CINTA SEORANG PANGERAN

Ramalan Wanita Tua (3)



Ramalan Wanita Tua (3)

0Pangeran Thalal akhirnya mengalah tapi Ia tidak mau mendengarkan ramalan itu. "Kau duduklah agak jauh dariku. Karena Aku tidak mempercayai apapun tentang ramalan. Aku tidak mau mendengarkan apapun tentang ramalan."     
0

Cynthia menganggukan kepalanya. Ia lalu pergi ke suatu sudut bersama wanita tua itu. Sementara itu Pangeran Thalal ikut duduk tapi sedikit jauh dari Cynthia. Para pengawalnya terbagi dua antara mengawal Cynthia dan mengawal Pangeran Thalal.     

Cynthia memandang wanita tua itu dengan seksama. Wanita tua itu memiliki aksen Inggris yang sangat ketara. Kulitnya putih dan sudah keriput tetapi tidak mengurangi kecantikannya. Matanya bewarna biru dengan rambut pirang seperti dirinya. Kelihatannya Ia juga bukan wanita dari kalangan biasa. Gerak-gerik dan cara berpakaiannya menunjukkan Ia berasal dari kalangan bangsawan.     

"Aku sangat tertarik ketika melihat Kakak iparmu atau Pangeran Nizam. Wajah dan tubuhnya benar-benar seperti wajah pangeran dari negeri dongeng. Kau tahu Aku berasal dari kalangan keluarga kerajaan Inggris. Aku adalah Istri kedua dari kakeknya Edward. Jadi Aku tertarik dengan segala yang berbau kerajaan. Tetapi kemudian Aku melihat ada aura yang terlihat ditubuhnya.     

Aku memiliki kelebihan sedikit yaitu bisa melihat sesuatu dimasa depan melalui aura mereka. Biasanya Aku tidak pernah perduli dengan masa depan seseorang. Karena tidak semua orang bisa Aku lihat auranya. Mungkin Karena Aku juga tidak pernah mau mengeksplor kepintaran ku ini.     

Hanya saja Ketika Aku memalingkan wajah ku. Pria tampan itu langsung menyedot perhatianku. Ada aura aneh yang menyelimutinya langsung terlihat dimataku.     

Dari aura yang Aku baca, Dia adalah orang yang akan banyak membawa perubahan dilingkungannya, tetapi juga dia akan terlibat penderitaan yang tidak akan pernah dia bayangkan."     

Cynthia terdiam, hatinya membeku. Ia pikirkan adalah Alena sahabatnya. Kalau Nizam akan mendapatkan banyak penderitaan bagaimana dengan sahabatnya.     

"Kau tahu dengan wanita yang disampingnya?"     

"Wanita cantik yang bertubuh mungil itu. Dia istrinya. Dia lah yang akan menjadi sumber penderitaannnya."     

Mata Chyntia langsung basah. "Apakah mereka akan sangat menderita?"     

Wanita tua itu menghela nafas. "Anakku suatu ramalan hanyalah suatu pertanda. Belum tentu terjadi. Aku memberitahukan hanya sekedar memintamu untuk tetap waspada. Aku tidak tahu seberat apa penderitaan itu. Karena setiap orang akan memiliki daya tahan terhadap suatu penderitaan yang berbeda-beda. Lagipula pria itu akan membawa banyak perubahan besar. Tidak ada perubahan besar yang terjadi tanpa melalui suatu proses.     

Bukankah untuk mengambil madu yang manis kita harus mengambilnya dari sarang lebah yang penuh bahaya. Mawar yang indah dikelilingi oleh batang yang berduri. Buah yang manis berada dipuncak pohon yang tinggi.     

Anakku, Aku melihat dirimu adalah orang yang sangat loyal. Kau memiliki sikap positif yang sangat kuat. Kau sengaja datang untuk bertanya kepadaku. Padahal ini berkaitan dengan mereka. Itu menunjukkan bahwa Kau sangat perduli dengan mereka."     

Cynthia menggenggam tangan wanita itu. "Saya adalah sahabat Istrinya Pangeran Nizam. Aku sudah berkorban banyak untuk dia. Aku sangat menyayanginya. Selain itu aku selama ini selalu merasa bertanggungjawab terhadapnya. Ia berada di sisi Pangeran Nizam Karena campur tangan ku. Seandainya dulu Aku tidak pernah membantunya untuk bersama Pangeran Nizam. Mungkin Sekarang Ia sudah bahagia bersama Edward." Cynthia terlihat sangat menyesal.     

"Anakku, Apa-apa yang sudah terjadi itu sudah kehendak Tuhan. Kau tidak bisa berjalan mundur lagi. Jadi menyesal tidak ada gunanya. Sekarang yang harus Kau lakukan adalah tinggal meningkatkan kewaspadaan."     

"Alena adalah gadis yang polos dan lugu"     

"Kau jangan terlalu khawatir. Gadis itu tidak selemah yang Kau perkirakan. Aura dia justru bersinar lebih kuat dari suaminya. Yang Aku lihat sebenarnya yang akan lebih menderita adalah suaminya daripada istrinya. Makanya Aku lebih menarik perhatian pada suaminya daripada Istrinya."     

Cynthia terbelalak matanya. Apa Ia dia tidak salah dengar. Bagaimana bisa Aura Alena bersinar lebih kuat dari Nizam. Bukankah otak mereka sangat jauh berbeda.     

"Madam..Apakah Kau melihat yang lain lagi"     

"Tidak..Aku tidak melihat apapun selain Aura mereka."     

"Madam..Suamiku tidak mempercayai dengan segala macam ramalan. Semoga Madam tidak tersinggung dengan perkataan suamiku"     

"Tidak apa-apa Anakku. Aku sangat kagum kepadamu. Kau adalah wanita yang sangat bersebrangan dengan mereka. Baik dari keyakinan ataupun budaya. Apalagi mereka dari kalangan kerajaan. Hanya wanita cerdas yang bisa melakukan itu. Aku harap Kau berhasil dengan segala tujuanmu. Semoga Kau selalu berbahagia. Semoga Tuhan memberkati" Wanita Tua itu hendak pergi tetapi kemudian berhenti karena tiba-tiba Cynthia bertanya suatu hal lagi.     

"Apakah Anda juga mengetahui sesuatu tentang Edward?" Tanya Cynthia.     

Wanita itu memutar tubuhnya. Lalu Ia memandang Cynthia. "Aku tidak bisa membaca aura semua orang. Hanya orang-orang yang memiliki takdir besar dan Aura yang kuat yang terbaca olehku"     

Cynthia terdiam lalu menganggukan kepalanya dengan hormat. Entahlah Cynthia selalu merasa bahwa Edward tidak akan pernah bisa lepas dari masalah Alena dan Nizam. Derita Alena akan mempengaruhi Edward. Dan Cynthia sangat memastikan jika Alena menderita maka Edward tidak akan tinggal diam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.