CINTA SEORANG PANGERAN

Bisakah Kau Berpaling ke Lain Hati? (2)



Bisakah Kau Berpaling ke Lain Hati? (2)

0Lila terkejut ketika tangannya ditarik dan sebelum sadar Ia sudah terjerembab, berada dalam pelukan Edward. Suasana hangat langsung melingkupi seluruh hatinya.     
0

"Dia istri Saya. Jadi tolong jaga sikap kalian?" Kata Edward dengan cepat dan tanpa sadar sambil memeluk tubuh Lila. Lila terkejut menatap Edward dengan perasaan penuh kebahagian. Jantungnya berdebar kencang. Keempat pemuda itu begitu mendengar bahwa mereka pasangan suami istri langsung menjaga sikap.     

"Maafkan Kami, Kami kira kalian tidak saling mengenal. Sekali lagi maafkan Kami" Kata salah satu pemuda itu berkata dengan wajah penuh kesungguhan. Apartemen milik Edward adalah apartemen mewah yang di dalamnya tentu berpenghuni kan orang-orang berada dan setidaknya memiliki sikap yang terpelajar dan etika yang baik.     

Para Pemuda itu memang melihat Lila dan Edward berdiri berjauhan seakan tidak saling mengenal. Jadi siapapun tidak mengira kalau mereka saling kenal.     

Edward tersenyum,"Tidak apa-apa" Jawabnya pendek. Tangannya masih memeluk bahu Lila. Lila terdiam membeku dalam kebahagiaannya. Alangkah indahnya berada didalam pelukan Edward. Suasana sesaat hening. Ketika salah seorang pemuda tampak mengamati wajah Edward dengan seksama.     

"Apakah Anda Edward? vokalis grup band the East?" Tanya seorang pemuda dengan wajah menyelidiki.     

"Mmm..bukan" Kata Edward sambil memalingkan wajahnya. Wajah Edward langsung memerah.     

"Tidak mungkin Saya salah. Memangnya ada berapa banyak pria tampan yang mirip dengan Edward. Foster andakan ada dimana-mana. Foto Anda juga dimedia sosial sangat banyak. Anda juga jadi berita hebat ketika menjadi pahlawan di Indonesia. Menolong Istrinya Pangeran Azura. Aku adalah fans berat Kamu" Kata si pemuda nyerocos terus membuat telinga Edward jadi sakit. Bahkan salah seorang dari mereka ada yang menfoto Edward dan Lila.     

"Anda pasti salah orang" Edward masih bersikukuh sambil memalingkan wajahnya dari mereka. Edward yakin kalau tiba-tiba perkataannya tersebar maka orang tua dan manajernya akan mengomelinya habis-habisan. Berita tentang Ia mencintai istri Pangeran Azura saja sudah mulai bergulir dengan panas di negaranya.     

Kisah heroiknya di Indonesia lengkap dengan foto-fotonya membuat Ibunya berteriak histeris sambil memarahinya. Tadi Ia mengaku bahwa Lila adalah Istrinya. Kalau sampai berita ini kembali tersebar habislah Ia akan dihajar Ayahnya. Berita negatif cepat menyebar bagaikan api yang menyambar tumpukan jerami kering. Dari kemarin Ia mencoba meminta ijin untuk menikahi Lila tetapi masih belum mendapatkan restunya. Sekarang Ia malah berkata sudah menikah.     

Walaupun Edward langsung resah tapi tangannya tetap memeluk Lila seakan takut kulit halus Lila akan tergores oleh mereka.     

Untungnya Lift segera berhenti di lantai lima. Edward segera menarik tangan Lila keluar dari Lift. Sebelum Ia masuk ke Lantai lima Ia masih mendengar kata-kata dari mereka.     

"Coba lihat, Mereka berhenti di lantai lima. Bukankah Lantai itu area pribadi pemilik apartemen ini. Dan tidak boleh ada seorangpun yang bisa masuk. Karena lantai itu hanya bisa diakses melalui handphone. Berarti Edward adalah pemiliknya." Seorang pemuda jadi ribut.     

"Aku akan langsung membuat berita di media sosial tentang dia. Foto yang kuambil begitu sempurna. Coba lihat!! Gadis yang diakui Istrinya sangat cantik. Dia pasti gadis Indonesia. Bukankah Edward sering ke negara itu." Seorang pemuda yang lain tampak mengoceh dengan wajah penuh kebahagiaan. Dan tidak berapa lama Pemuda itu sudah meng-upload berita Edward dengan fotonya di sebuah platform berita online.     

***     

"Sialan.." Kata Edward sambil mendorong pintu masuk ke dalam apartemennya. Lila mengikuti lalu Ia duduk sambil membuka sepatunya. Lalu Ia melangkah mengambil air minum untuk Edward. Edward mengambilnya dari tangan Lila lalu meneguknya sambil meringis. Tubuh yang kena tendang Nizam terasa berdenyut.     

[ Sialan seribu sialan Pangeran Azura itu, emosinya benar-benar tidak bisa dikendalikan dengan akal sehatnya. Suruh siapa Ia memancingku untuk mendekat pada Istrinya. Ia yang menantang Aku. Tapi tetap saja setiap main fisik Aku yang selalu jadi bulan-bulanan. Tubuh Nizam yang kekar bukanlah tandinganku. Banteng Spanyol mungkin baru lawannya imbang. Mana buasnya bagai singa]. Edward terus merutuki kelakuan Nizam yang menyebalkan.     

Pikiran Edward kemudian jadi melayang-layang. Bagaimana Alena bisa melayani Nizam di atas tempat tidur. Ia membayangkan tubuh mungil Alena akan jadi bulan-bulanan tubuh Nizam yang kekar perkasa. Ugh... Edward langsung panas dingin. Rasa cemburunya kembali menyeruak membakar seluruh tubuhnya. Tapi kemudian suara Lila menyadarkan dia.     

"Apa boleh Aku melihat lukamu? Biarkan Aku memeriksanya, Aku khawatir ada yang patah" Kata Lila sambil masih memegang gelas ditangannya. Edward lalu melihat Lila dengan perasaan campur aduk antara kasihan, kagum, hormat dan sayang.     

"Apakah Kau sekarang menjadi ahli medis?"Kata Edward sambil masuk ke dalam kamar tapi tangannya menarik tangan Lila untuk ikut masuk ke dalam kamar.     

Muka Lila memerah, apalagi kemudian Ia melihat Edward berbaring di atas tempat tidur sambil membuka kemejanya dan menariknya ke atas memperlihatkan dada dan perutnya.     

"Periksalah, Karena Aku merasakan sakit di daerah pinggang." Kata Edward sambil tersenyum manis. Untuk sesaat wajah Alena menghilang dalam pikirannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.