CINTA SEORANG PANGERAN

Alena, Selamatkan Pernikahanku ( 5 )



Alena, Selamatkan Pernikahanku ( 5 )

0Pagi begitu cerah, Nizam masih lenyeh-lenyeh di tempat tidur seusai sholat shubuh. Ia tidak mengerjakan apapun. Di sampingnya ada Axel yang sedang tidur kekenyangan setelah disusui oleh ibunya. Sedangkan Alexa masih menyusu dengan lahapnya. Matanya yang cantik berkerla-kerlip lucu memandang ibunya. Mulutnya yang mungil tampak asyik menghisap ASI. Alena menyusui sambil memejamkan matanya. Ia tampak mengantuk karena kegiatan semalam bersama suaminya.     
0

Nizam lalu mendekat karena kasihan melihat Alena terlihat sangat mengantuk, " Alena..kalau kau mengantuk, tidurlah. Biar Aku yang mengurus Alexa. Kelihatannya Ia sudah kenyang" Kata Nizam sambil menyentuh pipi istrinya dengan lembut. Alena membuka matanya, "Nizam!! Aku.." Alena tidak melanjutkan perkataannya karena Nizam mengambil Alexa dalam pelukannya. Dengan hati-hati Nizam menimang Alexa. Alexa tersenyum pada ayahnya membuat Nizam begitu terpesona.     

"Alexa begitu cantik, Dia persis dirimu" Kata Nizam sambil mencium pipi Alexa dengan lembut.     

"Iya..tetapi hidungnya mirip dengan hidungmu" Kata Alena sambil ikut menatap wajah Alexa. Hidung Alexa begitu mancung seperti hidung orang-orang Azura sedangkan bibirnya mirip dengan bibirnya. Alexa memang sangat cantik dan lucu. Rambutnya berwarna coklat kemerahan seperti rambut Ratu Sabrina. Sungguh perpaduan yang menarik     

"Oh ya Nizam, hari ini bukankah acara pembacaan syahadat untuk Jonathan. Siapa yang akan mensyahadatkannya." Tanya Alena tiba-tiba.     

"Aku yang akan membimbing Jonathan dalam membaca syahadat dan yang akan menjadi saksi utamanya adalah Pangeran Thalal dan Paman Harun. Yang lainnya hanya akan ikut menyaksikan"     

"Jam berapa acaranya?" Tanya Alena lagi.     

"Jam 6 PM sebelum sholat maghrib. Jadi nanti setelah pembacaan syahadat dia akan ikut sholat Maghrib." Kata Nizam.     

Tiba-tiba Alena berbisik kepada Nizam membuat Nizam langsung terkehkeh. Di coleknya pipi istrinya dengan gemas. "Kau sering bilang Aku otak mesum tetapi Kau sendiri otaknya sama saja mesum" Katanya sambil mendorong kening Alena dengan telunjuknya.     

Alena cemberut, " Akukan penasaran. Mumpung dia sedang dalam keadaan babak belur jadi biar sekalian sakit"     

"Ha..ha..ha..Iya..iya Aku juga sudah berpikir ke arah sana. Kau benar-benar tidak tahu malu memikirkan kepunyaan laki-laki lain" Nizam cemberut tapi Alena malah tertawa geli     

"Kan dia masuk Islam jadi harus dong. Inikan bukan tentang hal yang porno ini tentang kewajiban sebagai mualaf." Kata Alena sambil cengar-cengir.     

"Sebenarnya tidak harus sekarang, Dia bisa melakukannya kapan saja yang penting dia beriman terlebih dahulu. Kau bicara seperti itu membuat Aku jadi gerah" Mata Nizam jadi berkilat-kilat. Tangannya mulai menggerayangi kaki Alena. Melihat gelagat Nizam yang sudah mencurigakan lagi Alena menjadi pucat pasi.     

Alena langsung menutup mulutnya, "No..no..Jangan !! Please stop it. Stay away from me, Nizam. Mulutku masih pegal. Lagipula lihat anak-anakmu sedang terbangun, malu.." Kata Alena sambil segera bangun dan turun dari ranjang. Nizam tidak keburu menangkap tangan Alena karena Alena segera melarikan diri ke kamar mandi. Nizam tertawa melihat istrinya lari ketakutan. Ia juga lalu turun dsri tempat tidurnya menidurkan Axel ke tempat tidurnya. Sedangkan Alexa Ia tidurkan dulu dalam pelukannya karena memang dia belum tertidur matanya masih terbuka. Setelah di tepuk-tepuk sedikit Alexa langsung tertidur.     

***     

Pukul 09.00 seorang perawat datang mengecek kondisi si kembar ditemani oleh Alena. Nizam sedang menikmati sarapan bersama Pangeran Thalal dan Cynthia. Ketika Edward datang bersama Lila sambil membawa sebuah bingkisan.     

"Salam Yang Mulia.." Kata Lila sambil menangkupkan kelima jarinya di depan dadanya. Cynthia terkejut melihat mereka datang. Ia melihat Lila begitu sehat dan sangat cantik. Wajahnya berseri-seri, Cynthia yang belum mengatahui Edward sudah berbaikan dengan Lila menjadi seperti mendapatkan surprise. Apalagi kemudian dia melihat Edward sudah berpenampilan rapih dan tampan kembali. Padahal terakhir kali ketika Cynthia ingin menengok Lila. Lila menolaknya dan Edward sendiri berpenampilan sangat dekil bagaikan seorang tunawisma yang habis menggelandang ke tempat-tempat kotor.     

Cynthia bangun dan langsung menyambut mereka, "Bahagianya Aku melihatmu begini sehat. Kau sangat luar biasa, Lila" Kata Cynthia sambil memeluk Lila dengan erat.     

Lila tersenyum manis," Terima kasih Putri Cynthia.." Katanya sambil balas memeluk Cynthia. Setelah berapa lama Cynthia lalu melepaskan pelukannya. Ia lalu menghampiri Edward dan berniat akan memeluknya juga. Tetapi ketika Ia sudah merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Edward dari belakang tanpa diketahui Cynthia, suaminya nyelonong ke hadapan dia dan memeluk Edward sambil menghalangi Cynthia agar tidak memeluk Edward. " Selamat Ya.. Edward. Aku memelukmu untuk mewakili pelukan istriku." Kata Pangeran Thalal membuat Cynthia tercengang dengan kelakuan suaminya.     

Edward yang sudah bersiap menerima pelukan Cynthia jadi memeluk Pangeran Thalal. Pangeran Thalal menepuk-nepuk pundak Edward sambil berkata," Aku turut berbahagia melihat kondisimu sekarang. Selamat berbahgia kembali. Dan sekarang tentu kau tidak akan berani bertindak bodoh lagi"     

Edward menggelengkan kepala seraya segera melepaskan pelukan Pangeran Thalal. Kalau kondisi lagi stabil di peluk laki-laki ternyata rese juga. Pantas saja waktu itu Nizam sewot amat ketika Ia mau memeluknya. " Terima kasih Yang Mulia. Sungguh ini semua berkat jasa kakak Yang Mulia. Dia begitu luar biasa karena sudah meyakinkan istriku. Aku sungguh merasa malu selama ini sudah sangat menyusahkannya." Kata Edward sambil mengulurkan tangannya menjabat tangan Nizam.     

Nizam menyambutnya sambil tersenyum, "Sudahlah.. anggap saja ini sebagai balas jasa karena Kau juga memperlambat Sisca yang hendak menganiaya istriku waktu itu, jadi Aku anggap impas."     

"Yang Mulia, hamba ingin menengok anak-anak Yang Mulia" Lila berkata dengan tidak sabar. Jantungnya berdetak dengan kencang. Ia mengelus bayinya yang masih sangat kecil itu di dalam perutnya. Ia tidak sabar ingin bertemu Alexa. Alexa yang telah menyelamatkannya dalam kematian.     

Nizam melirik ke arah Cynthia dan berkata, " Kau antarkan dia ke dalam!!"     

Cynthia mengangguk dan segera masuk ke dalam ruangan di ikuti oleh Lila. Sedangkan Edward ikut duduk di depan sambil ikut menikmati sarapan ala-ala Azura bersama mereka. Walau akhirnya Ia hanya makan buah kurma dan kismis. Sementara menu yang lainnya serasa nyangkut ditenggorokannya.     

Ketika mereka sedang berbincang tiba-tiba telepon Nizam berbunyi. Nizam melihatnya. Ternyata dari Imran. Ia mengangkatnya dan lalu pergi menjauh dari Pangeran Thalal dan Edward. Nizam memastika tidak ada orang yang mendengar pembicaraan mereka. " Katakanlah!!" Kata Nizam dengan dingin.     

"Sesuai dengan perintahmu Yang Mulia. Pria yang berani berfoto dengan Yang Mulia Putri Alena sudah ku potong kedua tangannya."     

"Hmmm.." Nizam hanya mengeluarkan suara hmmm.     

"Dan wartawan itu sudah gantung diri di tempatnya menginap" Imran kembali melaporkan hasil perbuatannya.     

"Sekarang kembalilah ke Azura sekarang juga. Polisi Amerika itu pasti sedang mencarimu. Kita tidak punya perjanjian legalistas hukum antar negara dengan mereka sehingga untuk sementara Kau akan aman berada di Azura. Dan kau sudah memastikan semua barang bukti dimusnahkan?"     

"Sudah Yang Mulia. Dia dipotong tangannya saat terlibat perkelahian di penjara bersama narapidana lain dan wartawan yang aku gantung sudah dibuat seolah-olah bunuh diri karena memang dia menggantung dirinya sendiri. Tempat sudah disterilkan semaksimal mungkin."     

"Aku tahu. Chef Jeremmy pasti akan dapat mengungkap kasus ini dengan mudah tetapi jika tidak ada barang bukti Ia tidak akan berkutik. Cepatlah Kau kembali ke Azura sambil menyelediki pergerakan Pangeran Abbash dan Kakaknya. Aku dan keluarga ku juga akan segera pulang ke Azura. Aku merasa pergerakanku tidak leluasa di sini" Kata Nizam sambil menutup teleponya.     

Nizam Lalu kembali melanjutkan sarapan seakan tidak ada apapun yang sudah terjadi. Pangeran Thalal menatap kakaknya dalam-dalam. Ia sudah tahu bahwa ada sesuatu yang telah terjadi tetapi Ia tidak berani bertanya apapun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.