CINTA SEORANG PANGERAN

Penyamaran demi Arya



Penyamaran demi Arya

0Pangeran Abbash menutup teleponnya, Ia lalu melihat ke markas polisi Amerika. Pangeran Abbash tersenyum tipis ketika kemudian Ia segera masuk ke dalam mobil vannya. Tampak ada sopir yang memperhatikannya. Sopirnya ini bernama Said yang merupakan pengawal pribadinya. Pangeran Abbash sudah merencanakan semuanya dengan sempurna. Wajahnya yang sebenarnya adalah berjenggot, berkumis dan bercambang bagaimana khas para Pria Azura. Tapi kini wajahnya tercukur klimis, mulus dan halus. Pangeran Abbash dengan Pangeran Thalal hampir serupa bahkan kulitnya lebih putih dibandingkan dengan Pangeran Thalal. Seperti Putri Mira, Pangeran Abbash memiliki mata yang sayu menawan.     
0

Pangeran Abbash mengeluarkan sebuah tas kecil dan Ia mulai mengeluarkan benda-benda di dalamnya. Ternyata benda-benda itu adalah peralatan kosmetik. Said memperhatikan dari kaca spion depan. Pangeran Abbash mengambil sebuah botol foundation lalu dengan hati-hati Ia mengoleskannya ke wajahnya yang mulus. Kemudian Ia menaburkan bedak ke wajahnya. dan terakhir lipstik berwarna merah marun. Tidak berapa lama Pangeran Abbash sudah menjelma menjadi gadis cantik.     

Said menjadi tercengang tidak berkedip, apalagi kemudian Pangeran Abbash lalu mengenakan Pakaian yang tertutup di dada tetapi mengenakan rok yang sangat pendek. Ia sudah mencukur bulu kakinya sampai habis lalu Ia mengenakan stocking warna kulit. Bahkan Ia mengenakan rambut palsu yang membuat Ia menjelma menjadi wanita yang sangat cantik. Ia juga mengenakan syal untuk menutupi jakunnya.     

Wajahnya yang sangat tampan dan berkulit putih serta berpenampilan halus sangat menunjang ketika Ia berubah menjadi seorang wanita. Jika orang tidak mengenal Pangeran Abbash pasti siapapun akan mengira bahwa Ia seorang wanita.     

Pangeran Abbash memegang sebuah tas kecil didalamnya berisi sebuah jarum yang dilapisi racun, Sebuah kapsul bening berisi racun yang begitu dimasukan ke dalam sebuah minuman kapsul dan racunnya akan segera larut ke dalam air. Ia juga menyimpan pisau kecil di sebalik rambutnya. Tidak lupa Ia memasukan juga setumpuk uang dolar dalam tasnya.     

"Kau bersiaplah di sini. Begitu Aku selesai dengan misiku Kita akan segera pulang kembali Ke Zamron. Kalau aku tidak keluar dalam 30 menit maka laksanakan rencana kedua" Kata Pangeran Abbash dengan suara dingin.     

"Yang Mulia, Apakah harus yang Mulia yang Melakukannya? Bisakah yang lain saja atau kenapa bukan Hamba saja ? Kenapa Hamba begitu khawatir? " Kata Said pengawal pribadinya. Pangeran Abbash menggelengkan kepalanya. "Pekerjaan ini terlalu beresiko, Arya itu harus mati karena Ia akan menjadi duri bagi kita. Aku khawatir Kau malah mati konyol di dalam dan kemudian malah membongkar rahasia kita" Kata Pangeran Abbash.     

Sopirnya terdiam tapi kemudian dia berkata lagi, "Kenapa kita tidak biarkan saja Yang Mulia Pangeran Nizam untuk membunuhnya" Kata Said     

"Tidak..Aku malah lebih takut kalau Arya jatuh ke tangan Yang Mulia Pangeran Nizam. Kalau Ia bisa mengorek keterangan dari Arya maka habislah kerajaan kita dibantainya. Ia akan menurunkan Ayahanda sebagai raja dan mungkin Azura akan memilihkan raja yang baru untuk Zamron."     

"Yang Mulia mohon untuk sangat berhati-hati. Hamba sangat khawatir" Kata Said sambil menatap majikannya dengan cemas.     

"Kau jangan Khawatir, Aku lulus dibagian penyamaran dengan nilai terbaik, mengalahkan para pangeran dari kerajaan Sentral" Kata Pangeran Abbash sambil pergi meninggalkan Said     

Pangeran Abbash lalu berjalan dengan gemulai masuk ke dalam markas kepolisian itu. Ia datang dengan berurai air mata. Di depan markas Ia langsung di tahan oleh polisi yang ada di depannya."Permisi Nona, Anda mau kemana?" Tanya penjaga sambil menatap tajam melihat wanita yang tinggi semampai. Matanya lalu melihat ke wajah dada, pinggul sampai ke kakinya yang terbuka dan mulus.     

Lama-lama tatapan tajamnya berubah jadi lembut. Itu adalah naluri seorang pria ketika melihat wanita cantik. Pangeran Abbash mengerling dengan genit, Ia memanfaatkan gesture tubuhnya untuk memancing naluri laki-laki pengawal itu. Ia menghapus air matanya.     

"Saya adalah kekasihnya Arya, Saya dengar Ia ditangkap oleh kepolisian karena wanita setan itu. Aku ingin menengoknya." Kata Pangeran Abbash dengan lemah gemulai. Wajahnya dibuat manja dengan mata sayu yang berkedip-kedip lucu.     

"Nona..." Kata Penjaga bule yang bernama Mac itu menatap sedikit curiga.     

"Nona Syanaz..Kau boleh memanggilku Syanaz," Kata Pangeran Abbash sambil menggigit bibirnya yang mungil itu dengan sengaja menarik perhatian para penjaga itu.     

"Tapi Nona Syanaz, Arya adalah tawanan kami yang sangat penting untuk saat ini. Jadi mohon maaf jika tidak bisa ditengok" Kata Mac dan di iyakan oleh Paul.     

" Oh begitukah?? Aku tahu Arya belum menjadi saksi yang resmi bukankah Ia baru di tahan. Ia hanya diamankan saja tanpa status. Jadi dia belum terikat untuk apapun. Apa hak kamu untuk melarangku" Kata Pangeran Abbash dengan suara manja.     

Mac dan Paul terkejut mendengar perkataan wanita ini. Seakan dia adalah seorang ahli hukum. Tadinya mereka mengira bahwa Syanaz adalah seorang perempuan nakal yang pas sekali dengan penjahat seperti Arya.     

"Nona... kami.." Kata Mac terbata-bata. Pangeran Abbash lalu mendekat dan merangkulkan tangannya ke leher Mac. " Aku punya lembaran dolar yang sangat banyak di tasku. Kau juga tidak akan melanggar hukum karena status kekasihku belum ada keputusan. Kau tidak akan disalahkan karena menolong sepasang kekasih saling bertemu." Tangan Pangeran Abbash membelai dada Paul dengan lembut. Paul sampai berdebar tidak berdaya. Wanita ini sangat cantik dan menggiurkan.     

" Aku tahu kekasihku memiliki kasus yang berat. Itulah sebabnya Aku mohon dengan sangat untuk memberikan Aku ijjin. Aku janji hanya sebentar saja. Asalkan Aku bisa melihatnya sebentar saja sambil memeluknya." Pangeran Abbash merubah wajahnya dengan wajah yang begitu memelas bahkan matanya yang cantik mengerjap kembali dengan berkaca-kaca.     

Melihat Mac dan Paul menjadi tertegun dan saling pandang, Pangeran Abbash lantas memasukan tangannya ke dalam tas kecilnya lalu mengeluarkan setumpuk dolar dalam lembaran seratus. Mac dan Paul sangat terkejut melihat uang yang sangat banyak.     

"Kalian tidak usah kaget, kekasihku itu bosnya Mafia di Indonesia. Ia memiliki uang yang sangat banyak. Asalkan Kita tutup mulut maka siapapun tidak akan ada yang tahu. Ayolah Tuan- Tuan ijinkan Aku bertemu kekasihku. Uang bagiku tidak masalah. Bahkan Aku mempertaruhkan nyawaku sendiri untuk menemuinya"     

"Tapi Nona, Apakah ini layak? Kau begitu cantik jelita bagaikan bidadari yang tersesat tetapi si Arya itu hitam dan sangat jelek. Bagaiman bisa Kau begitu mencintainya" Kata Mac sambil kemudian mengambil uang itu lalu memasukkannya ke dalam saku untuk dibagi kemudian dengan Paul.     

"Kalian begitu ganteng dan gagah, Para Polisi dari negara adi kuasa pasti tidak akan memahami perasaan cinta antara dua orang kekasih dari negara berkembang" Kata Pangeran Abbash dengan bahasa sekenanya tetapi malah membuat mereka merasa tersanjung.     

"Yaah..baiklah, Mungkin selera wanita di daerah berkembang berbeda dengan kami. Ayo silahkan kalau begitu. Suatu kehormatan bagi kami untuk dapat mengantarmu" Paul membawa Pangeran Abbash masuk ke dalam markas. Bahkan Pangeran Abbash menggandeng lengan Paul. Paul semakin bersemangat membawa Pangeran Abbas ke dalam untuk menemui Arya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.