CINTA SEORANG PANGERAN

Konferensi Pers (1)



Konferensi Pers (1)

0Nizam memperlihatkan bayi-bayinya pada tayangan video ke ibunya, Ratu Sabrina tampak meneteskan air mata bahagia.     
0

"Yang ini adalah Alexa, dan yang ini adalah Axel.." Kata Nizam.     

"Alangkah beruntungnya Kau, anakku. Anakmu kembar berbeda jenis" Kata Ratu Sabrina dengan suara yang terdengar sangat rendah dan tertahan. Nizam belum berkata apa-apa ketika Ratu Sabrina tiba-tiba memutuskan sambungan teleponnya. Nizam menutup handphonenya dan berkata lirih pada dirinya sendiri.     

" Aku beruntung Ibunda dan Engkau tidak beruntung karena anakmu terlahir kembar dengan jenis kelamin yang sama. Dan sekarang dimanakah saudara kembarku Ibunda?. Aku yakin Ibunda sendiripun tidak tahu. Semua dokumen dan saksi tentang keberadaannya sudah dimusnahkan. Dan Paman Salman pasti ada dibelakang ini semua" Nizam berkata dalam hati tentang dugaannya. Tetapi Ia samasekali tidak ingin bertanya apapun tentang hal itu kepada ibunya karena Nizam sudah memperkirakan bahwa kelahiran putranya yang kembar telah memberikan pukulan yang telak kepadanya.     

Nizam menatap kedua anaknya dengan penuh kasih sayang, kemudian dia berjalan menuju pintu kamar. Perutnya mendadak sangat lapar. Ia ingin makan sesuatu. Nizam belum berniat membuka internet untuk melihat situasi yang menurut ibunya cukup genting. Tapi bagi Nizam sepanjang ada Alena disampingnya tidak ada masalah yang terlalu penting untuk ditangani.     

Begitu Ia membuka kamar Ia melihat adiknya Pangeran Thalal tertidur dipangkuan Cynthia. Cynthia sendiri tertidur bersender di sofa. Agaknya mereka kelelahan menunggu Nizam dan Alena mengurus si kembar sampai sekarang.     

Hanya Arani yang tampak tidak tidur dengan dua pengawalnya. Mereka tetap berjaga. Bahkan Arani tampak sedang membaca di tabletnya. Begitu melihat Nizam muncul dari pintu, mereka langsung terperanjat berdiri dan memberikan hormat.     

"Alhamdulillah, Yang Mulia sudah siuman." Kata Arani sambil tersenyum dikulum. Nizam mengerucutkan bibirnya dengan lucu. Apalagi kemudian Pangeran Thalal dan Cynthia langsung terbangun. Melihat Nizam sudah berdiri dengan segar bugar. Pangeran Thalal langsung meloncat dan memeluk kakaknya. " Ya Tuhan, Aku sangat bahagia melihat Kakak. Aku sangat ketakutan mendengar kakak pingsan" Kata Pangeran Thalal.     

"Hmmm... saking takutnya kau sampai tertidur" Kata Nizam sambil duduk di sofa. Pangeran Thalal jadi cengengesan.     

"Arani bawakan Aku makanan. Aku sangat lapar"     

"Makanan apa Yang Mulia inginkan" Tanya Arani.     

"Apapun terserah" Kata Nizam sambil menyuruh Pangeran Thalal dan Cynthia untuk duduk. "Apakah Kau sudah memberikan adzan pada kedua anakmu?" Tanya Cynthia mengingatkan Nizam. Walaupun Cynhtia tidak mengerti tapi otak cerdasnya memahami bahwa kegiatan itu sangat penting.     

"Iya sudah, terima kasih. Kau sudah mengingatkan Aku." Kata Nizam dengan pandangan penuh rasa terima kasih.     

"Thalal Kau sudah mengetahui situasi dan kondisi di Azura" Tanya Nizam dengan wajah dingin. Matanya mulai melihat ke arah pelayan yang mulai menata makanan di meja depan Nizam.     

Nizam mengambil semangkuk bubur yang terbuat dari kacang dal dicampur dengan madu. Rasanya sangat lembut dan manis. Nizam lalu memakannya dengan penuh kenikmatan tetapi kemudian Ia sadar ada Cynthia disampingnya. Nizam segera menyimpan mangkuknya lalu menatap ke arah Cynthia yang sedang memandang ke arah Nizam dengan mulut berair.     

"Maafkan Aku Cynthia, Aku tidak menawarimu. Ayolah makan bersamamu" Nizam memahami kalau peremuan sedang mengandung perasaannya sangat sensitif. Saking laparnya Ia sampai lupa kalau Ia makan sendirian. Padahal biasanya orang hamil suka menginginkan makanan yang sedang dimakan orang lain. Cynthia langsung menoleh ke arah pelayan. Dan pelayan langsung memahaminya. Mereka langsung mengambilkan untuk Cynthia.     

"Terima kasih Nizam, Aku memang sangat ingin makanan itu ketika kau memakannya. Makanan ini kelihatannya sangat enak, Aku menyukainya." Kata Cynthia sambil memakannya dengan lahap. Kacang dal adalah sejenis kacang kecil yang sering digunakan dalam menu masakan India atau Arab. Bisa dimasak dengan rasa asin atau manis. Karena kali ini kacang itu dimasak dengan manis yaitu dengan campuran madu dan taburan kacang kismis serta kacang almond maka rasanya menjadi sangat lezat. Pangeran Thalal lalu ikutan mengambil sendok lalu mencomot dari mangkuk Cynthia. Nizam melihat tingkah keduanya yang makan semangkuk berdua.     

Seorang pelayan tampak akan mengambilkan semangkuk untuk Pangeran Thalal. Tetapi Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya. Ia hanya ingin makan di mangkuk Istrinya. Nizam cuma tersenyum melihat tingkah adik-adiknya.     

"Oh ya Kakak, Apakah keponakan-keponakanku baik-baik saja? Tanya Pangeran Thalal sambil memasukan sesendok bubur manis itu kedalam mulutnya.     

"Namanya Alexa dan Axel. Mereka baik-baik saja" Jawaban Nizam sangat pendek.     

"Alexa? Axel?? mengapa namanya terdengar seperti bukan nama Azura?" Pangeran Thalal berkerut.     

"Mereka lahir di Amerika. Aku ingin ada pengingat untuk nama mereka. Nama Azuranya ada ditengah nama mereka dan nama Indonesianya melekat pada namaku."     

Semua mata menatap Nizam dengan pandangan terpesona. Mengapa si jenius itu selalu tampak tampil sempurna. Hanya untuk nama saja sampai kepikiran menggabungkan tiga nama dari tiga negara sekaligus.     

"Siapakah nama lengkap mereka sebenarnya?" Tanya Cynthia penasaran. Dan ketika Nizam menjawabnya tetap dengan wajah tenang. Semua yang mendengarnya langsung berucap syukur Alhamdulillah. Mendengar nama-namanya yang sangat indah membuat mereka jadi terharu.     

Nizam lalu mengambil nasi mandhi dengan potongan daging kambing lalu mengunyahnya dengan penuh kenikmatan. Nasi itu masih mengepul dengan ukuran beras yang besar-besar dan dimasak dengan bawang bombay dan campuran rempah-rempah kayu manis, kapulaga, cengkeh dan lainnya. Kali ini Cynthia tidak berani mengambil makanan yang dimakan Nizam. Dari baunya sudah tercium makanan yang dimakan Nizam pasti penuh dengan rempah-rempah. Bau bumbu-bumbu yang aneh langsung menusuk hidungnya.     

Cynthia lalu berbisik pada suaminya, "Yang Mulia Aku ingin Salmon steak dengan lemon butter sauce. Melihat Kakakmu makan Aku juga jadi ingin makan."     

"Whatever you want, Honey" Kata Pangeran Thalal sambil memberikan perintah kepada pelayannya untuk mencari makanan yang diminta Cynthia.     

"Jangan lupa bluberry muffin dan kentang goreng" Kata Cynthia lagi. Pelayan itu langsung menganggukan kepalanya. Memberikan hormat lalu pergi mencari pesanan Cynthia.     

"Arani...Kau tentunya sudah tahu berita dari Azura??" Tanya Nizam sambil mengunyah potongan-potongan daging kambing muda yang bumbunya sudah sangat meresap.     

Arani menganggukkan kepalanya, "Beritanya tersebar begitu Yang Mulia Putri Alena melahirkan bayi kembarnya. Semua platform berita online Negara Azura dipenuhi oleh berita ini. Hendaknya Yang Mulia menyelesaikan dulu bersantapnya sebelum kita membahasnya" Kata Arani sambil khawatir kalau-kalau Nizam jadi kehilangan selera makan. Tetapi Nizam tetap tidak bereaksi apapun. Wajahnya masih sangat tenang dan dingin, tangannya tetap memasukan nasi dan daging kambing ke mulutnya dengan tenang. Seakan berita yang Ia dengar dari Arani tidak berarti apa-apa baginya.     

"Apakah Kau sudah mengamankan area rumah sakit?" Tanya Nizam.     

"Tentu Yang Mulia. Tapi rumah sakit ini bukanlah daerah wewenang kita sehingga Hamba tidak bisa mengendalikan segala sesuatunya dengan sempurna" Arani menundukkan kepalanya. Sebelum Nizam memerintahkan Ia sudah melakukan prosedur pengamanan tentang proses kelahiran bayi pewaris tahta tetapi karena ini di Amerika tentu saja Ia tidak terlalu leluasa. Pengamanan yang harusnya mencapai radius sekitar 2 km menjadi 300 m saja.     

"Aku tahu itu. Kemungkinan ada mata-mata yang lolos dari pengamatan kita di sini. Cari orangnya!!" Kata Nizam dengan wajah yang begitu datar. Arani menelan ludahnya yang tiba-tiba terasa seret. Kalau sampai mata-mata itu ketemu maka habislah Ia. Nizam tidak pernah memiliki rasa kasihan terhadap musuh-musuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.