CINTA SEORANG PANGERAN

Alena Memutarbalikkan Fakta



Alena Memutarbalikkan Fakta

0"Maafkan kami ibunda. Kami tidak tahu ibunda akan datang sehingga Kami begitu terkejut dengan kedatangan Ibunda. Mohon Ampuni ananda yang sudah tidak tampil dengan layak dihadapan Ibunda" kata Nizam sambil tersenyum. Ia tetap menampilkan wajah seorang yang sedang malu karena terpergoki bermesraan oleh ibunya sendiri.      
0

Sementara itu, Alena jadi gemas kepada Nizam. Wajahnya merengut kesal tetapi ketika Ratu Sabrina menoleh ke arahnya, Alena langsung tersenyum manis. Walau bagaimanapun Ia tidak boleh membiarkan ibu mertuanya tahu kalau Ia dan Nizam habis bertengkar hebat.     

"Bagaimana Alena, Apa kau kerasan tinggal di istana suamimu?" Kata Ratu Sabrina sambil kembali meminum ari tehnya. Alena jadi tergagap, Ia tahu kalau Ratu Sabrina kemungkinan sedang menyindirnya karena Ia sudah berani tinggal di istana Nizam padahal sesuai aturan Ia harus tinggal di dalam harem, sampai menjadi Ratu. Kalau sudah menjadi Ratu baru Alena bisa menempati istana sendiri. Dan istana itu adalah istana yang ditinggali oleh Ratu Sabrina sekarang.     

Ketika Raja Al- Walid turun dari tahta maka mereka akan tinggal di istana luar bersama para istrinya sedangkan untuk para selir biasanya dibebaskan apakah akan ikut bersama Raja Al- Walid atau hendak bercerai dan memiliki kehidupan sendiri. Sedangkan anak - anak mereka akan disebar untuk menduduki beberapa jabatan penting di wilayah kerajaan.     

Tetapi kemudian Alena jadi memiliki kesempatan untuk membalas dendam rasa sakit hatinya kepada Nizam. Dengan memasang wajah sedih, Ia berkata kepada Ratu Sabrina.     

"Hamba sebenarnya tidak ingin tinggal di istana ini. Hamba sudah berkata kalau istana ini memiliki aturan sendiri, apalagi di dalam Harem yang menjadi tanggung jawab Yang Mulia Ibunda Ratu Sabrina. Tetapi Yang Mulia Nizam memaksa hamba untuk tinggal di sini.     

Ketika hamba katakan kalau hamba takut kepada Yang Mulia Ibunda, Pangeran malah berkata, akan berbicara langsung dengan Ibunda. " Kata Alena dengan wajah terlihat sangat menyesal. Nizam melotot mendengar perkataan Alena.     

Perasaan yang Alena tidak berkata seperti itu, Alena malah begitu bersemangat ketika di ajak pindah ke istana. Nizam masih ingat kata - kata Alena yang mengatakan 'ayo.. kita segera ke istanamu nanti takut ditinggali sama wanita lain' begitu yang Nizam ingat. Tapi sekarang Alena malah berbicara membalikkan perkataannya sendiri. dan Nizam tahu kalau Alena sedang membalas dendam kepadanya.      

"Berani benar Ananda mengajarkan hal yang tidak benar kepada Putri Alena, padahal dia sudah Ibunda harapkan untuk menjadi wakil Ibunda di dalam memimpin Harem. " Kata Ratu Sabrina sambil melotot kepada Anaknya.     

Nizam langsung menundukkan kepalanya dan ketika Ia akan berbicara, Alena sudah menyerobotnya kembali,     

"Untuk itu Ibunda, mohon Ibunda memberikan pelajaran kepada Yang Mulia Pangeran Nizam. Ibunda tentu mengerti jika Kami para putri, istri Yang Mulia melakukan kesalahan, kami selalu mendapatkan hukuman. Tetapi tidak jika yang berbuat salah Yang Mulia Putra Mahkota.     

Padahal Ibunda, untuk memperlihatkan betapa adilnya Yang Mulia Ibunda Ratu kepada kami dan untuk menimbulkan rasa hormat dari kami kepada Yang Mulia hendaklah Yang Mulia Putra Mahkota di hukum juga.     

Hamba merasa terjebak berada di dalam istana Yang Mulia Pangeran Nizam. Jika Ibunda Ratu berkenan, Hamba akan kembali ke dalam harem, detik ini juga. Sehingga tidak ada kesalah pahaman hamba dengan yang lainnya" Kata Alena sambil memasang wajah serius. Nizam tampak begitu gelap mendengar perkataan Alena. Ia jadi sangat mendengar perkataan Alena.      

Alena benar- benar sudah memutar balikkan fakta walaupun itu ada benarnya juga. Tapi Nizam tidak memaksa Alena karena Alena memang bersedia sendiri. Walaupun memang benar Nizam pada akhirnya akan memaksa Alena untuk tinggal di istananya jika Alena tidak mau.     

Tetapi Nizam sebenarnya bukan marah karena Alena memutar balikkan kenyataan kepada ibunya. Ia juga bukannya marah karena Alena meminta hukuman untuknya. Tetapi Ia marah karena Alena hendak meninggalkan istananya dan akan pergi ke dalam harem. Apa - apaan itu. Nizam sudah mengamankan Alena di istananya dan mengamankan Putri Rheina di rumah orang tuanya. Lha sekarang Alena malah akan kembali lagi ke dalam harem. Padahal jelas - jelas Putri Mira tidak gila dan sangat berbahaya.     

"Ibunda, mohon ampuni ananda tetapi Ananda tidak mengizinkan Alena meninggalkan istana hamba dan pergi kembali ke dalam harem" Nizam mulai menunjukkan perlawanan kepada ibunya. Ibunya terlihat sangat marah,     

"Berani benar Ananda melakukan pelanggaran seperti itu. Bukankah Ananda kemarin mengatakan akan bersikap adil kepada istri yang lain. Lalu belum apa - apa Ananda sudah berani mengingkari janji yang diucapkan sendiri" Kata Ratu Sabrina semakin kesal.     

Tetapi Nizam akan kehilangan akal sehat kalau sudah menyangkut Alena, "Tidak Ibunda, Ananda mohon maaf. Ananda tidak akan mengizinkan Alena meninggalkan istana Ananda, apapun yang terjadi"     

"Kau benar - benar berani membantah perkataan Ibunda" Ratu Sabrin mendadak berdiri karena marah. Ia baru saja sehat dan anaknya sudah membuat gara - gara. Nafasnya langsung tersenggal. Latifa segera mendekat dan membungkuk,     

"Yang Mulia mohon untuk tenang, ingat Yang Mulia baru saja pulih dari sakit" Kata Latifa dengan penuh rasa khawatir.     

"Bocah ini, berani benar membantah perkataanku. Ibunya sendiri. Dia selalu begitu kalau tentang Alena" Kata Ratu Sabrina dengan muka merah padam.     

"Yang Mulia tolong untuk tidak emosi, Hamba akan mengikuti apapun perkataan Ibunda Ratu. Hamba akan segera bersiap - siap untuk pergi kembali ke dalam Harem" Kata Alena dengan perasaan puas. Ia puas telah membuat Nizam begitu marah. Ia merasa kembalinya Ia ke dalam harem akan membuat Ia menjadi terpisah dari Nizam. Bukankah tadinya juga Ia sudah mengusir Nizam dari kamarnya sendiri.     

"Tidak Aku izinkan Kau ke kembali ke dalam Harem ! " Kata Nizam sambil murka.     

"Nizam ! Ibunda tidak tahan lagi dengan sikapmu. Latifa, panggilkan Darban kemari. " Kata Ratu Sabrina dengan sangat marah. Tubuhnya menggigil. Alena tidak tahu siapa Darban. Tetapi Nizam dan Latifa tahu persis siapa yang dipanggil.     

Nayla yang baru saja datang langsung berkata dengan gugup, Ia segera berlutut dan menyentuhkan keningnya di lantai.     

"Yang Mulia Ratu, mohon untuk bersabar. Memanggil Darban tidak akan menyelesaikan masalah" Kata Nayla dengan keras.     

"Siapa Kau ? Berani benar mengajariku !" Kata Ratu Sabrina bertambah marah.     

"Tubuh Yang Mulia Putra Mahkota sangat berharga. Kesalahannya tidak lah besar, mengapa harus dihukum cambuk" Kata Nayla dengan gemetar.     

Darban adalah pengawal laki - laki milik Ratu Sabrina yang bertugas untuk mencambuk siapapun yang berani menentang Ratu Sabrina. Tidak seperti orang yang biasanya mencambuk para putri yang berbuat salah di dalam harem tetapi Darban ini berkulit hitam, bertubuh tinggi besar dan sangat kuat. Ia sangat kuat mencambuk siapapun dan tidak mengenal rasa takut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.