CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Memang Bodoh



Aku Memang Bodoh

0Ketika Alena sedang memilih peralatan makanan untuk bayinya, Ia mendengar handphonenya berbunyi. Ia melihatnya ternyata telepon dari Chyntia. Alena lalu mengangkatnya dengan gembira. Ali dan Fuad dengan refleks mendekati Alena ingin ikut mendengarkan. Bukannya tidak sopan tetapi pengalaman mengajarkan mereka untuk selalu bersikap hati-hati.     
0

"Hallo Cyntia sayangku.." suara Alena terdengar riang.     

"Kau dimana?mengapa tidak pulang ke apartemen, kemana Nizam membawamu. Aku sedang cemas, Aku membaca berita online ada peristiwa tembak menembak tadi siang? Alena sayang, berhati-hatilah.." Kata Chyntia dengan cemas.     

Alena tertawa, " Kau memang sahabatku yang paling baik. Disaat Kau sedang ada acara romantis dengan suamimu pun Kau masih mengingat Aku. Chyntia, sungguh suatu kehormatan Aku memiliki sahabat sepertimu"     

Chyntia mengerutkan keningnya, apa maksud Alena, siapa yang sedang ada acara romantis. Suaminya sedang tertidur disampingnya dengan muka babak belur. Ia bahkan terus menerus memeluk Pangeran Thalal agar dia bisa terlelap dengan nyenyak. Tapi Chyntia yang cerdas itu langsung menganalisa setiap kata yang diucapkan Alena.     

"Apa maksudmu?" Chyntia bertanya dengan hati-hati. Ia malah mendengar Alena tertawa tanpa dosa.     

" Kau tahu..Aku baru diajak makan siang oleh Nizam dengan sangat romantis, Ia memberikan Aku kalung berlian yang sangat mahal. Nizam bilang Pangeran Thalal juga membelikan satu untukmu. Dan kalian memiliki acara sendiri. Jadi agar tidak mengganggu kalian Aku tidak boleh menelponmu. Kami tidak pulang ke apartemen karena Aku di ajak menginap di hotel Gardenia. Dan luar biasanya Aku bertemu dengan Edward dan Lila. Haaahhhh....Chyntia, Aku sekarang sedang ada di toko perlengkapan bayi. Aku sedang belanja"     

Chyntia mengerutkan keningnya, keringat dinginnya langsung mengalir. Nizam tidak pernah menginap dan makan di tempat sembarangan. Khususnya setelah Ia menikah dengan Alena. Kalau alasan Nizam mengarang cerita dengan kalung Chyntia langsung paham karena memang Nizam butuh alibi agar Alena tidak pulang ke apartemennya. Nizam tidak ingin Alena tahu kalau suaminya memukuli adiknya sendiri. Tetapi menginap di hotel Gardenia apalagi sampai bertemu Edward ini terlalu aneh. Analisa yang pertama adalah Nizam menginap di hotel itu tanpa direncanakan karena kalau tahu Edward ada di sana, kecil kemungkinan Nizam akan datang menginap mengingat pembicaraan terakhir antara Nizam dan Edward tidak baik. Analisa kedua adalah Nizam menginap di hotel Gardenia pasti karena ada sesuatu yang harus Ia kerjakan, tapi apa? dan untuk apa?     

"Alena tolong untuk berhati-hati, perasaanku tidak enak. Kau bilang sama Nizam untuk pulang ke apartemen saja. Jangan menginap di hotel Gardenia apalagi Kau malah berjalan-jalan belanja keluar. Katakan pada Nizam, acara romantisku sudah selesai dan Aku memerlukan Kau berada disampingku karena kesehatanku sedang terganggu"     

"Chyntia apa Kau sakit??" Alena mendadak cemas.     

"Iya..Aku sedang tidak sehat, Kau pulang kemari cepat!! " Chyntia semakin tidak enak hati.     

Baru saja Chyntia selesai berbicara tiba-tiba terdengar suara ledakan diluar. Nizam terloncat dari duduknya. Suasana langsung panik, jeritan histeris terdengar dimana-mana. Para pengunjung langsung berlarian. Ali dan Fuad langsung sigap akan mengamankan Alena tapi entah darimana tiba-tiba muncul ledakan kedua di dekat mereka, asap menyebar dengan cepat menyelimuti mereka. Alarm tanda kebakaran langsung berdering dengan keras karena mendeteksi asap yang menyebar hingga mencapai sensor alarm.     

Sebelum Ali dan Fuad menjangkau Alena ada beberapa orang yang menerjang mereka. Karena asap tebal menutupi ruangan di tempat mereka berdiri, Suasana semakin panik, teriakan minta tolong terdengar dimana-mana. Banyak wanita hamil yang sedang berbelanja walaupun tidak banyak tetapi tetap saja membuat para pengawal Nizam tidak bergerak dengan leluasa. Dan sebelum mereka menyadari Alena telah hilang.     

Nizam berteriak memanggil istrinya, "ALENAA!!!" katanya sambil berlari, Ia tidak bisa melihat. Berkali-kali tubuhnya tertabrak tubuh orang lain yang sedang berlarian dengan panik. Dan ketika Nizam sudah mencapai posisi dimana tadi Alena berada. Ia hanya mendapati Ali dan Fuad yang sedang panik mencari Alena, Asap kemudian terlihat menipis dan Alena benar-benar tidak ada di tempat.     

Wajah Nizam pucat pasi, Ia berlari ke sana kemari mencari Alena. Tingkahnya persis seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Pucat pasi, panik, berkeringat dingin bahkan Ia sama sekali tidak bisa berkata sepatah katapun pada pengawalnya yang wajahnya tak kalah pucat dari Nizam. Aura menakutkan menyebar lebih cepat dari menyebarnya asap.     

Nizam berulang kali mencari Alena keseluruh ruangan yang ada. Tapi Alena hilang lenyap ditelan bumi. Nizam langsung tahu apa yang terjadi. Ledakan di luar dan peledakan bom asap di dalam adalah sengaja untuk menculik Alena. Ia merasa jadi orang yang paling bodoh di dunia. Nizam merasakan dunianya menjadi gelap gulita. Hatinya terasa diremas oleh kekuatan yang maha dasyat. Ia merasakan tubuhnya hancur berkeping tak berbentuk, tak bersisa.     

Ketika manajer toko dengan wajah berkeringat dan pakaian acak-acakan mendekati Nizam lalu bertanya, " Yang Mulia, are you allright?" katanya.     

Nizam malah menatap kosong, tiba-tiba tubuhnya ambruk berlutut dilantai, tangannya terkulai disamping. Wajahnya tertunduk. tetapi kemudian tangannya mengepal dan wajahnya tengadah lalu Ia berteriak histeris "TIDAAK!!!...ALENAAAA!!!!"     

Para pengawalnya langsung bersujud melihat Nizam berlutut. "Ampuni Kami Yang Mulia" Empat pengawalnya bersujud dengan nyawa yang serasa lepas meninggalkan raga mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.