CINTA SEORANG PANGERAN

Alena, Selamatkan Pernikahanku ( 1 )



Alena, Selamatkan Pernikahanku ( 1 )

0Ketika Nizam dan Alena melangkah keluar sambil berpegangan tangan. Sosok tubuh tiba-tiba menghalangi mereka. Alena terkejut melihat Wajah pria yang di depannya penuh brewok yang tidak terurus. Tubuhnya kurus dan terlihat sangat menderita. Kalau saja mereka tidak melihat matanya yang biru Indah itu pasti mereka tidak mengenalinya. Apalagi kemudian kedua pengawal Nizam langsung meringkus tubuh ringkih itu.     
0

Ketika seorang pengawal mengunci kedua tangannya. Pemuda itu sama sekali tidak melawan. Ia hanya meneteskan air matanya dengan sedih.     

"Edward!!" Lepaskan dia!!" Kata Nizam sambil memegang bahu Edward. Kedua Pengawal itu langsung melepaskan tubuh Edward. Begitu lepas Edward langsung memeluk Nizam. Membuat Nizam merasa risih tapi tidak tega juga kalau harus melepasnya.     

"Nizam.. Tolong aku, Selamatkan Pernikahanku. Aku sudah berhari-hari membujuk dan meminta maaf tapi Lila tetap tidak ingin kudekati. Aku minta tolong ke Cynthia dan Pangeran Thalal tapi mereka juga tidak bisa membujuknya. Aku mohon selamatkanlah Aku. Apalagi Ia sedang mengandung anakku. Lila sedang hamil. Aku takut Ia akan menggugurkan kandungannya. Ia sangat membenciku. " Tubuh Edward melorot di kaki Nizam.     

Edward memang sangat perasa. Ia sama sekali tidak memiliki harga diri kalau sedang galau tapi terus terang Nizam malah senang dengan masalah yang menimpa Edward. Biarlah Edward belajar bagaimana menghargai perasaan Lila.     

"Bangunlah Edward. Kau harus punya harga diri" Kata Nizam sambil mengangkat tubuh Edward.     

"Mengapa Aku harus memperhatikan harga diriku kalau Aku sedang terancam kehilangan istri dan anakku?"     

"Edward..Bukankah belum tentu Lila akan meninggalkan mu. Mengapa Kau berkata yang lain-lain. Hidup itu harus optimis. Bukankah prinsip kalian Apa yang dipersatukan oleh Tuhan tidak dapat dipisahkan oleh manusia. Jadi Kau tenang saja. Kau harus ingat Lila itu orang Indonesia. Apapun agamanya biasanya kami akan melaksanakan ajaran agama kami dengan sebaik-baiknya. Jadi berhentilah menangis seperti Alexa dan Axel.." Alena nyerocos dengan sebal.     

Edward memalingkan wajahnya ke arah Alena. "Aku sudah mendengar Kau sudah melahirkan. Selamat Ya Alena. Nama anak-anak mu sangat Indah. Maafkan Aku belum bisa melihatnya" Edward berkata sambil menghapus air matanya.     

"Nizam!! Ayo kita melihat Lila, Aku ingin berbicara dengannya" Kata Alena dengan gemas, Ia lalu berjalan meninggalkan Nizam dan Edward. Melihat Alena berjalan penuh semangat Nizam dan Edward tercengang. Kemudian Edward berteriak, " Alena!!"     

"Apa lagi??" Alena menjawab dengan kesal.     

"Apa Kau tahu dimana kamar Lila??" Tanya Edward membuat wajah Alena jadi merah padam karena malu. Alena jadi tertawa heheh.. Ia membalikkan tubuhnya lalu bertanya dengan sedikit malu membuat Nizam ingin ngakak sambil meluk tiang ruang rumah sakit.     

"Aku tidak tahu, Edward. Memang arahnya kemana?" Kata Alena dengan polosnya     

"Arah Kamar Lila bukan ke sana tapi belok ke kiri " Edward berkata sambil segera menghampiri Alena lalu berjalan mendahului Alena untuk menunjukkan jalannya.     

Edward melangkah dengan optimis, harapannya yang sudah hampir hilang kembali bangkit. Ia sekarang benar-benar kapok dengan segala kelakuan konyolnya yang tidak tahu malu.     

"Alena!!" Edward berbicara seakan berbisik, Walaupun seperti berbisi tetapi Nizam yang sedang berjalan di belakang mereka masih bisa mendengarnya.     

"Iya..katakanlah. Kau ingin curhat?" Kata Alena sambil tetap melangkah. Dia berjalan berdampingan dengan Edward diikuti oleh Nizam dibelakang mereka.     

"Aku mau meminta maaf padamu" Kata Edward dengan tulus.     

"Untuk apa?" Tanya Alena pura-pura bego. Ia tidak ingin menjawab sesuatu yang membuat Edward semakin terpuruk. Penampilan Edward yang begitu parah membuat Alena yakin dia sudah sangat menderita. Edward sedang menjalani hukuman karena sudah menyakiti istrinya.     

"Aku benar-benar orang yang tidak tahu diri. Aku sadar bahwa cinta memang tidak dapat dipaksakan. Aku bersumpah tidak akan pernah berani lagi mencintaimu sebagai seorang laki-laki ke wanita tetapi ijinkahlah aku menyayangimu sebagai seorang kakak ke adiknya sendiri." Kata Edward dengan sungguh-sungguh.     

Alena tersenyum senang, "Kau benar Edward. Cinta suci itu adalah cinta yang bisa melihat orang yang kita cintai berbahagia. Kalau kau terus memaksakan cintamu kepada seseorang itu bukanlah cinta tetapi itu adalah nafsu.     

Karena cinta yang benar adalah cinta yang bisa membedakan mana yang baik dan yang benar. Cinta sejati adalah bukanlah cinta buta yang taunya hanya mengumbar emosi sesaat. Tetapi cinta sejati adalah cinta yang saling mengingatkan jalannya kebenaran agar orang yang dicintainya selalu selamat dunia dan akhirat.     

Jika kau terus memaksakan cintamu kepadaku maka kau hanya akan menimbulkan kebencianku, kebencian Nizam dan kebencian Lila" Alena berbicara panjang lebar membuat Nizam dan Edward tercengang.     

Ok..fix sekarang Nizam sangat yakin ketika Alena melahirkan ada syaraf otaknya yang terbuka sehingga bagian kecerdasan otaknya yang sempat tertutup kini sudah terbuka lebar. Mulai dari tadi di saat konferensi pers sampai sekarang kata-kata Alena sangat menakjubkan.     

Edward sendiri mengenal Alena jauh lebih lama dari Nizam. Ia tahu betul bagaimana sifat wantia yang disampingnya ini, Yang polosnya keterlaluan. Kepolosannya yang membuat Ia jatuh hati setengah mati. Tapi sekarang kata-kata Alena seakan menghilangkan stigma kepolosannya itu. Edward tidak dapat ditahan langsung berkata dengan spontan.     

"Apa yang terjadi denganmu Alena? Kau begitu luar biasa cerdas dan bijaksana? Apa Nizam mengajarimu? Atau ada sesuatu kejadian yang tidak Aku ketahui. Kemana Alenaku yang begitu polos dan lugu"     

Alena tertawa mendengar kata-kata Edward, 'Nizam tidak pernah merubahku menjadi siapapun. Dia menerimaku dengan segala kebodohanku. Entahlah sejak Aku melahirkan bayi-bayiku Cynthia selalu mengingatku bahwa Aku sudah harus menggunakan otakku sekarang. Berpikirlah dengan cerdas jangan ceroboh dan serampangan lagi. Karena nasib anak-anakku ada ditanganku sekarang"     

Nizam dan Edward baru menyadari ternyata yang cerdas bukanlah Alena tetapi Cynthia yang sudah memberikan motivasi yang begitu hebat pada sahabatnya. Edward menoleh ke arah Nizam lalu berkata, "Selamat Yang Mulia atas karunia Tuhan kepadamu. Kau mendapatkan satu paket dua orang wanita yang begitu luar biasa. Aku yakin Azura akan berkembang jadi kerajaan paling berpengaruh di Jazirah gurun. Dengan dua orang wanita yang begitu luar biasa" Kata Edward dengan tulus.     

Nizam tersenyum membenarkan kata-kata Edward. "Kau benar..Siapalah laki-laki kalau tidak memiliki wanita yang hebat dibelakangnya. Dan Aku juga sangat yakin, Lila akan jadi wanita yang hebat disebalik keberhasilan dirimu kelak"     

Mendengar kata-kata Nizam, Edward kembali bersedih hati, "Tapi Lila terlihat seperti sangat membenciku. Ia tidak mau aku dekati. Setiap akan ku dekati Ia akan pura-pura tertidur dan menutup matanya tidak mau melihatku"     

"Jangan khawatir, Alena akan membantu untuk menyadarkan Lila. Kau lihat Ia sudah begitu pintar sekarang. Kau harus percaya Ia bisa melakukan itu semua. Ngomong-ngomong kapan ia tersadar?" Kata Nizam.     

"Pada hari Selasa dua minggu lalu. Pukul 06.35" Edward hapal benar sampai ke jamnya.     

Mendengar waktu sampai jamnya disebutkan. Alena berteriak saking kagetnya.     

"Itu adalah jamnya kelahiran Alexa" Kata Alena.     

Nizam kebingungan, "Benarkah??"     

"Benar..Kau tidak tahu karena Kau waktu itu pingsan" Kata Alena lagi.     

Sekarang Edward yang kebingungan. " Benarkah Kau pingsan Nizam?" Ia kaget mendengar tubuh sebesar beruang madu bisa pingsan. Muka Nizam langsung memerah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.