CINTA SEORANG PANGERAN

Belahan jiwa yang terperangkap pada hati orang lain



Belahan jiwa yang terperangkap pada hati orang lain

0Ketika Alena sedang membujuk Nizam, tampak seseorang berbisik pada Edward. "Edward, Kita sedang ditunggu untuk konferensi pers. Bukankah Kita sedang promo album terbaru." Katanya sambil menatap Edward dengan cemas. Usia pria itu sekitar 35 tahun. Ia adalah manajer dari band Edward. Ia tahu pasti permasalahan Edward yang sebenarnya. Ia juga menatap Alena dan Nizam sedari tadi. Ia menjadi sangat tegang melihat Nizam sudah bersiap akan menghajar Edward. Karena kalau seandainya benar terjadi maka habislah sudah riwayat lagu terbaru grup the east eagle.     
0

Edward menatap wajah Manajernya dengan pandangan tidak suka. "Ini adalah masalah hidup dan matiku. Kau tidak tahu siapa wanita di depanku ini? Dia adalah belahan jiwaku yang terperangkap pada jiwa orang lain" Edward berkata dengan lantang.     

Wajah Nizam berubah menjadi kelam suasana hatinya yang memang sedang tidak terlalu baik menjadi bertambah buruk. Ibarat cuaca mendung yang dihiasi kilatan petir.     

"Tapi Edward, Apa Kau lupa, Kau sedang bersama istri sahmu. Bukankah Ia baru kau nikahi? Bagaimana bisa Kau berkata seperti itu?" Manajernya berkata dengan sedikit keras.     

Edward langsung berubah wajahnya, Ia melirik ke arah Lila. Dilihatnya wajah Lila pucat pasi dengan mata berkaca-kaca. Edward segera mencekal tangannya dan menariknya di ajak pergi. Tapi ketika Ia melewati Nizam langkahnya terhenti, "Kau masih ingat pada perbincangan kita di telepon? Aku tidak akan pernah menyerah...Aku akan selalu mengikutimu seperti bayangan hanya untuk memastikan Alena bahagia bersamamu"     

Rahang Nizam mengeras, Ia hendak melayangkan tinjunya ke arah wajah Edward tapi Alena langsung menarik tangan Nizam. "Honey... please!!...." Katanya sambil memegang erat tangan suaminya. Nizam jadi terdiam gemetar karena amarah. Tangannya mengepal sampai memutih.     

Edward mendengus sambil melangkah meninggalkan Alena dan Nizam. Alena menggelengkan kepalanya, perasaannya campur aduk antara kesal, marah, sedih dan kasihan. Ia merasa tidak berdaya menghadapi Edward. Mengapa Ia merasa suatu hari nanti akan ada ikatan batin dengannya. Alena sama sekali tidak mencintainya, tetapi perasaan iba yang Ia miliki untuk nya membuat Alena terkadang tidak ikhlas kalau melihat Nizam memukul Edward.     

"Nizam bukankah Kau berjanji padaku bahwa Kau akan belajar mengendalikan amarahmu" Kata Alena sambil mengelus lengan Nizam yang berbulu.     

"Tapi dia menantang ku...Kau lihat sendiri bagaimana arogannya dia" Mata Nizam memerah karena amarah.     

"Api dilawan api akan membuat kita terbakar. Ayolah...sayang kita lanjutkan jalan-jalan Kita" Alena kembali berusaha membujuk Nizam     

"Tidak!! Aku ingin menghadiri konferensi pers yang Ia adakan. Aku ingin tahu dia mengoceh apa dihadapan para wartawan" Kata Nizam sambil menarik tangan Alena mengikuti Edward.     

"Tapi untuk apa? Kau hanya akan membuat suasana menjadi lebih buruk"     

"Kalau aku menghindari dia maka Aku akan terkesan seperti orang yang penakut dan tidak punya harga diri. Aku harus menunjukkan kepadanya bahwa Kau adalah milikku dan Aku tidak pernah takut padanya"     

Alena menggelengkan kepalanya dengan penuh keheranan. Cinta dan cemburu benar-benar membuat setengah otak dari para pria hilang bagai air di gurun pasir. Ia tidak membantah lagi ketika Nizam menariknya mengikuti rombongan Edward.     

Edward memasuki ruangan besar yang memang diperuntukkan untuk pertemuan yang sifatnya resmi. Sebagaimana halnya hotel Gardenia di Indonesia. Hotel Gardenia di Amerika juga didominasi warna emas dan merah sebagai lambang kemewahan. Nizam selalu menggunakan tenaga arsitek yang paling bagus untuk pembangunan hotelnya. Desain hotel dan furniture nya selalu membuat orang yang menginap di hotelnya diperlakukan seperti seorang ratu atau raja.     

Ruangan besar yang disebut aula itu sudah penuh oleh awak media. Bahkan ada beberapa pegawai hotel yang sengaja ingin menyaksikan. Siapa yang tidak mengenal Edward yang sedang naik daun. Posisi ayahnya yang seorang pejabat membuat Edward semakin digilai banyak wanita.     

***     

Nicole dan Santiago jam kerjanya memang sudah berakhir tetapi mereka memutuskan untuk tidak pulang dan malah ikut menghadiri konferensi pers Edward. Bahkan kali ini ada Ruth pelayan dibagian room Service yang ikut serta.     

"Hari ini hotel kita sedang mendapatkan suatu anugerah dari langit" Kata Nicole pada Ruth.     

"Kau benar Nicole. Aku sudah lama mengidolakan Edward. Aku tidak menyangka dia akan mengadakan konferensi pers disini. Coba lihat dia sangat tampan. Selain itu suaranya begitu merdu. Aku akan minta tandatangannya di bajuku"     

"Ssst..Kau jangan terlalu bernafsu, lihat wanita yang disampingnya itu. Bukankah dia Lila Istrinya. Dia sungguh beruntung berada di sisi Edward" Kata Nicole     

"Heh.. Nicole..Kau tadi tergila-gila pada Mr. aresca Kemudian Yang Mulia Nizam datang lalu kau beralih kepadanya sekarang Kau malah menyukai Edward..Aku bingung" Kata Santiago sambil menepuk kepalanya yang mendadak pusing melihat tingkah laku para wanita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.