CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Akan Bertahan ( 5 )



Kau Akan Bertahan ( 5 )

0"Bagaimana kondisi Lila sekarang? Apakah bayi dalam kandungannya baik-baik saja?" Tanya Nizam akhirnya. Ia sedikit kaget juga senang mendengar perkataan Cynthia yang menunjukkan bahwa Lila ada kemungkinan memiliki perubahan yang baik     
0

"Tadinya kami ingin berbicara dengannya, tetapi..." Cynthia belum lagi melanjutkan pembicaraannya, Nizam sudah memotong dengan perasaan kaget.     

"Maksudmu, Lila sudah sadarkah?" Tanya Nizam sambil menatap Cynthia dengan tidak sabar. Firasatnya tadi ternyata benar bahwa Lila sudah tersadar. Ini adalah berita baik setelah mendengar berita Jonathan terluka oleh Pangeran Abbash.     

"Yah.. Tadi kami bertemu dengan Edward dan dia bercerita kalau Lila tersadar, tetapi Lila ternyata tidak mau melihat Edward. Ia jadi membenci Edward. Lila membenci Edward. Edward menjadi sangat menderita. Dia menunggui istrinya siang dan malam tanpa istirahat. Bahkan Ia tertidur disamping Lila, tetapi ketika istrinya sadar. Lila malah membenci Edward     

Nizam termenung, "Alam bawah sadar Lila sekarang sedang menguasai pikirannya. Ia sangat mencintai Edward tetapi kenyataan bahwa Edward selalu menyakitinya membuat Lila akhirnya ingin mati, sehingga ketika Ia koma, Ia sudah merasa mati tetapi ketika Ia ternyata hidup lagi, Lila menjadi frustasi. Dan Ia mulai membenci Edward.     

"Kakak..Kakak benar-benar jenius, Aku juga berpikiran sama dengan kakak. Tadinya Kami kesana ingin berbincang dengan Lila. Kami ingin mengatakan kepadanya bahwa Edward sudah berubah dan sekarang Ia bersungguh-sungguh mencintainya tapi kami di usirnya. Ia juga tidak ingin bertemu dengan kami." Pangeran Thalal turut berbicara.     

"Tentu saja, Ia tidak akan mudah di bujuk. Memangnya Ia orang bodoh. Ingat Ia adalah sarjana hukum yang sedang mengambil S-2 di sini. Jadi mana mungkin bisa dibujuk seperti anak kecil yang dibujuk oleh permen lolipop. Mungkin kita biarkan saja dulu Lila berpikir. Jangan kita ganggu dia. Dan Edward, bagaimanapun dia harus mendapatkan sedikit pelajaran karena menyia-nyiakan istrinya" Kata Nizam lagi.     

"Kakak benar. sudah sepantasnya Edward merasakan bagaimana ditolak oleh Lila yang selama ini banyak berkorban untuknya." Pangeran Thalal berkata sambil mengangguk-nganggukan kepalanya.     

"Baiklah kalau begitu Aku permisi dulu. Aku meninggalkan Alena dan bayi-bayiku" Kata Nizam     

sambil berjalan meninggalkan Pangeran Thalal dan Cynthia. Melihat Nizam pergi dengan tergesa Pangeran Thalal segera mengejar kakaknya.     

"Kakak!! Kakak darimanakah? Mengapa Kakak meninggalkan Kakak Putri Alena, sendirian?" Tanya Pangeran thalal dengan heran.     

"Itulah sebabnya Aku berjalan tergesa, Pangeran Abbash memukuli Jonathan sampai babak belur" Kata Nizam sambil terus berjalan.     

"Apa Kau bilang? Jonathan dipukuli?" Cynthia jadi tercekat. Ia langsung pucat pasi. " Tapi mengapa Si setan itu memukuli Jonathan. Apakah Ia mengenalnya?" Cynthia berkata tidak berujung pangkal.     

"Jonathan, Apakah Jonathan yang di beritakan teman selingkuh Kakak Putri. Apakah Pangeran Abbash berniat untuk melenyapkan Jonathan agar tidak bersaksi di depan konferensi pers?"     

"Iya benar, Kau pergillah bersama Cynthia untuk menengoknya. Kau lihat istrimu sudah sepucat mayat. Kau tahu kalau Jonathan adalah temannya."     

"Tapi dimana Kami harus menenmuinya. Ini rumah sakit yang besar" Kata Pangeran Thalal sambil melirik istrinya yang mulai gemetar ketakutan     

"Kau telepon saja Arani. Arani sedang menungguinya" Nizam menjawab sambil segera pergi meninggalkan mereka. Para pengawalnya mengikuti langkah mereka dengan tergesa-gesa.     

Menjelang siang lorong rumah sakit masih sepi. Walaupun ini rumah sakit besar tetapi rumah sakit ini rumah sakit eksklusif dimana orang-orang yang berobat di sini hanyalah orang-orang kaya. Sehingga keamanan dan pelayanan mereka nomor satu. Kenyataan bahwa Pangeran Abbash bisa lolos dari pengawalan mereka itu karena sedang banyaknya orang Azura yang berlalu lalang di rumah sakit ini. Sehingga pihak rumah sakit mengira bahwa Pangeran Abbash adalah salah satu dari pengawal Nizam.     

Dengan tangan gemetar Cynthia menelpon Arani, " Arani dimanakah Kau sekarang? Aku akan menengok Jonathan"     

"Dia ada diruangan R230, Yang Mulia silahkan bertanya ke satpam yang ada di dekat pintu masuk ruang observasi"     

"Bagaimanakah keadaannya?" Tanya Cynthia dengan tidak sabar. Pangeran Thalal memegang bahunya Cynthia dengan lembut. Ia mengelus rambutnya untuk menenangkan hatinya yang sedang gundah     

"Ia baik, Ia sedang tertidur sekarang. Kita sedang menunggu persyaratan administrasi sambil menunggu dia dipindahkan ke Paviliun Timur."     

"Baiklah Arani, Kita akan ke sana sekarang" Setelah Cynthia menutup teleponnya Ia segera berjalan dengan tergesa-gesa, tetapi kemudian Pangeran Thalal mencekal lengannya dan kemudian menekan tubuhnya ke dinding rumah sakit.     

"Ada Apa Yang Mulia. Apakah maksud anda dengan mengunciku seperti ini. Aku hendak melihat Jonathan"     

"Sedekat apa kau dengan Jonathan?" Tanya Pangeran Thalal sambil merengut.     

"Ya..Tuhan. Mengapa Kau tanyakan itu. Ia seperti Edward bagiku. Teman biasa"     

"Mengapa Kau memiliki banyak teman laki-laki" Pangeran Thalal sedikit mengerutkan keningnya.     

"Teman laki-laki yang mana? Kau jangan mengada-ada. Mereka semua adalah laki-laki yang menyukai kakak iparmu. Dan karena aku teman baik Alena maka mereka menjadi sangat dekat denganku. Bukankah untuk mendekati seseorang maka kau harus menjadi teman dari temannya dulu."     

"Mr. Arescha bagaimana? Aku melihat tatapan yang berbeda saat Ia menatapmu"     

Ketika suaminya menyebutkan Mr. Arescha maka Cynthia menjadi terdiam. Ia tidak munafik bahwa Ia pernah menyukai Guru ekskulnya itu. Tapi itu dulu waktu dia masih SMA. Dan Mr. Arescha tau kalau Cynthia menyukainya tetapi balasannya adalah Mr. Arescha secara halus menolak dirinya dengan alasan yang masuk di akal. Diantara siswa dan guru seharusnya tidak terjalin cinta kecuali setelah hubungan guru dan siswa itu berakhir. Itulah sebabnya ketika pesta dansa Cynthia mabuk dengan frustasi bersama teman laki-lakinya.     

"Mengapa Kau terdiam. Kalau kau diam maka Aku akan menduga bahwa kalian memiliki hubungan yang spesial"     

Cynthia menjadi stress hingga kemudian Ia tiba-tiba merangkul leher Pangeran Thalal dan mulai menciumnya dengan sedikit kalap. Pangeran Thalal yang sedang kumat cemburunya langsung menutup matanya. Ia membiarkan hatinya yang panas menjadi dingin. Tetapi ternyata rasa panas di hatinya tidak menghilang begitu saja, rasa panas itu malah turun ke bawah. Tangan Pangeran Thalal menjadi tidak terkendali. Hanya saja Cynthia masih waras. Ini ada dilorong rumah sakit. Ia mencekal tangan suaminya yang sedang berada dibawah.     

"Kita sedang ada dilorong rumah sakit, Yang Mulia" Kata Cynthia sambil mendengarkan nafas pangeran Thalal yang memburu.     

"Kalau begitu, Ayo kita pulang" Kata Pangeran Thalal dengan mata yang sayu.     

"Tapi kita mau menengok Jonathan" Cynthia mencoba mengingatkan suaminya, bahwa Ia ingin menengok Jonathan yang sedang terluka     

"Jonathan akan baik-baik saja. Bukankah tadi Arani mengatakan bahwa kondisinya baik"     

Melihat wajah suaminya yang sudah memelas maka Cynthia menjadi tidak tega. "Baiklah..mari kita pulang. Kita akan menengok adik kecilmu dulu baru kita menengok Jonathan" Kata Cynthia sambil menuntun suaminya. Wajah Pangeran Thalal langsung sumringah. Ia mengikuti Cynthia sambil tersenyum bahagia. Ia tidak perduli lagi dengan segala macam Edward, Jonathan atau bahkan seribu Mr. Arescha.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.