CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Tidak Tahan, Gatalnya.



Aku Tidak Tahan, Gatalnya.

0Arani langsung teringat kata - kata Batsnah kalau obatnya akan menimbulkan rasa gatal pada proses penyembuhannya. Wajah Jonathan tampak gelisah tangannya terus mengusap - usap sambil lama - lama usapannya semakin keras. " Jangan digaruk - garuk terus nanti luka lagi "     
0

" Tapi ini gatal banget.. Aku tidak tahan lagi " Jonathan memasukan tangannya ke dalam dan mulai menggaruk dari dalam. Arani langsung menahan tangan itu dan berkata, " Aku bilang jangan digaruk, Jonathan "      

"Tapi gatal.. gatal..." Jonathan malah semakin menggaruk - garuk.      

" Ditiup aja.. ditiup biar tidak gatal " Kata Arani tidak sadar dengan apa yang diucapkannya. Mata Jonathan tampak melebar mendengar usulan Arani. Ia lalu membuka kait celananya dan mulai menarik seletingnya. Arani terkejut bukan kepalang, Ia menarik tubuhnya menjauhi Jonathan.     

" A..apa yang akan kau lakukan ?" Katanya dengan muka merah padam. Jonathan mengerutkan keningnya. " Mengapa kau bertanya ? Bukankah kau menyuruhku meniupnya ? " Kata Jonathan sambil melanjutkan kegiatannya membuka celana. Arani langsung membalikkan badannya dengan muka pucat pasi.     

"Aku tidak mau melihat " Kata Arani sambil gemetar.      

" Arani, Aku tidak bisa meniupnya. jarak antara tubuhku dan mukaku jauh. Apa kau tega tidak mau menolongku ?" Kata Jonathan dengan wajah memelas. Arani menggelengkan kepalanya dengan kuat. " Tidak akan.. tidak!! Aku sangat malu. Aku  akan pergi saja " Kata Arani sambil hendak melangkah keluar.     

"Kalau begitu aku akan menggaruknya lagi. Biarin sampai berdarah juga. Kau harus bertanggung jawab kalau lukaku tidak bisa sembuh dengan cepat" Kata Jonathan sambil cemberut. Arani langsung membalikkan tubuhnya dan menatap Jonathan sambil geram.     

"Kau mau memanfaatkanku?. Aku minta waktu. Aku benar - benar belum siap " Kata Arani lagi.     

"Aku tidak meminta untuk melakukan apapun. Aku hanya ingin agar rasa gatalku sedikit berkurang "     

"Baiklah.. tunggu sebentar.. Aku akan mencari sesuatu !! " Arani lalu keluar dan tidak lama masuk lagi ke dalam sambil membawa kipas tangan. Jonathan menatap Arani sambil menggelengkan kepalanya. Arani sungguh tidak bisa dipandang remeh. Ia banyak memiliki akal untuk menghindari hal - hal yang tidak disukainya.      

"Ini kipas tangan. Kau kipas - kipas saja menggunakan ini. Kalau pakai mulut nanti malah ada kuman yang masuk ke dalam lukamu. Nah sekarang cepatlah. Yang Mulia Putri Chynthia sudah menunggumu untuk meneruskan berceritanya." Kata Arani sambil memberikan kipasnya dan segera keluar dari kamar mandi meninggalkan Jonathan yang tampak sangat kecewa karena harapannya gagal total.      

Dengan tidak semangat Jonathan mengambil kipasnya lalu duduk di pinggiran bathtub dan mulai mengipas - ngipas tubuhnya. Lukanya yang gatal dan panas kini sedikit sejuk dan  kipasan angin membuat rasa gatalnya berkurang. Setelah beberapa lama Jonathan keluar dari kamar mandi tentu saja setelah mencuci tangannya menggunakan sabun.     

Begitu melihat Jonathan muncul, Cynthia langsung mencak - mencak " Kau ngapain saja di kamar mandi ? Apa kau tidur? "     

"Aku sakit perut " Kata Jonathan.     

"Jangan pernah berbohong kepadaku Jonathan, Karena Aku tidak melihat kelegaan di wajahmu. Tapi Aku juga tidak mau bertanya lebih jauh apalagi tadi aku melihat Arani malah sama lamaya ketika menyusul kamu."      

Wajah Arani langsung memerah, Ia tahu kalau Cynthia sedang menuduhnya melakukan sesuatu dengan Jonathan tadi.     

" Tapi tidak apa - apa. Aku maklumlah.. Kalian kan pengantin baru. Selalu ingin bersenang - senang dimanapun berada. Walaupun wajahmu seperti menunjukkan kau habis ribut daripada bersenang - senang " Cynthia tersenyum penuh rasa maklum. Jonathan malah tambah cemberut senang - senang darimana ? Dari Hongkong ? Boro - boro bersenang - senang. Menyentuhnya pun belum.      

"Ayo Jonathan, lanjutkan lagi ceritanya ! " Kata Cynthia semakin tidak sabar.     

"Baiklah.. Anak - anak itu ingin ikut dengan ayahnya karena memang mereka ada kedekatan yang lebih. Ibu mereka tidak terlalu memperhatikan mereka. Sebagai putri bangsawan yang dimanjakan dengan uang maka ibu mereka hanya bersenang - senang malam dan siang hari. Tiap malam Ia bermabuk - mabukkan dan berpesta pora. Akibatnya si ayah harus bekerja sambil mengasuh anak - anaknya.      

Ayah mereka bertahan karena Ia tidak ingin anak - anaknya kehilangan figur seorang ibu. Sampai suatu hari Ia menyaksikan istrinya menyiksa anak - anak mereka. Tidak tahan dengan perlakuan itu akhirnya Ayah mereka menceraikan  ibunya. Ibu mereka sangat tidak suka diceraikan bukan karena Ibunya masih mencintai ayahnya tetapi lebih kepada Ibu mereka merasa sangat terhina sudah diceraikan. Hingga kemudian Ibunya menggugat hak asuh anak - anak agar ikut dengan ibunya.     

Ibunya mendatangkan lima orang pengacara ternama dengan bayaran fantastis. Tetapi kemudian ketika Ibunya datang ke kantor hukum tempat aku bekerja dan meminta kami juga untuk menjadi salah satu pengacaranya. Tuan Craigh menolak keras dan malah lebih memilih membela si ayah. Ia kemudian memintaku untuk menangani kasus itu.     

Sidang berjalan dengan alot dan panjang. Aku hampir saja kalah dipersidangan tetapi kemudian Aku berhasil membuktikan penganiayaan yang sering dilakukan oleh ibu mereka dengan saksi - saksi. Akhirnya hak asuh dimenangkan oleh si ayah dan ibu mereka bahkan mendekam di penjara untuk waktu yang lumayan lama dengan tuduhan penganiayaan terhadap anak kandungnya sendiri"     

Cynthia bertepuk tangan "Kau hebat Jonathan. Kau benar - benar temanku. Begitulah seharusnya hukum berjalan. Dia harus bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Seorang penegak hukum harus berlaku adil dan jujur . Mereka tidak harus selalu bekerja mengejar uang tetapi unsur sosialnya juga harus ada. Jangan jadi penegak hukum yang bersifat seperti sebuah pedang. Tumpul ke atas tetapi runcing ke bawah. Mereka beraninya hanya bertindak ke kaum rakyat jelata tetapi kepada pemerintah dan kaum bangsawan malahan tidak berkutik."     

" Tidak semudah itu Cynthia. Terkadang kita terjerat suatu sistem yang tidak bisa kita hindari yang mendorong kita untuk ikut berkubang di dalam lumpur tanpa bisa kita keluar kecuali ikut terciprat oleh kotornya lumpur itu."     

"Maksudmu, adakalanya Kalian para penegak hukum akan melakukan sesuatu yang salah ketika ada situasi dan kondisi yang mengharuskan kalian untuk melakukan hal itu " Kata Cynthia.      

Jonathan mengangkat bahunya dengan lucu. " Itulah hukum di dunia " Kata Jonathan.     

"Benar Chyntia. Ada kalanya manusia bersikap tidak adil karena suatu keterpaksaan. Karena yang sanggup berbuat adil itu hanya Alloh SWT." Pangeran Thalal mengeluarkan pendapatnya     

Tiba - tiba terdengar ada suara di belakang mereka, " Jika kita tidak bisa bertindak adil maka kita bisa bertindak untuk bijaksana. Karena manusia pada dasarnya memiliki banyak kelemahan maka kita bisa bertindak bijaksana untuk menutupi ketidak adilan kita"     

Semua kepala langsung menoleh ke arah sumber suara. Tampak sosok tubuh tinggi besar berdiri di belakang mereka dengan rambut masih sedikit basah. Orang itu tampak sangat tampan dengan pakaian khas Azuranya yang berwarna putih. Ketika Arani segera berdiri dan membungkuk untuk memberikan hormat dan diikuti oleh Thalal dan Jonathan juga.     

Hanya Cynhtia yang tidak membungkuk malah berkata, " Jelaskan kepadaku maksudnya ?"     

"Hmmm.." Orang itu malah tersenyum sambil duduk.     

"Apa kalian kesal menungguku?" Tanyanya lagi  sambil kemudian mengambil cangkir kopinya yang disodorkan pelayan. Uap panas terlihat mengepul dari kopinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.