bahu Putri Rheina. Putri Rheina tersenyum manis. Dan ketika tersenyum sebenarnya laki - laki manapun pasti akan goyah melihat senyumnya. Dan Nizam bersumpah seandainya Ia tidak bertemu Alena mungkin Ia tidak akan keberatan menjadikan Putri Rheina ini sebagai permaysurinya sesuai dengan rencana kerajaan.     

"Yang Mulia sungguh manis. Rasanya Hamba tidak bercaya kalau yang ada di hadapan hamba adalah Yang Mulia. Hamba jadi bersyukur pernah diambang kematian sehingga Yang Mulia sekarang jadi perhatian kepada Hamba" Kata Putri Rheina dengan penuh rasa syukur. Ia semakin tidak ingin turun dari pangkuan Nizam. Dulu sewaktu kecil Ia sangat sering duduk dipangkuan Nizam.      

 Putri Rheina yang masih kecil itu sangat manja kepada Nizam dan sering tiba - tiba duduk dipangkuan Nizam yang sedang belajar. Jadi Putri Rheina masih ingat rasanya duduk dipangkuan Nizam. Hingga kemudian Ia tidak diperbolehkan bertemu Nizam lagi secara dekat kecuali ada acara kerajaan. Itupun kalau bertemu harus mengenakan cadar dan menjaga jarak serta di temani banyak pelayan dan orang yang dituakan.     

Nizam hanya mengerlingkan matanya sambil kemudian tangan kanannya mengambil cangkir dan meminum isinya. Putri Rheina kemudian terpekik melihat tangan Nizam yang terbalut perban. Ia baru sadar kalau Nizam terluka.     

"Ini kenapa Yang Mulia ? Mengapa tangan yang Mulia terluka ? Apa karena berlatih ?" Kata Putri Rheina sambil memperhatikan tangan Nizam yang terluka. Dengan penuh kelembutan Ia meniup - niup tangan itu. Nizam membiarkan tangannya ditiup - tiup Putri Rheina.     

"Ya, Aku terluka waktu berlatih. Ini sudah tidak sakit." Kata Nizam sambil melihat luka itu.      

"Melihat luka ini, Hamba jadi teringat luka di kaki hamba" Kata Putri Rheina tiba - tiba mengenang masa lalu.     

"Luka di kaki ?" Nizam mengerutkan keningnya. Putri Rheina menganggukan kepalanya sambil memanjukan bibirnya yang sangat indah itu.     

"Izin memperlihatkan kaki hamba.." Kata Putri Rheina sambil kemudian mengangkat kakinya dan memperlihatkan ujung jempolnya yang ada bekas lukanya. Tubuh Putri Rheina yang dasarnya pandai menari itu sangat lentur sehingga Ia tidak kesulitan saat mengangkat kakinya tetapi Putri Rheina lupa kalau Ia sedang mengenakan rok panjang yang terbelah dari kedua sisi dari pinggul sampai ke bawah sehingga ketika Ia mengangkat kakinya. Ia malah memperlihat satu kaki utuh kepada Nizam.     

Dari ujung kaki sampai ke pinggul langsung terlihat dengan jelas, Seakan seluruh keindahan dunia berpindah ke kaki Rheina yang begitu putih, bersih dan mulus. Putri Rheina sendiri lupa Ia sedang memakai pakaian tidak senonoh. Dan ketika tatapan Nizam malah terpaku ke pahanya maka Putri Rheina menurunkan kakinya perlahan dengan muka memerah.     

"Maafkan Hamba Yang Mulia.. Hamb lupa sedang mengenakan pakaian ini." Kata Putri Rheina sambil merapatkan belahan gaunnya agar paha dan kakinya tertutup oleh kain roknya.     

"Sudah tahu tidak senonoh mengapa kau malah pakai gaun itu?" Kata Nizam sambil menahan nafasnya.     

"Hamba tidak mengira akan kedatangan Yang Mulia. Tarian ini memang sedikit vulgar dan biasanya hanya dimainkan di kalangan bawah. para penari adalah para wanita nakal yang ingin menggoda para pria" Kata Putri Rheina. Nizam tertawa mendengar kata - kata Putri Rheina.      

"Jadi kau menari ini untuk menggodaku?" Kata Nizam. Putri Rheina menggelengkan kepalanya tetapi kemudian Ia menganggukan kepalanya.     

"Ketika tahu kalau hanya ada Alena di hati Yang Mulia maka sejak itu Hamba mempelajari semua kejalangan para wanita agar hamba dapat menjerat Yang Mulia melalui fisik hamba" Kata Putri Rhiena dengan jujur.     

Nizam jadi semakin tertawa mendengarnya. Tapi Ia menghargai kejujuran Putri Rheina.     

"Lalu bagaimana hasilnya?" kata Nizam sambil tertawa kecil.     

"Mengapa Yang Mulia malah mentertawakan hamba. Hamba banyak menonton dan mempelajari gerakan - gerakan sensual.. dan berharap suatu saat nanti Yang Mulia akan terjatuh ke pelukan hamba. Tapi apa daya. Yang Mulia sangat jauh untuk hamba raih. Yang Mulia terlalu mencintai Alena.     

Sehingga kemudian hamba melupakan itu. Dan kemarin tiba - tiba hamba jadi ingin menari tarian ini. Karena sangat rindu kepada Yang Mulia" Kata Putri Rheina dan tatapan mata yang memelas. Ia benar - benar sangat berharap kalau Nizam akan mengasihinya.     

Tiba - tiba tangan Putri Rheina memagang tangan Nizam yang Terluka dan menyimpannya di pahanya. Nizam seperti tersengat aliran listrik. Ia menariknya dengan cepat tetapi Putri Rheina menahannya dan berbisik.     

"Ketika Yang Mulia melukai kaki hamba dan meneteskan darah hamba di atas sprei hamba benar - benar sangat ingin mati, Apa Yang Mulia tidak dapat membayangkan bagaimana terlukanya hati hamba. ketika Hamba menangis orang - orang sibuk menghibur hamba dan mengatakan sakit di malam pertama adalah biasa dan nanti ke sananya tidak akan sakit lagi. Tapi sampai sekarang bulatan merah di lengan hamba masih ada. Yang Mulia masih belum menyentuh hamba" kata Putri Rheina kita Ia mendekatkan mukanya ke wajah Nizam dan menyentuhkan hidungnya ke hidung Nizam.     

"Kapan hamba mendapatkan berkah dari Yang Mulia? Bukankah Yang Mulia sudah berjanji akan menjadi suami hamba yang baik ketika kita menikah dulu?" Kata Putri Rheina sambil mencium bibir Nizam dan melakukan apa yang dipelajarinya barusan dari Nizam.     

Nizam hanya membuka mulutnya membiarkan istrinya mengaduk - ngaduk perasaannya. Ada sekerlip sinar bintang yang terpancar dari mata Putri Rheina dan menembus hingga ke hatinya yang terdalam. Putri Rheina semakin memperdalam ciumannya. Putri Rheina merupakan pembelajar yang baik ditambah dengan banyaknya teori yang sudah Ia pelajari baik itu secara resmi dari kerajaan maupun yang tidak resmi. Nafas Nizam seketika memburu. Jiwa kelaki - lakiannya seketika terguncang oleh elusan lembut istrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.