CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Thalal Sungguh Keterlaluan.



Pangeran Thalal Sungguh Keterlaluan.

0Begitu keluar dari kamar Apartemen Nizam, Pangeran Thalal bergegas melangkah diikuti oleh Cynthia yang terus mengomeli Nizam.     
0

"Kakakmu itu terlalu jenius hingga hampir mendekati idiot kalaupun dia tidak idiot mungkin dia debil* tingkat parah sehingga hampir menyerupai devil**." Cynthia berkata dengan sebal.     

"Ssst..jaga mulutmu itu. Dia adalah Pangeran Putra Mahkota. Kalau sampai ada yang mendengar habislah kita"     

"Lama-lama Aku bisa mati berdiri tinggal dekat dengan Kakakmu. Ia benar-benar bunglon berdarah dingin. Kadang Ia A, lalu nanti Ia B, sebentar kemudian dia C. Dia itu sebenarnya manusia apa bukan? Kelakuannya seperti setan"     

"Dia punya pemikiran sendiri. Kita yang salah sudah bertindak dibelakangnya. Sudahlah jangan terlalu diambil hati. Dia kan bermaksud baik."     

"Ya.. Tuhanku... Pangeran Thalal yang Mulia, Yang baik hati kenapa Kamu tidak tonjok saja muka tampannya biar hidungnya yang mancung itu patah jadi dua"     

"Ssst..mulutmu itu benar-benar berbisa" Bisik Pangeran Thalal sambil menuntun Cynthia agar mengikuti langkahnya dengan cepat.     

Langkah Pangeran Thalal begitu panjang. Ia tadi sudah dipukuli oleh Nizam sampai babak belur tapi tidak terlihat tanda-tanda Ia merasa kesakitan. Cynthia sampai kagum dengan daya tahan tubuh suaminya. Bukankah Waktu Edward dipukuli Nizam dia sampai terkapar dan tidak bisa berdiri.     

Tapi suaminya sungguh luar biasa. Ia masih bisa berjalan tegak dan gagah. Mukanya tenang dan Ia tidak mengaduh sedikitpun. Cynthia sangat bangga dengannya. Tapi sebagai seorang istri Ia tetap sangat khawatir dengan kondisi suaminya.     

"Yang Mulia hati-hati, Kau sedang terluka Aku sangat khawatir"     

Pangeran Thalal tidak menjawab Ia malah semakin mempercepat langkahnya. Sampai-sampai para pengawalnya berlarian mengikutinya. Tangan Pangeran Thalal menarik tangan istrinya hingga Cynthia hampir terseret.     

"Kau kenapa? Berjalan bagai dikejar hantu. Apa Kau takut Kakakmu menghajarmu lagi?"     

Pangeran Thalal terdiam tidak menjawab pertanyaan Cynthia lalu kemudian ketika sudah didepan pintu Apartemennya. Seorang penjaga yang berdiri di depan pintu apartemennya segera membuka kan pintu. Pangeran Thalal langsung masuk ke dalam apartemennya. Penjaganyapun langsung menutup pintunya.     

Begitu pintu menutup, Pangeran Thalal langsung berlari ke arah ranjang dan melemparkan tubuhnya di ranjang lalu berguling-guling sambil mengaduh-ngaduh. Cynthia berdiri terpaku menatap suaminya yang berguling-guling sambil mengaduh-ngaduh. Bagaimana bisa? Apa yang terjadi? Apa suaminya sedang kesurupan sekarang?     

"Aduh.. Cynthia. Ini sangat menyakitkan pukulan kakakku begitu keras. Punggungku terasa mau patah. Mukaku sakit. Bibirku perih" Katanya sambil mengerang-ngerang.     

"Apa..Apa?? Apa yang terjadi. Mengapa Kau sekarang mengaduh. Mengapa sekarang kau terasa sakit? Tadi kelihatannya baik-baik saja"     

"Tadi aku malu mengaduh didepan orang lain. Aduh cepat kemari Cynthia Aku tidak tahan lagi. Aku serasa akan mati."     

"Mati??? Bagaimana bisa. Bukankah tadi kata Dokter Kau baik-baik saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan"     

"Mengapa Kau banyak bertanya? Cepat kemari!! Bantu Aku berganti pakaian. Pakaianku penuh darah. Aku tidak suka bau darah" Pangeran Thalal berkata dengan kesal sehingga Cynthia langsung berlari menghampiri nya. Ia lalu membuka pakaian Pangeran Thalal yang penuh dengan darah.     

Pangeran Thalal terus mengerang dan mengaduh. Matanya terpejam rapat membuat Cynthia sedikit panik. "Coba Aku periksa tubuhmu." Kata Cynthia sambil memeriksa tubuh Pangeran Thalal. Hanya ada sedikit memar-memar dipunggung akibat terbentur lantai. Lalu biru-biru di wajah dan robek dipelipis. Apa Suaminya luka dalam. Tapi kalau luka dalam Ia mungkin muntah darah.     

"Tidak ada yang mencurigakan. Aku sudah periksa." Kata Cynthia sambil memakaikan kimono. "Lepaskan juga celananya" Kata Pangeran Thalal sambil tetap terpejam.     

"Ya..ya baiklah. Apakah itumu juga kena pukul??" Kata Cynthia khawatir sambil membuka celana Suaminya.     

"Entahlah Coba kau periksa" Pangeran Thalal berkata sambil membuka matanya sedikit. Cynthia segera memeriksanya dengan teliti tetapi kemudian Ia mengeram ketika benda yang Ia periksa menjadi mengeras dan membengkak. Cynthia langsung bangkit dengan kesal.     

"Kau ini. Mengapa dalam otakmu hanya ada kemesuman. Kau mengerikan. Kau monster S*x." Kata Cynthia sambil hendak pergi. Tapi kemudian Ia ditarik tangannya hingga tubuhnya terjerembab ke pelukan suaminya.     

"Aku tidak akan mengapa-apakanmu. Aku hanya ingin mengobati rasa sakit diwajahku"     

Selesai berkata tangan Pangeran Thalal lalu membuka paksa pakaian Cynthia bagian depan dan menarik lepas br*-nya dengan sekali tarik. Dada Cynthia langsung terbuka dengan indahnya.     

Cynthia terpekik ketika Pangeran Thalal membenamkan wajahnya yang bengkak kebelahan dadanya yang lembut.     

"Kau..apa yang Kau lakukan??" Cynthia meronta-ronta. Tapi Ia tangannya dikunci Pangeran Thalal dengan erat. "Mukaku bengkak dan sakit. Obat salep pereda nyeri itu tidak cukup kuat meredakan nyerinya. Aku butuh sesuatu yang efeknya lebih keras untuk mengobati sakitku" Pangeran Thalal berkata sambil mengangkat wajahnya. Cynthia tercengang tapi kemudian Ia membiarkan wajah suaminya terbenam di dadanya.     

"Apakah Kau benar-benar kesakitan atau bagaimana?? Mengapa Kau tadi diam saja waktu dipukuli kakakmu" Kata Cynthia sambil mengelus rambut suaminya yang sehitam arang.     

"Akukan sudah bilang Aku malu kalau kelihatan tidak tangguh didepan orang lain apalagi di depan Kakak Nizam dan Arani"     

Cynthia jadi tidak tahan untuk tertawa terbahak-bahak. Ia tertawa sampai mengeluarkan air mata. Pangeran Thalal jadi kesal sehingga Ia kemudian Ia memasukan ujung dada Cynthia ke mulutnya lalu Ia mengeratkan giginya didada istrinya. "Akh..sakit" Cynthia terpekik sambil memukul bahu Pangeran Thalal dengan keras. Pangeran Thalal melepaskan gigitannya. Lalu mendengus.     

"Beraninya Kau mentertawakan suami sendiri" Pangeran Thalal cemberut sambil kembali menekankan memar dipipinya ke dadanya Cynthia. Kelembutan kulit yang putih itu meredakan rasa sakit yang berdenyut-denyut.     

"Yang Mulia. Aku pikir Kau benar-benar kuat dan perkasa dipukuli oleh Nizam. Nyatanya Kau seperti anak kecil yang terjatuh saat belajar berlari."     

"Eummmm...tapi memang beneran. Pukulan Kakakku memang sangat menyakitkan. Masih untung Ia tidak mengeluarkan tenaga yang sebenarnya. Kalau sampai Ia mengeluarkan tenaga kudanya maka habislah nyawaku."     

"Maafkan Aku sudah mencelakakan mu." Kata Cynthia dengan iba. Tangannya tetap mengelus rambut suaminya. Pangeran Thalal lalu tertidur dengan wajah masih terbenam. Dokter itu agaknya memberikan obat tidur juga agar Pangeran Thalal bisa beristirahat dengan cukup.     

***     

* Debil adalah berdaya pikir rendah     

** Devil adalah iblis     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.