CINTA SEORANG PANGERAN

Lila Bangunlah Demi Bayimu Sendiri! (1)



Lila Bangunlah Demi Bayimu Sendiri! (1)

Dokter Afgan langsung memeriksa layar monitor status kondisi Lila, Ia benar-benar melihat peningkatan dari semua status Lila dari yang terakhir. Ia lalu melihat kondisi fisik Lila. Ia melihat nafas Lila yang lemah meningkat. Dokter Afgan lalu melihat ke arah Alena. " Yang Mulia apa yang terakhir Anda katakan kepada Lila?"     
0

"Aku berbicara tentang anak yang ada dalam kandunganku, dan Aku menyentuhkan tangannya ke atas kandunganku" Kata Alena     

Dokter Afgan terlonjak kaget. Ia memalingkan wajahnya kepada perawatnya. "Ambilkan test pack dan alat untuk USG. Kita akan periksa dia. Untuk menguatkan diagnosaku tentang keajaiban yang mungkin terjadi pada kasus Lila" Dokter Afgan lalu melihat ke arah Alena lagi dan berkata,     

"Yang Mulia, Lila tidak bereaksi terhadap perkataan Anda, tetapi Dia bereaksi terhadap kandungan Anda. Secara medis Lila ini sudah dianggap tidak ada, maaf" Kata Dokter Afgan sambil melihat ke arah Edward. Edward langsung berteriak histeris tetapi Nizam segera memegang pundak Edward dan menenangkannya. Hilang sudah kebencian Nizam terhadap Edward berubah menjadi rasa kasihan yang mendalam.     

"Dokter tolong katakan kepada kami tentang kondisi Lila yang sebenarnya. Mohon untuk tidak ditutupi lagi. Karena Edward begitu tertekan" Kata Nizam sambil menatap tajam ke arah Dokter Afgan.     

Dokter muda itu menganggukkan kepalanya kepada orang yang di depannya. Sekali pandang Ia tahu bahwa pria yang di depannya adalah Yang Mulia Putra Mahkota Nizam. Ia tahu dan mengikuti perkembangan kasus pasiennya dengan pihak Nizam dan Alena. Sehingga walaupun Ia baru pertama kali bertemu mereka. Dokter Afgan langsung tahu kalau mereka adalah Pangeran dari Azura dan istrinya yang dicintai oleh Edward. Sungguh kisah cinta yang rumit dan memilukan.     

"Dari sejak Lila selesai dioperasi sebenarnya dia sama sekali tidak merespon apapun selain denyut jantungnya yang masih ada karena alat bantu. Kami terus mengobservasinya. Apalagi setelah tiga hari kemudian Lila tidak menunjukkan ada perubahan yang tidak berarti selain laporan dari perawat tentang kehadiran Yang Mulia Putri Alena yang sempat meningkatkan denyut jantung Lila.     

Lila kemudia terlihat sudah tidak ada harapan sama sekali. Tetapi Ayahnya Edward meminta Kami terus mempertahankan Lila walaupun dengan memasang seluruh alat bantu yang ada. Ia menyerah kalau memang Lila benar-benar sudah meninggal dan Edward mampu menghadapi kenyataan"     

Tubuh Edward menggigil karena perasaanya yang sangat terpukul. Ia memegang tangan Nizam dengan kuat. Ia ingin berbagi kegelisahannya pada orang yang selama ini Ia anggap sebagai orang yang telah merampas seluruh kebagiannya.     

"Jangan takut Edward, Aku yakin Lila akan sembuh. Kita tinggal menunggu suatu keajaiban. Alena adalah penyebab terhalangnya cintamu kepada istrimu sendiri. Sekarang dengan bantuan Tuhan, Alena sendiri yang akan mengembalikan cintamu kepadanya. Dan sekaligus mengembalikan kebahagian Lila dan kebahagianmu" Kata Nizam menguatkan hati Edward.     

Nizam sangat yakin bahwa setiap peristiwa adalah takdir yang kuasa. Alloh tidak mengambil nyawa Lila secara langsung tetapi menyimpannya dalam koma yang berkepanjangan. Nizam yakin bahwa Alloh akan mengembalikan nyawa Lila kembali. Keyakinan adalah hal yang sangat terbaik di tengah keputus asaan.     

" Apa yang dikatakan Yang Mulia Nizam adalah kebenaran yang mutlak. Selama Aku berkecimpung di dunia medis. Banyak terjadi keajaiban yang terjadi. Ada orang yang begitu sehat dan tidak memiliki riwayat sakit apapun tiba-tiba meninggal terjatuh karena tekanan darah yang naik tanpa diketahui sebabnya. Ada orang yang sudah divonis usianya hanya akan dapat bertahan selama tiga bulan tetapi ternyata setelah sepuluh tahun Ia masih baik-baik saja. Ada pasien yang sudah koma belasan tahun tiba-tiba bangun kembali. Banyak keajaiban yang tidak bisa kita duga. Jadi hadapilah segala sesuatunya dengan penuh keyakinan yang baik" Dokter Afgan turut berbicara panjang lebar kepada Edward yang begitu rapuh dan galau.     

"Dokter, apakah ada dugaan bahwa Lila mengandung?" Tanya Nizam membuat hati Edward melonjak-lonjak. Matanya menatap Dokter Afgan dengan pandangan penuh harap. Seakan nyawanya sekarang berada di tangan Dokter muda itu.     

"Itu sedang kita selidiki. Saya perhatikan bahwa yang membuat Lila merespon ketika Yang Mulia Putri Alena berbicara adalah ketika Yang Mulia menyentuhkan tangan Lila kedalam kandungannya. Pasti ada sesuatu yang terjadi diantara hubungan itu. Saya ingin memastikan bahwa Lila bertahan ditengah ketidak inginan dia untuk hidup adalah berada dalam kandungannya. Kalau itu benar berarti kita dapat menaruh harapan besar akan kesadaran Lila."     

"Ya Tuhan..semoga saja itu benar, Ya Alloh semoga Lila benar hamil. Aku berjanji akan menjodohkan mereka seandainya memang nantinya mereka berjodoh" Kata Alena membuat Nizam dan Edward memandang Alena dengan harapan yang semakin membukit.     

"Nizam, bolehkan kalau kita menjodohkan anak-anak kita dengan anaknya Edward dan Lila?" Kata Alena dengan penuh harap.     

"Tentu saja Sayang, Kalau seandainya mereka nanti saling menyukai dan tidak ada paksaan. Sekarang yang terpenting adalah bagaimana caranya agar Lila tersadar." Kata Nizam sambil tersenyum menatap istrinya yang begitu penuh harapan. Istrinya yang selalu optimis menghadapi apapun.     

Tidak lama kemudian seorang perawat datang membawa seluruh peralatan yang digunakan untuk mengecek kehamilan Lila.     

Semua orang kecuali Edward diminta untuk keluar dari ruangan. Dan Dokter Afgan segera bekerja dengan dada berdebar-debar. Di antara semua orang yang berkepentingan terhadap kasus Lila. Ia termasuk salah satu orang yang sangat menginginkan Lila siuman kembali. Karena kasusnya cukup unik. Jika memang benar apa yang menjadi diagnosanya maka ini akan menjadi suatu ilmu yang tidak main-main bagi dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.