CINTA SEORANG PANGERAN

Mencurigai Setiap Perubahan Orang



Mencurigai Setiap Perubahan Orang

0Biji mata Nizam hampir mencelat keluar mendengar solusi yang ditawarkan oleh Putri Elisa. Sungguh solusi yang sangat masuk di akal. Kalau memang Putri Rheina dan Putri Mira mengandung anak Nizam maka berhentilah semua gosip yang menyebutkan Nizam tidak adil dan ada di bawah telapak kaki istrinya. Berhentilah gosip yang beredar kalau Alena adalah wanita egois yang hanya ingin menguasai suaminya seorang diri.     
0

Nizam menggelengkan kepalanya, hanya saja masalahnya tidak semudah yang dipikirkan oleh Putri manja di hadapannya ini. Melihat Nizam menggelengkan kepalanya, Putri Elisa tampak cemberut,     

"Yang Mulia pasti tidak setuju dengan solusi yang Hamba tawarkan. Tetapi sudahlah tidak usah terlalu dipikirkan. Hamba tahu bagaimana cinta Yang Mulia kepada Putri Alena dari suami hamba. Bagaimana dulu Yang Mulia sampai mempertaruhkan nyawa hanya demi menikahi Putri Alena.     

Demi menikahi Putri Alena juga Yang Mulia harus menikahi semua wanita yang dipilihkan oleh Ratu Sabrina. Hamba berterima kasih karena Yang Mulia sudah menolong Pangeran Husen pergi dari kerajaan Azura. Hamba tidak akan mengeluh lagi walaupun nanti hamba harus pergi meninggalkan kerajaan Azura dan tinggal di kerajaan Rajna.     

Hamba hanya berharap nasib hamba tidak akan seperti Putri Rheina karena terkalahkan oleh Putri Avantika yang memiliki kekuasaan dan Putri Amrita yang memiliki kekuatan. hamba hanya akan jadi istri yang paling lemah walaupun hamba adalah istri tertua. Tapi semua itu lebih baik daripada suami hamba harus menjadi korban ambisi dari mertua hamba.     

Hamba mungkin bukan istri yang sempurna bagi Pangeran Husen tetapi walau bagaimanapun Pangeran Husen adalah suami hamba. Dan Hamba wajib mengabdi kepadanya." Kata Putri Elisa.     

"Aku senang kau memiliki pemikiran seperti itu. Kau cukup cerdas untuk memahami situasi dengan menyeluruh. Putri Elisa, karena kau satu pihak denganku. Maka sebelum kau pergi ke kerajaan Rajna, Aku harap kau dapat menemukan sesuatu informasi yang akan berguna untukku" Kata Nizam dengan penuh harap.     

"Tentu Yang Mulia. Sebenarnya Ibunda mertua hamba adalah bukan orang yang jahat. Hamba percaya kalaupun Ibunda mertua terlibat hal yang tidak baik pasti itu karena bisikan orang - orang disekitarnya. hamba mohon izin untuk kembali ke kediaman hamba. Terima kasih sudah bersedia menerima keluh kesah hamba' Kata Putri Elisa sambil bangkit dan kemudian membungkukkan badannya memberikan hormat kepada Nizam. Nizam menganggukan kepalanya.     

"Kau memiliki nomor handphoneku?" Kata Nizam kepada Putri Elisa sebelum Putri Elisa pergi. Putri Elisa menggelengkan kepalanya. Ia tentu saja tidak memiliki nomor Nizam karena tidak semua orang dapat memperoleh nomor itu. Di istana Pangeran Husen hanya Pangeran Husen sendiri yang memiliki nomor Nizam. Baru saja Putri Elisa akan menjawab tiba - tiba ada suara dari belakang,     

"Biarlah nanti hamba yang akan memberikan nomor telepon Yang mulia kepada Putri Elisa" Kata suara itu dan Nizam menoleh ke belakang.     

"Ah Maya.. darimana saja Kau? Aku menunggumu untuk berbicara sesuatu" Kata Nizam sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi. Ia menunggu Maya untuk menjaga Alena sehingga Ia bisa pergi keluar dengan leluasa. Tetapi Maya terlihat masih sibuk dengan urusannya. Dan Nizam tidak tahu apa urusannya itu.     

Maya memberikan hormatnya sambil kemudian memohon izin untuk mengantar Putri Elisa pulang keluar dari istana Nizam. Nizam mengangkat tangannya memberikan izin kepada Maya.      

"Maya.. Aku terlalu banyak bicara tadi bersama Pangeran Nizam" Kata Putri Elisa kepada Maya setelah mereka ada diluar.     

"Yang Mulia jangan takut. Pangeran Nizam adalah orang yang baik. Ia tidak akan mengapa - apakan Yang Mulia. Apalagi Yang Mulia diizinkan untuk mendapatkan nomor handphone-nya itu menunjukkan dia mempercayai Yang Mulia" Kata Maya sambil mengambil handphonenya dan mulai mengirimkan nomor pribadi Nizam ke nomor Elisa.     

"Tolong untuk tidak memberikan nomor ini ke sembarangan orang karena hanya orang - orang tertentu yang mendapatkan nomor ini" Kata Maya kepada Putri Elisa. Putri Elisa menganggukan kepalanya.     

"Aku tahu Aku tidak akan salah melangkah. Aku memutuskan untuk berada satu pihak bersama Yang Mulia Pangeran Nizam. Apapun yang terjadi di kerajaan Rajna, Aku sudah tahu semua permasalahannya dan Aku yakin kaupun sudah tahu" Kata Putri Elisa kepada Maya.     

"Hamba bersyukur Yang Mulia sudah memahami hal itu. Hamba sangat menyayangi pangeran Husen jadi hamba harap Yang Mulia Putri Elisa dan kedua istri pangeran Husen yang lain dapat membahagiakan Pangeran Husen. Jangan mempersulitnya dengan tingkah laku yang kekanak - kanakan." Kata Maya memberikan nasihat kepada Putri Elisa.     

"Aku mengerti, walaupun Aku kurang setuju untuk tinggal di kerajaan Rajna tetapi untuk menyelamatkan suamiku maka Aku tidak keberatan. Biarlah Aku berkorban perasaan daripada suamiku akan menjadi korban perebutan kekuasaan oleh orang - orang yang tidak bertanggung jawab" Kata Putri Elisa mendadak menjadi bijaksana. Maya mengacungkan jempolnya.     

"Yang Mulia Putri Elisa semakin bijaksana." Kata Maya sambil membungkukkan badannya memberikan hormat. Putri Elisa kemudian pergi meninggalkan istana Nizam. Ia sangat puas dengan perbincangan hari ini. Ia akan pulang dan segera menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di dalam istana Pangeran Husen     

Maya kemudian berbalik kepada Nizam. Nizam menatap Maya dari atas ke bawah dan Ia melihat wajah Maya yang sedikit kebingungan dan memerah membuat Nizam menjadi curiga apa yang sebenarnya terjadi.     

Maya biasanya orang yang penuh dengan energi kemarahan. Bicaranya selalu meledak - ledak entah dengan siapapun Ia berbicara. bahkan Ia melihat ketika Maya berbicara dengan Putri Elisa nada suaranya begitu tenang. Ini seperti bukan Maya. Ini orang lain. Nizam menjadi tegang. Jangan - jangan yang dihadapannya ini adalah pangeran Abbash yang menyusup ke dalam tubuh Maya.     

Semenjak Putri Mira mengatakan kalau kemungkinan Pangeran Abbash membantu Alena dan Alena juga kelihatannya tidak membantah. Nizam menjadi sedikit paranoid kepada Pangeran Abbash. Pangeran Abbash berkali - kali dapat menyusup ke kediamannya. Ia menjadi khawatir kalau Pangeran Abbash akan menyusup ke istananya dan mengawasi Alena. Kemudian menunggunya lengah lalu merampas Alena dari sisinya. Pangeran Abbash memiliki aura ketampanan yang luar biasa untuk menjerat para wanita. Dan Nizam selalu takut kalau Alena suatu saat akan luluh karena ketampanan dan rayuan Pangeran Abbash.     

Nizam menjadi tidak percaya dengan pernikahan Pangeran Abbash dan Lila. Sama seperti halnya Edward. Cinta mereka tidak pupus hanya dengan ikatan pernikahan. hanya Pangeran Abbash ini dapat menyembunyikan cintanya dengan baik dan dia tidak seperti Edward yang berperasaan halus.      

Pangeran Abbash tampak sangat santai dan terlihat tidak menggebu - gebu tetapi dia mampu menyusup ke kediamannya. Jadi Nizam sekarang selalu ingin memperhatikan tingkah orang - orang di sekitarnya dan mencurigainya jika ada tingkah orang yang tiba - tiba lain dari biasanya. Termasuk tingkah Maya saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.