CINTA SEORANG PANGERAN

Kemungkinan Ada di Negara Jepang



Kemungkinan Ada di Negara Jepang

0Begitulah Maya bercerita kepada Amar dengan berterus terang. Amar sekarang mulai yakin kalau kembaran dari Pangeran Nizam itu ada. Tapi dimana pangeran itu berada? Mengapa berita ini begitu rumit dan sangat sulit untuk bisa dicari kebenarannya.     
0

Dan Amar sudah memperkirakan kalau berita ini sangat sulit untuk diselidiki karena ada dua kemungkinan yaitu orang - orang yang mengetahui berita ini benar - benar menutup mulutnya rapat - rapat atau mereka semua sudah mati di bunuh oleh orang yang menyembunyikan berita ini.     

Dan Nizam juga tidak memerintahkan dirinya dengan sungguh - sungguh untuk mencari saudara kembarnya itu. Nizam terlalu ketakutan dengan efeknya. Itulah sebabnya Amar sendiri tidak berani melanjutkan pencarian jika memang tidak ada perintah dari Nizam. Tapi mendengar perkataan Maya, Amar jadi kembali merasa penasaran sehingga Ia kemudian bertanya lagi.     

"Maya, kalau kau tidak mendengar kelanjutannya mengapa Kau malah ingin pergi ke Jepang untuk menyelidiki keberadaan saudara kembarnya Yang Mulia" Kata Amar menjadi sangat penasaran.     

Maya menghela nafasnya dan kemudian bibir merah itu saling mengerucut. Bibir itu amat tipis dan melengkung dengan indahnya seakan menantang siapa saja untuk mengecupnya. Amar adalah laki - laki normal yang tahu tentang keindahan wanita sehingga Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain padahal Ia sangat ingin mendengarkan pendapat Maya.     

"Apa kau pernah tahu kalau Amrita mempelajari ilmu bela diri dan penyamarannya di Jepang. Dan Aku berani taruhan kalau selama Amrita di Jepang dia ditemani oleh Pangeran Abbash. Bukankah mereka berdua itu seperti lebah dan madunya. Untuk apa mereka berdua ke Jepang kalau seandainya mereka tidak mencurigai sesuatu" Kata Maya.     

Amar membelalakan matanya. Ia sudah pernah mendengar kalau Maya adalah orang yang pintar tapi kali ini Ia baru membuktikannya sendiri. Mengapa Ia tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Pangeran Abbash dan Amrita sangat pandai menyusup kemana saja. Dari mana lagi mereka belajar kalau bukan dari negara Jepang yang terkenal dengan Ninja-nya.     

Bukankah waktu itu Ia menghajar Pangeran Abbash di Korea Selatan dan itu berbatasan dengan Negara Jepang. Kedua negara itu hanya dipisahkan oleh laut Jepang atau Laut Timur kalau menurutu orang Korea.     

"Pemikiranmu masuk di akal. Dan Aku yakin kalaulah itu benar pasti Kakaknya Pangeran Barry yang menyuruh mereka" Kata Amar dengan dada berdebar - debar antara takut dan senang. Ia takut kalau penemuannya akan membuat kekacauan tapi kalau seandainya suadara kembar Yang Mulia Pangeran Nizam malah ditemukan oleh orang jahat yang akan memanfaatkannya maka Yang Mulia Pangeran Nizam akan bertambah celaka.     

"Kita akan menikah secepatnya " guman Amar seperti berkata kepada dirinya sendiri. Tapi Maya malah menjawabnya dengan muka merah padam.     

"Aku setuju.. Kita akan menggunakan alasan bulan madu untuk pergi ke Jepang" Kata Maya lagi sambil melirik ke arah Amar. Tapi Amar malah tersenyum dikulum.     

"Katanya terlalu vulgar.."     

"Eh.." Maya hanya mampu mengucap kata itu. Ia sangat malu dan ingin rasanya bersembunyi di balik pohon yang ada tombaknya.      

"Tidak..tidak.. maafkan Aku. Maksudku adalah kita memang tidak boleh menggunakan alasan itu kepada Yang Mulia Pangeran Nizam. Karena Yang Mulia pasti akan langsung tahu kalau kita berdusta"     

"Apakah kita tidak sebaiknya berterus terang saja ?" Kata Maya kepada Amar.     

"Yang Mulia sedang banyak masalah sekarang, Aku pikir tidak akan bijak kalau menambah bebannya lagi. Ibundanya sedang sakit, ada persengkokolan di dalam harem dan ada kejanggalan di penjara bawah tanah."     

"Ah.. Aku tahu, Yang Mulia sedang banyak masalah tapi Aku hanya ingin tahu kalau Yang Mulia Putri Alena tidak perlu khawatir karena Aku akan mencari cara apapun agar Putri Rheina tidak ada di antara Yang Mulia Pangeran Nizam dan Putri Alena"     

"Aku setuju tentang hal itu denganmu. Tapi kalau kita beritahukan sekarang terlalu beresiko lagi pula kalaupun benar ada saudara kembarnya Yang Mulia, belum tentu Putri Rheina mau dan Saudara kembarnya juga mau"     

Maya yang tadinya begitu bersemangat jadi terdiam. Ia tidak berpikir kalau Saudara Kembar Nizam ada kemungkinan akan menolak untuk menjadi suami Putri Rheina.     

"Tapi itu baru perkiraanku saja. Aku pikir ide itu tidak buruk. Putri Rheina akan mendapatkan ganti Yang Mulia Pangeran Nizam dan saudara kembar Yang Mulia juga semoga saja menyukai Putri Rheina. Bukankah Putri Rheina adalah gadis tercantik di Kerajaan Azura"     

"Aku sungguh berharap akan terjadi seperti itu terlepas dari tingkah Putri Rheina yang menyebalkan tapi Aku terkadang lebih suka begitu daripada seperti ibuku yang hanya terdiam ketika di sakiti ayahku."     

Amar menganggukan kepalanya ikut prihatin dan tanpa sadar berkata,     

"Semoga Aku hanya akan menjadi suamimu yang setia sampai akhir" kata Amar.     

Maya tersentak dan berpaling kepada Amar, "Tolong jangan berkata seperti itu. Aku takut kalau Aku tidak bisa menjadi istrimu yang baik. Kau tahu Aku masih sangat sulit untuk menerimamu. Apalagi kau begitu mencintai Zarina. Aku tidak mau hidup di bawah bayang - bayang wanita lain" Kata Maya dengan tegas.     

Amar menghela nafas, "Aku mengerti tentang hal itu. Aku tidak berharap banyak untuk itu karena mengharapkan cintamu untukku sama sulitnya seperti meminta rembulan jatuh ke pangakuanku. Aku sendiri tidak bisa memungkiri hatiku kalau Aku masih sangat merindukan Zarina.     

Tapi mungkin memang kita perlu waktu yang sangat panjang untuk saling mengobati luka masing - masing" Kata Amar dengan lembut.     

Maya jadi terenyuh mendengar ketulusan dan kejujuran dari Amar,     

"Kau benar - benar orang baik " Kata Maya dengan tulus. Amar tersenyum kembali memamerkan deretan giginya yang putih bersinar.     

"Tapi Amar, bagaimana menurutmu ? Apakah Yang Mulia Pangeran Nizam akan benar - benar menjadi suami Putri Rheina yang sesungguhnya ?" Kata Maya dengan khawatri. Walau bagaimanapun akan menjadi lebih sulit bagi kembaran Nizam untuk menerima Putri Rheina kalau seandainya Putri Rheina sudah disentuh Nizam.     

"Maksudmu apa ?" Kata Amar sambil mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti tetapi setelah sedikit berpikir kemudian dia mengerti kalau yang dimaksud dengan Maya adalah Pangeran Nizam menyentuh Putri Rheina.     

"Ah. Aku tahu. tapi Aku pikir Yang Mulia Pangeran Nizam bukan pria yang mudah berpaling hati. Kalau Yang Mulia ingin menyentuh Putri Rheina mengapa tidak Yang Mulia lakukan dari dulu."     

"Tapi kata Putri Alena, Pangeran Nizam menangis dan meratapi Putri Rheina" Kata Maya. Amar malah mengangkat bahunya.     

"Itu hanyalah perasaan iba, sayang dan kasihan bukan perasaan cinta. Bagi sebagian laki - laki tidak mudah menyentuh tubuh seorang wanita tanpa cinta. Karena mereka mengendalikan nafsunya dengan hati bukan dengan otak mereka." Kata Amar sambil tersenyum.     

"Benarkah ? Jadi apakah Kau tidak akan pernah menyentuhku selamanya? " Kata Maya bertanya sambil menatap Amar dengan matanya yang tajam. Mendadak senyum Amar hilang dari wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.