CINTA SEORANG PANGERAN

Hadiah dari Pangeran Thalal untuk Si Kembar ( 3 )



Hadiah dari Pangeran Thalal untuk Si Kembar ( 3 )

0Batsnah memastikan dulu semua makanan yang akan disajikan untuk sarapan sebelum kemudian dia mengikuti Arani menuju tempat berbincang berdua. Batsnah menatap Arani dengan tatapan yang sulit untuk dipahami.     
0

"Aku meminta obat luka ? " Kata Arani sambil berdiri sedikit tegang, tetapi wajahnya Ia buat sedatar mungkin. Batsnah malah menatapnya dari ujung rambut ke ujung kaki, menyelidiki Arani seakan menelanjanginya. Arani menjadi jengah sendiri. Bahkan Batsnah menatap Arani sambil senyum-senyum sedikit.     

Arani adalah wanita yang sebisa mungkin harus dijauhi oleh para pelayan karena wajahnya yang dingin, bicaranya sedikit dan tatapannya yang menakutkan. Kini Arani sendiri yang datang kepadanya setelah bermalam pertama. Dan Ia meminta obat luka. Bukankah ini bukan berita spektakuler yang bisa Ia gosipkan dengan pelayan lain.     

"Apakah Nyonya terluka? Pendarahan akibat robekan? Kalau yang itu kemungkinan harus ditangani dokter atau tabib. Saya tidak bisa memberikan obat luar karena lukanya pasti luka di dalam. Bahaya kalau sembarangan obat. Apalagi kalau harus dijahit. Seperti pada kasus Putri Alena yang harus dijahit karena ada robekan." Kata Batsnah dengan wajah datar seakan dia tidak tahu bahwa Arani sedang stress menghadapi malam pertamanya.     

Wajah Arani seketika pucat pasi Ia langsung membentak, " Kurang ajar !!! Bu..bukan seperti itu maksudku. Kau berani benar berkata seperti itu kepadaku. Sungguh tidak tahu malu " Suara Arani terdengar keras bagaikan suara petir yang menggelegar membuat Batsnah langsung ketakutan.     

"Ma..maafkan Saya, bukannya Saya bermaksud kurang ajar. Tetapi Nyonya kan semalam baru bermalam pertama. Lalu apa salah saya dengan berkata demikian ?" Kata Batsnah dengan sedikit gemetaran.     

"Aku memang bermalam pertama dengan suamiku, tetapi Aku tidak apa - apa. Aku tidaklah seperti para wanita yang lain. Aku bukan wanita manja yang terbiasa merengek-rengek karena terluka sedikit" Kata Arani sambil melotot.     

Batsnah langsung menganggukan kepalanya. " Benar sekali, anda sangat benar. Nyonya adalah wanita yang paling tangguh di Azura. Jadi pasti kuat kalau hanya sekedar menghadapi malam pertama " Kata Batsnah dengan tulus. Ia sama sekali tidak curiga sedikitpun kalau Arani berkata dusta.     

"Baiklah jadi luka seperti apa kira - kira ?" Kata Batsnah lagi.     

"Luka seperti jari yang kena potong. Aku tahu ada obat yang manjur untuk mengobati luka akibat anggota tubuh yang terluka karena terpotong." kata Arani lagi.     

"Ya..ya ada. Obatnya sangat manjur bahkan dalam dua atau tiga hari, lukanya sudah sembuh total untuk luka kecil sedangkan luka besar sekitar satu minggu. Obat ini berupa salep dioleskan ke tempat luka. Harganya sangat mahal karena bahan pembuatan salep ini tidak sembarangan. Marilah ikut saya ke tempat penyimpanan obat." Batsnah lalu berjalan menuju beberapa ruangan sebelum akhirnya Ia memasuki sebuah ruangan. Di dalamnya ternyata ada beberapa perawat dan dokter yang salah satunya Dokter Desy yang tampak sedang menyortir obat - obatan dibantu seorang apoteker dari Azura.     

Walaupun Dokter Desy adalah dokter pribadi Alena dan Nizam tetapi tetap tidak bisa memasukan atau mengeluarkan obat tanpa sepengetahuan Batsnah. Batsnah berkata kepada Dokter Desy dan Dokter Desy meminta tabib untuk mengambilkan obat yang diminta oleh Arani. tempat obat itu sangat kecil. Mungkin hanya berdiameter 5 cm dengan ketinggian 3 cm. Obat ini terkenal sangat manjur untuk mengobati obat luar.     

"Dioleskan tiga kali sehari ke tempat yang luka setelah luka dibersihkan. Obat ini bisa menimbulkan perih dan gatal tetapi tidak usah khawatir karena itu berarti sedang berproses penyembuhan. " Kata Tabib memberi tahukan cara penggunaannya.     

Arani menganggukkan kepalanya lalu mengucapkan terima kasih. Ia berbalik berjalan sambil menggenggam obat itu ditangannya.     

Batsnah menarik nafas lega. Arani memang sangat cantik tetapi siapa yang mau mendekatinya kalau disekelilingnya dipenuhi kawat berduri dan tanaman beracun.     

***     

Jonathan berjalan sambil sesekali meringis merasakan perih pada ujung tubuhnya. Semalaman Ia beberapa kali merasakan tubuhnya terbangun dan itu mengakibatkan rasa perih yang semakin menggigit. Ereksi akibat gairahnya yang muncul setiap kali mengingat Arani menjadkan luka pada tubuhnya yang sudah mulai mengering menjadi terbuka lagi. Dan itu lumayan menyakitkan.     

Jonathan sampai pada sebuah bangunan yang sangat indah. Kolam ikan di sisi kiri dan kanan serta Beberapa pohon perdu berbunga kecil memanjakan matanya. Ia juga melihat bangunan itu memiliki ruangan yang terbuka di dalamnya terdapat orang-orang berkumpul. Agaknya semua tamu yang beragam Islam sholat berjamaah di mesjid. Kubah - kubah berwarna emas membuat Mesjid itu bersinar mewah.     

Jonathan tidak tahu kalau kubah itu terbuat dari emas asli. Ketika Ia memasuki ruangan itu Ia melihat Nizam duduk bersila paling depan. Ia sedikit canggung ketika kemudian Pangeran Thalal menyambutnya dan menempatkan di sebelah sisinya. Perdana menteri Salman tampak melirik ke arah Jonathan.     

Jonathan sendiri bukannya tidak tahu semua mata memandangnya dengan pandangan tidak suka. Ia satu - satunya orang bule di situ. Untungnya rambutnya tidak pirang sehingga tampilannya tidak terlalu mencolok. Beberapa orang Azura ada yang memiliki rambut berwarna coklat dan merah. Karena rambut Nizam sendiri berwarna coklat kehitaman.     

Jonathan menahan rasa sakit ketika Ia duduk dan raut wajah itu terlihat oleh Nizam. Nizam hanya melirik sedikit sebelum Ia meminta seorang jemaah untuk membacakan qomat.     

Jonathan mengikuti tata cara Nizam dalam melaksanakan sholat lalu diakhiri dengan ceramah sebentar tentang keutamaan sholat berjamaah. Para Tetua mendengarkan kata - kata Nizam yang penuh makna. Mereka diam - diam sudah memperhitungkan bahwa Nizam akan jadi pembicara yang handal. Bahkan Jauh melampaui kemampuan Raja Al-Walid.     

Raja Al - Walid sangat lemah dalam memimpin ditambah dengan tubuhnya yang ringkih. Ia juga tidak terlalu pandai berkata-kata. Setiap berpidato Ia selalu menggunakan naskah pidato yang sudah disiapkan oleh asistennya atas sepengetahuan Perdana Menteri Salman. Tetapi setiap kali para tetua mendengarkan Nizam berbicara maka mereka seperti mendengar kata-kata yang tersusun rapi. Intonasi yang sangat dan raut wajah menarik. Dan satu lagi yang menarik, Nizam tidak pernah menggunakan naskah setiap kali Ia berbicara. Ia selalu menguasai setiap materi yang Ia bicarakan.     

Seseorang, untuk menjadi pemimpin yang hebat perlu memiliki kemampuan untuk berbicara di depan umum. Dan Nizam memiliki itu sebagai modal awalnya. Ditambah dengan pengetahuannya yang sangat banyak karena Nizam sangat suka membaca. Maka lengkap sudah kemampuan Nizam di dalam menyampaikan sesuatu kepada para pendengarnya.     

Walaupun Para Tetua itu menyadari bahwa Nizam sangat layak untuk menjadi Raja berikutnya tetapi Para Tetua itu tidak tahu apa rencana Nizam ke depannya. Sehingga untuk saat ini para Tetua itu merapat ke Perdana Mentri Salman. Nizam sendiri belum memiliki kekuasaan lebih dari sekedar putra mahkota. Sepanjang Raja Al - Walid hidup dan tidak menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Nizam maka Nizam belum bisa menjadi raja.     

Dan kedudukan putra Mahkota tidak menutup kemungkinan digeser ke Pangeran lain apabila ada tingkah Nizam yang menyalahi aturan seorang putra mahkota. Katakanlah jika Nizam melakukannya kemudian hal ini berimbas kepada kemarahan para Tetua serta menimbulkan kekacauan pada kerajaan. Maka dengan persetujuan 2/3 para pejabat dan tetua, kedudukanNizam sebagai putra mahkota akan bergeser ke Pangeran berikutnya.     

Dalam hal ini adalah Pangeran Thalal sebagai adik tertua Nizamlah yang paling berhak menggantikan posisi Nizam. Itulah sebabnya Perdana Mentri Salman bersikeras agar keduanya menjadi menantu dia sehingga baik Nizam ataupun Pangeran Thalal yang menjadi raja Ia masih bisa menjadi mertua raja.     

Setelah selesai ceramah maka Nizam berpamitan kepada para tetua sambil mempersilahkan mereka sarapan. Ketika Nizam bersalaman dengan perdana mentri Salman. Perdana Mentri Salman tersenyum sambil menepuk bahu Nizam. " Yang Mulia semakin pandai berbicara "     

"Terima Kasih Paman.." Nizam menjawab dengan pendek.     

"Segeralah pulang agar kita bisa bekerja sama untuk membereskan semua permasalahan di Azura"     

"Bukankah ada Ayahanda, jadi Paman tidak perlu repot dengan meminta Aku untuk segera pulang " Suara Nizam terdengar begitu datar. Ia seolah - olah berkata sambil memberikan penekanan melalui kata - katanya. Bukankah ayahnya masih ada, jadi kehadirannya di kerajaan tidak akan terlalu banyak perpengaruh untuk kepemerintahan. Bukankah untuk memutuskan sesuatu harus ada wewenang ditangannya. Jadi setiap keputusan yang tidak berpihak kepada kaum tetua maka dengan mudah akan dipatahkan. Sedangkan jika ada keputusan yang menguntungkan maka para tetua akan berlomba - lomba mengklaim keputusan itu sebagai jasanya.     

Nizam tahu jelas, selama ini yang menjalankan roda pemerintahan adalah ibunya dan Perdana Mentri. Ia juga tidak mengerti mengapa Ibunya begitu menurut terhadap saudara jauhnya itu. Ratu Sabrina adalah kaki tangan Perdana Menteri Salman dan bukanlah sebaliknya. Jadi intinya adalah Raja Al-Walid ada dibawah penekanan Ratu Sabrina dan Ratu Sabrina ada di bawah penekanan Perdana Mentri Salman.     

"Yang Mulia harus ingat bahwa Istri yang Mulia bukan hanya Putri Alena. Ada Putri hamba dan putri para pejabat serta raja lainnya yang merindukan kedatangan Yang Mulia " Kata Perdana Mentri Salman.     

Nizam seakan membeku mendengar perkataan itu. Ia berkata sambil pergi, " Aku akan mempertimbangkannya"     

Nizam tidak berani bertindak terlalu gegabah. Walau bagaimanapun Perdana Mentri Salman bukanlah lawannya sekarang. Sangat berbahaya kalau Ia sampai Pangeran Thalal yang menjadi putra Mahkota dan selanjutnya menjadi raja. Karena Habislah nanti Pangeran Thalal menjadi bulan- bulanan mereka. Kemungkinan Pangeran Thalal posisinya akan seperti Raja Al-walid. Walaupun Cynthia ada disampingnya tapi tidak akan bisa melawan seluruh tetua kerajaan mengingat Cynthia adalah orang luar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.