CINTA SEORANG PANGERAN

Pernikahan Akbar (7)



Pernikahan Akbar (7)

0Alena dan Nizam yang baru keluar dari ruang dalam melihat Cynthia yang mengejar suaminya. "Ada apa dengan Cynthia?" Alena terheran-heran. Langkahnya terhenti, Ia terpaku sambil memegang majalah katalog perhiasan.     
0

"Agaknya temanmu sedang mencari masalah dengan suaminya" Kata Nizam sambil tersenyum lucu. Ia tampak menikmati adegan huru-hara yang ada didepannya. Ia melihat Pangeran Thalal masuk ke kamar tamu Nizam yang biasanya suka mereka tempati kalau sedang berkunjung ke apartemen Nizam.     

"Masalah apa? ada apa?" Alena semakin kebingungan.     

"Cynthia meminta Pangeran Thalal untuk menikahi Putri Lili dan Putri Andhora"     

"HAAH??? Bagaimana bisa? Kenapa Cynthia seperti itu?" Wajah Alena tercengang.     

"Dia ingin memperalat Putri Lili agar ada dipihak kita"     

"Tapi untuk apa? Buat apa Putri Lili berada dipihak Kita??"     

Nizam menarik nafas panjang. "Sudahlah Alena. Jangan memikirkan hal itu. Nanti kepalamu pusing" Nizam tidak ingin Alena memikirkan hal yang membuat Alena tidak nyaman karena     

"Aku tidak memikirkannya. Aku hanya heran dengan kebodohan Cynthia. Buat apa menikahkan suami sendiri ke wanita lain. Apa dia ingin mati berdiri karena cemburu. Kalau ingin Putri Lili ada dipihak kita kenapa harus dinikahkan dengan Pangeran Thalal. Adikmu kan banyak. Nikahkan saja dengan Pangeran Husen. Bukankah dia belum beristri. Gitu aja Kho repot" Alena berkata sambil berlalu dengan wajah polosnya. Meninggalkan Nizam yang bengong.     

Nizam menggelengkan kepalanya dengan penuh kekaguman. Pemikiran Alena terkadang tidak bisa diduga. Kecerdasan nya suka muncul secara tiba-tiba dan mengejutkan. Mengapa Cynthia tidak berpikiran simpel seperti Alena. Sekarang pasti Cynthia dan Pangeran Thalal sedang bertengkar. Sesuai dugaan Nizam kalau Pangeran Thalal pasti menolak mentah-mentah usulan Cynthia.     

Nizam lantas mengangkat teleponnya dan mulai menelpon Pangeran Husen. Ia ingin ide Alena yang brilian dilaksanakan sekarang juga. Sama halnya dengan Pangeran Thalal. Pangeran Husen juga sangat menghormati Nizam. Kalau Nizam menyuruhnya untuk menikahi Putri Lili maka tidak ada kata menolak yang akan keluar dari mulut Pangeran Husen. Lagipula Pangeran Husen memang belum memiliki kekasih. Ia masih senang dan pecicilan. Di beri dua putri sekaligus sepertinya akan membuat Pangeran Husen bahagia.     

***     

Cynthia masih sibuk merayu suaminya yang sedang marah. Wajah Pangeran Thalal masam bagaikan buah belimbing wuluh. Melihat Pangeran Thalal yang sedang marah, hati Cynthia jadi mengkeret. Sepanjang hidup dengan Pangeran Thalal Ia belum pernah melihat Pangeran Thalal begitu marah.     

"Yang Mulia. Demi Tuhan Aku minta maaf. Aku salah.. mohon Yang Mulia mau memaafkan Aku." Cynthia memegang kaki Pangeran Thalal yang sedang berbaring. Ingin rasanya berlutut di kaki suaminya agar bisa memaafkannya. Tapi Pangeran Thalal bergeming. Ia tetap terdiam.     

Lama-lama Cynthia jadi tidak tahan. Airmatanya mulai mengalir dan tidak lama Isak tangisnya mulai terdengar.     

"Yang Mulia Aku lupa kalau Kau memiliki perasaan yang begitu dalam terhadap diriku. Aku salah lebih mementingkan Alena dibandingkan dengan dirimu. Aku bersalah. Tolong hukumlah Aku. Jangan diam saja."     

Cynthia benar-benar emosi. Perasaannya sangat menyesal. Mengapa Ia begitu bodoh sampai meminta hal yang membuat Pangeran Thalal marah. Ia bersumpah tidak akan pernah melakukan hal ini lagi. Lagipula Ia yakin kalau Alena sampai tahu hal ini. Ia tidak akan senang. Alena bukanlah tipe orang yang suka memanfaatkan orang lain untuk kepentingannya.     

Rasa emosi, penyesalan dan galau campur aduk jadi satu hingga kemudian tubuh Cynthia melorot di samping Pangeran Thalal dan pingsan. Melihat istrinya pingsan Pangeran Thalal baru panik. Pangeran Thalal segera mengangkat tubuh istrinya dan membaringkan tubuhnya di ranjang Kemudian dengan panik berteriak keluar dari kamarnya.     

Nizam yang sedang menelpon Pangeran Husen kaget melihat Pangeran Thalal berteriak. "Cynthia pingsan. Kakak cepat panggilkan dokter Desy kemari. Ya Alloh.. Cynthia.." Kata Pangeran Thalal sambil masuk lagi ke dalam kamarnya.     

Nizam segera memanggil Arani. "Arani!!! Panggil kan Dokter Desy ke sini"     

Tanpa membuang waktu Arani menelpon Dokter Desy yang apartemennya ada di bawah . Nizam lalu melangkah masuk ke dalam kamar dimana Cynthia berbaring dengan lemas. Mukanya pucat dengan mata sembab. Pangeran Thalal menggosok-gosok kaki Cynthia dengan lembut. Amarahnya hilang berganti rasa khawatir yang teramat sangat.     

"Cynthia bangunlah, Aku memaafkan mu. Kau jangan membuat ku takut. Mengapa Kamu menjadi lemah begini. Bukankah Kau adalah wanita terkuat yang pernah Aku kenal"     

Nizam memang ikut khawatir juga melihat Cynthia pingsan hanya saja Ia sedikit heran. Fisik Cynthia yang bule cenderung lebih kuat dibandingkan fisik Asia. Kalau Alena lemah Nizam sudah paham tapi kalau Cynthia pingsan hanya karena ribut dengan Suaminya. Nizam jadi gagal paham juga. Pikirannya jadi menduga-duga. Ia memegang bahu Pangeran Thalal menenangkan hatinya. Nizam ingin mengatakan sesuatu tetapi Dokter Desy terlanjur sudah datang bersama perawatnya.     

Dokter Desy membawa kayu putih yang banyak dari Indonesia. Minyak itu biasanya Ia gunakan untuk merawat Alena. Hampir setiap malam Ia mengusapkan minyak itu ke tubuh Alena yang sudah mulai merasakan sakit dan pegal pada sekujur tubuhnya. Terutama dibagian pinggang dan punggungnya     

Dokter Desy menggosok kaki Cynthia dengan minyak Kayu Putih. Lalu Ia menciumkan ke hidungnya. Dokter Desy juga mengeluskan minyak itu ke keningnya. Hingga tidak lama kemudian Cynthia membuka mata sambil mengerang. "Kepalaku sangat pusing. Mengapa kamar ini seperti sedang berputar" Keluh Cynthia. Ia lalu memejamkan matanya.     

Nizam menatap ke arah Dokter Desy. Ia ingin tahu apakah dugaannya benar atau salah. Ia dengan sabar menunggu Dokter Desy mengatakan sesuatu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.