CINTA SEORANG PANGERAN

Habislah Kau, Arani!! ( 13 )



Habislah Kau, Arani!! ( 13 )

0Mereka sesaat terdiam dengan pikirannya masing - masing ketika Arani keluar sudah dalam keadaan segar. Ia mengenakan jubah kamar mandi berwarna putih. Rambutnya basah dan pakaiannya tercium harum. Alena lalu berdiri dan berkata kepada Isabella, " Dia sudah siap. Kau riaslah Arani secantik mungkin. Aku tinggalkan kalian di sini karena Aku harus mengecek yang lainnya juga"     
0

Isabella hanya mengangguk dan Ia terlihat sangat tidak sabar untuk mendandani Arani. Ia bagaikan seorang pelukis yang hendak melukis suatu maha karya. Sementara itu Arani tetap bersikap seolah tidak akan terjadi apapun malam ini. Ia masih stay cool dan tenang.     

Alena melangkah keluar diikuti oleh Cynthia. Cynthia melihat ke arah dua penjaga dan asisten pribadi Alena. " Itu penjaga yang dibelakangmu bukankah mereka Alika dan Aruna?" Kata Cynthia sambil melirik mereka sedikit.     

"Iya mereka " kata Alena menjawab pertanyaan Cynthia dengan pendek.     

"Dan pelayan yang sedikit besar dibelakangmu itu siapa? Apa dia asisten pribadimu?" Cynthia berbisik.     

"Iya.." Alena kembali menjawab dengan pendek.     

"Perasaan waktu di Azura asistenmu bukan yang ini. Yang ini terlihat emak - emak banget. Ga ada cakep - cakepnya" Bisik Cynthia lagi.     

"Entahlah... Aku juga sedikit kesal. Mengapa asisten dia cakep - cakep, giliran asisten Aku, kho dipilihin kaya gini. Mana mulutnya nyablak lagi. Segala macam cerita aneh diceritakan padaku. Istri Nizamlah, para selirlah.." Kata Alena sambil sediki bersungut - sungut. Tapi Ia memastikan kalau pelayan itu tidak mendengarnya.     

Cynthia mendenga kata - kata Alena, Ia langsung tersenyum. " Suamimu tampaknya sengaja memilih dia untuk menjadi asistenmu. Terus terang Aku belum tahu siapa dia. Tapi seorang Nizam tidak akan memilihkan seseorang untuk mendampingimu kalau tidak ada maksudnya. Apalagi kau adalah kehidupannya. Nizam pasti memilihkan yang terbaik untukmu"     

"Benarkah ?" Alena sedikit kebingungan. Masa iya Batsnah yang terbaik untuknya. Ia sedari tadi pusing mendengarkan ocehan asistennya itu.     

"Percayalah kepadaku. Sekarang tugasmu adalah pancinglah Ia untuk selalu berbicara panjang lebar tentang keadaan di Istana. Sehingga kau akan memiliki informasi yang cukup ketika pulang ke Azura nanti"     

Alena mendengarkan perkataan Cynthia sambil terus melirik ke arah Batsnah, " Kalau itu pemikiranmu, baiklah Aku akan mencoba mengorek apapun tentang Azura" Kata Alena.     

Ketika mereka berdua berjalan ke taman dilihatnya Pangeran Thalal sedang berbicara dengan seorang gadis yang mengenakan pakaian sari berwarna biru yang sangat cantik.     

'Lihat Cynthia, suamimu itu. Baru lepas sebentar darimu Ia sudah mendapatkan mainan baru"Kata Alena sambil menahan tawa. Mata Cynthia langsung mendelik dengan kesal.     

Dengan langkah lebar - lebar Ia langsung menghampiri suaminya, "Yang Mulia.. alangkah menyenangkannya berbincang - bincang di sore hari" Kata Cynthia sambil menginjak kaki Pangeran Thalal dengan kuat. Pangeran Thalal langsung mengaduh.     

"Aduuh.. apa maksudmu? Ini Zarina pemilik restoran India itu. " Kata Pangeran Thalal sambil menggeser kakinya. Cynthia langsung menatap wajah gadis itu.     

"Oh..kau. Pemilik restoran India yang rasanya aneh." kata Cynthia sambil tertawa lalu mengulurkan tangan menjabat gadis cantik itu.     

Zarina tidak marah mendengar perkataan Cynthia. Ia malah ikut tertawa. " Memang rasanya pasti aneh di lidah orang Amerika. Makanan kami memang sarat akan bumbu tetapi makanan kami dan makanan Azura memiliki beberapa persamaan dalam penggunaan beberapa bumbu. Jadi Yang Mulia Pangeran Nizam sengaja memintaku untuk menyajikan makanan India untuk para tamu dari Azura. Dan Yang Mulia Pangeran Thalal sangat menyukai masakan India "     

Pangeran Thalal tersenyum manis. " Memang benar, sejak kecil aku selalu menyukai masakan India. Itu karena ibuku memiliki koki khusus dari India. Ibuku sangat menyukai masakan India" Kata Pangeran Thalal.     

"Waah.. Cynthia, Kau harus hati - hati. Kalau Pangeran Thalal menyukai masakan Zarina, jangan - jangan sebentar lagi Ia akan menyukai orangnya. Di Indonesia ada pepatah bahwa cinta itu berawal dari perut lalu berlabuh ke hati" Kata Alena semakin memanas - manasi Cynthia.     

Cynthia jadi tambah kesal, Ia segera melirik lagi Pangeran Thalal. " Apakah hamba harus belajar memasak masakan India agar matamu tidak jelalatan pada gadis India" Katanya sambil mencubit pinggang Pangeran Thalal dengan keras.     

Pangeran Thalal kembali mengaduh - ngaduh. " Kakak Putri, Mengapa Kakak Putri menjahatiku terus. Istriku ini sejak mengandung anak kami, dia berubah jadi galak dan cemburuan.." Kata Pangeran Thalal sambil menahan tangan Cynthia yang sedang mencubit pinggangnya.     

Alena malah tertawa melihat Cynthia ngamuk - ngamuk pada Pangeran Thalal. Zarina juga malah ikut tertawa tetapi kemudian Ia berkata kepada Cynthia. " Yang Mulia Putri Cynthia tidak usah cemburu kepada hamba. Hamba hanya mengidolakan Pangeran Thalal. Lagipula Bulan depan, hamba akan menikah dengan orang yang berasal dari India juga" Kata Zarina sambil tersenyum.     

"Waah.. selamat ya Zarina, Akan menikah dimanakah kalian nanti? Di Amerika atau India?" Kata Alena sambil mengucapkan selamat.     

"Kemungkinan di India. Agaknya ini akan bertepat dengan kepulangan Yang mulia ke Azura. Mudah - mudahan Yang Mulia bisa mampir untuk menghadiri pernikahan hamba"     

"Itu akan sangat menyenangkan. Betulkan Pangeran Thalal?" Kata Alena.     

" Ya..ya.. pasti banyak pemandangan yang menyegarkan mata dipesta pernikahan India " Kata Pangeran Thalal.     

"Pasti yang kau maksud dengan pemandangan yang menyegarkan mata itu adalah gadis - gadis India?" Kata Cynthia dengan gemas. Ia memukuli bahu Pangeran Thalal dengan kesal.     

Pangeran Thalal malah berlari sambil tertawa - tawa pergi meninggalkan Alena dan Zarina. Cynthia morang - maring dengan kesal. "Awas Kau nanti.. kalau mau macam - macam nanti malam akan tau rasa" Kata Cynthia bersungut - sungut. Pangeran Thalal langsung berhenti tertawa. Ia segera menghampiri istrinya.     

" Aku cuma bercanda, Bagaimana bisa kau melakukan hal yang mengerikan seperti itu. bukankah Aku selalu ingin macam - macam setiap malam. Mumpung kesempatan itu masih ada. Kau lihat kakak Nizam sekarang keningnya terus berkerut - kerut. Ia pasti belum mendapatkan jatahnya"     

"Kau?? Benar - benar tidak tahu malu. Aku pikir dulu, Nizam adalah pria paling mesum yang pernah ada di muka bumi ini. Nyatanya Kau juga tidak kalah mesumnya dengan kakakmu"     

Pangeran Thalal semakin tertawa. "Buat apa Tuhan menganugrahkan kepada Kami senjata yang mumpuni kalau tidak kami manfaatkan sebaik - baiknya" Kata Pangeran Thalal berbisik.     

Wajah Cynthia memerah, Ia lalu pergi sambil ngomel - ngomel. Ia benar - benar tidak tahu apakah Ia harus merasa bahagia atau tidak mendapatkan suami yang terus menerus menyentuhnya hampir setiap malam.     

Sementara itu Zarina dan Alena melanjutkan perbincangannya seputar menu masakan yang disiapkan oleh Zarina untuk menjamu para tamu. Bahkan Alena sampai melihat ke stand tempat masakan India dihidangkan. Dan ketika Ia sedang asyik mencicipi ladu tiba - tiba dari belakang ada yang memeluk pinggangnya dan mencium kuduknya dari belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.