CINTA SEORANG PANGERAN

Menikahlah Jonathan dan Arani ( 2 )



Menikahlah Jonathan dan Arani ( 2 )

0Cynthia berjalan sambil ngomel-ngomel, mukanya kusut dengan raut wajah cemberut. Tangannya tak henti-hentinya mengusap pantatnya yang kena tabok suaminya. Cynthia berani taruhan, pada kulitnya yang putih bule itu pasti sekarang berbekas cap lima jari milik suaminya. Pangeran Thalal hanya terdiam mendengarkan istrinya mengomel. Suara Cynthia merepet bagaikan suara petasan yang biasa dinyalakan orang Cina ketika merayakan tahun baru mereka. Suara itu bagaikan air hujan yang deras mengguyur bumi. Bahkan suara itu mirip rentetan peluru dari senapan yang ditembakan bertubi-tubi.     
0

Pangeran Thalal mengaku salah karena menabok istrinya terlalu keras walaupun sebenarnya Ia tidak menggunakan tenaga yang terlalu besar, tetapi hanya karena memang tangannya Ia biasakan berlatih untuk memukul samsak atau balok kayu maka jatuhnya pukulan itu pasti cukup keras.     

"Kulitku pasti merah atau mungkin biru. Teganya Yang Mulia menyakitiku" Kata Cynthia sambil terus berjalan sambil tangannya terus bergerak mengusap bokongnya.     

"Maafkan Aku, Aku tidak sengaja. Mari sini Aku lihat, seberapa memar kulitmu" Kata Pangeran Thalal sambil celingukan mencari tempat yang aman. Ketika dilihatnya ada petunjuk arah ke toilet maka Pangeran Thalal langsung menarik Cynthia untuk masuk ke dalamnya. Cynthia tidak sempat menolak karena gerakan suaminya yang begitu cepat. Mereka masuk ke dalam toilet wanita yang untungnya toilet itu sedang kosong. Para penjaga langsung berjaga di depan pintu masuk.     

"Apa-apaan ini Yang Mulia?" Kata Cynthia sambil menatap penuh curiga kepada suaminya. Pangeran Thalal tidak menjawab malah memutar tubuh Cynnthia agar menghadap tembok dan Ia lalu berjongkok untuk melihat bekas pukulan tangannya di tubuh istrinya. Pangeran Thalal terkejut melihat kulit Cynthia yang benar memar. Ia menjadi sangat merasa bersalah.     

"Maafkan Aku Cynthia, Aku tidak menyangka kalau sampai memar begini. Ayo kita pulang, Aku akan mengobatimu. Azura memiliki salep manjur untuk mengobati segala macam memar. Salep itu biasa digunakan kalau Kami selesai berlatih." Pangeran Thalal lalu merapihkan kembali gaun yang dipakai Cynthia. Ia lalu melangkah akan keluar dari toilet.     

Melihat suaminya yang akan keluar tanpa melakukan apa-apa membuat Cynthia yang tadinya sudah mencurigai suaminya akan mengambil kesempatan dalam kesempitan jadi masygul. " Apakah Yang Mulia akan keluar dari toilet begitu saja?" Tanya Cynthia sambil mengerutkan keningnya.     

Pangeran Thalal menoleh ke belakang lalu bertanya," Memangnya kenapa? Apa Kau mengharapkan Aku melakukan sesuatu kepadamu di dalam toilet ini?" Katanya sambil tersenyum.     

Cynthia langsung memerah, Ia memberengut ketika tangannya dengan kasar menarik gagang pintu toilet. " Dasar laki-laki tidak peka.." Kata Cynthia mengumpat.     

"Memangnya salah Aku dimana?" Tanya Pangeran Thalal sambil menahan tawa, Ia tidak berani tertawa dengan keras karena takut Cynthia tambah marah.     

Begitu Cynthia keluar dari pintu tampak seorang wanita sedang berbicara dengan nada keras terhadap pengawal Pangeran Thalal.     

"Kalian dua ekor babi, melarangku untuk menggunakan toilet. Apa karena ada dua orang yang baru keluar dari toilet itu? Apa yang mereka lakukan di dalam? Bukankah ini toilet wanita. Apakah Kalian melakukan hal yang memalukan di dalam?" tanyanya dengan marah. Pangeran Thalal mau membuka mulut untuk menjelaskan ketika Cynthia mencegahnya dengan maju ke depan. Pangeran Thalal terlihat sangat tidak suka para pengawalnya di sebut babi.     

"Aku minta maaf. Aku sedang mengandung anak pertama. Dan Aku tadi sangat mual sehingga muntah-muntah di dalam, kemudian suamiku datang menolongku" Kata Cynthia sambil tersenyum meminta maaf.     

Wajah wanita itu terlihat melunak, " Oh kalau begitu aku juga minta maaf karena Aku sudah menuduhmu.."     

"Silahkan untuk menggunakan toilet, Kami permisi dulu" Kata Cynthia sambil menyeret suaminya yang sudah terlihat mau naik pitam.     

"Wanita itu memanggil kedua pengawalku dengan sebutan babi" Kata Pangeran Thalal sambil masih terlihat murka.     

"Honey..please. Ini Amerika dimana orang-orang terkadang biasa mengumpat sembarangan dengan bahasa yang tidak bagus. Dan di Amerika jika kita berbuat salah maka kita harus konsekuen untuk meminta maaf. Walau bagaimanapun kita yang salah."     

Pangeran Thalal terdiam tetapi Ia membenarkan kata-kata istrinya. Mereka lalu berjalan menuju ruangan tempat Alena berada. Begitu sampai di sana Ia melihat Nizam sedang berbicara dengan ayahnya Alena. "Uncle Gatot. How are you?" Kata Cynthia sambil mengulurkan tangannya menjabat ayahnya Alena diikuti oleh Pangeran Thalal.     

"Oh..Cynthia. Aku baik-baik saja. Aku dengar Kau sedang mengandung. Aku ucapkan selamat atas kehamilan anak pertama kalian." Kata Ayahnya Alena sambil menganggukan kepalanya dengan sopan.     

"Terima kasih " Kata Cynthia sambil kemudian berbasa-basi dan tidak lama masuk ke dalam ruangan untuk melihat Alena dan kedua bayinya.     

Ibunya Alena tampak sangat senang melihat Cynthia datang. Ia memeluk erat Cynthia. "Aku sangat berterima kasih Kau selalu ada di sisi Alena dalam suka maupun duka. Sungguh suatu keberuntungan bagi Alena memiliki sahabat sepertimu" Kata Ibunya Alena sambil terus memeluk Cynthia dengan erat.     

"Jangan berkata seperti itu, Alena bagiku sudah seperti saudara sendiri. Aku yang beruntung memiliki sahabat seperti Alena. Dia begitu baik bahkan saking baiknya Ia memberikan Aku suami yang baik dan tampan" kata Cynthia sambil tersenyum.     

"Betul Bu. Aku yang menjodohkan dia dengan Pangeran Thalal. Yaah..anggap saja sebagai balas budi karena Ia juga membantuku untuk menjerat Nizam." Kata Alena sambil tertawa.     

"Menjerat?? Menjerat apa maksudnya? Alena Kau tidak pernah cerita bahwa kau sudah menjerat pria tampan itu?" Kata Ibunya Alena dengan wajah keheranan.     

Ketika Alena selesai bercerita, Ibunya Alena berkata dengan penuh kebanggaan. "Itu baru putriku. Kau hebat sudah berhasil mendapatkan pria yang kau cintai. Begitulah seharusnya menjadi seorang wanita. Kalau kau mencintai seorang pria jangan hanya diam menunggunya. Gunakan cara elegan untuk mendapatkannya."     

Cynthia mengangkat kedua alisnya mendengar kata-kata ibunya Alena, " Tapi Auntie bagaimana kalau kita ditolak? Bukankah itu sangat memalukan"     

"Tentu saja akan memalukan kalau kita melakukannya dengan gaya murahan tetapi jika kita melakukannya dengan cara yang anggun, manis tanpa melupakan kodrat kita sebagaimana wanita maka walaupun kita ditolak, kita akan tetap merasa terhormat."     

Cynthia menganggukkan kepalanya, terlepas dari pro dan kontra pada dirinya dalam menanggapi pendapat ibunya Alena tetapi memang Ia melakukan itu untuk menjerat Nizam dan hasilnya sekarang kelihatannya Nizam yang lebih tergila-gila kepada Alena dibandingkan dengan Alena terhadap Nizam.     

"Oh..ya Cynthia, Kami membawa beberapa cemilan khas Surabaya untukmu. Almond Crispy Cheese. Ini rasanya sangat enak, manis dan gurih. Cocok untuk mengusir rasa mual ketika hamil muda"     

Cynthia menerimanya dengan senang hati Ia lalu mencicipnya dan matanya langsung berkilat-kilat merasakan rasa yang begitu menyenangkan di lidahnya.     

"Ini sangat lezat, Aku sangat menyukainya. Aku akan minta suamiku membelikan yang banyak untukku" kata Cynthia sambil kemudian tak henti-hentinya mengunyah.     

"Syukurlah kalau kau menyukainya. Selain makanan itu aku juga membawakan banyak makanan khas Indonesia lainnya. Semua kesukaan Alena. Maklum kalau habis melahirkan perut suka lapar, bawaanya selalu ingin makan. Apalagi Alena melahirkan kembar. Ia harus menyusui kiri kanan" Kata Ibunya Alena sambil kemudian Ia tampak sibuk mengeluarkan bungkusan dari dalam tasnya.     

"Itu apa Bu?" Tanya Alena keheranan melihat banyak rempah dalam bungkusan plastik yang dikeluarkan ibunya dari tasnya. " Ini rempah jamu sehabis melahirkan agar kau tetap segar, cantik dan berseri. Dan yang terpenting agar tubuhmu cepat pulih kembali"     

"Aku tidak terlalu suka meminum jamu. Itu pahit sekali" Kata Alena sambil menggedikkan bahunya.     

"Untuk suamimu maka kau harus berkorban sedikit.." Kata Ibunya Alena. Tiba-tiba Alena berbisik pada ibunya.     

"Bu..ada jamu biar suami tambah lengket ga?" Kata Alena sambil cekikikan. Cynthia yang ikut mendengarkan langsung mengomeli sahabatnya.     

"Ingin lengket segimana lagi? Itu Nizam sudah bagai bayanganmu saja. kemana-mana diikutin. Sekalian saja kalian direkatkan menggunakan lem agar tidak bisa lepas. Oh ya ngomong-ngomong Alena. Aku memiliki kejutan yang sangat besar untukmu"     

"Kejutan? Kejutan apakah itu? " Alena jadi merasa sangat penasaran dengan perkataan Cynthia.     

"Jonathan dan Arani kemungkinan akan menikah"     

"APAA?" Alena hampir tergeletak pingsan mendengar kata-kata Cynthia. Rasanya berita ini sangat sulit dipercaya oleh akal sehatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.