CINTA SEORANG PANGERAN

Matilah Kau Pangeran Abbash



Matilah Kau Pangeran Abbash

0Ketika Pangeran Thalal melancarkan tendangannya, Pangeran Abbash kemudian mengelak sambil balas menendang.  Pangeran Thalal menyadari gerakan dari kaki Pangeran Abbash tapi Ia kalah cepat dengan gerakan Pangeran Abbash sehingga kemudian kaki Pangeran Abbash langsung menghantam ulu hati.     
0

Tubuh Pangeran Thalal langsung terjerembab jatuh, Ia merasakan mual pada ulu hatinya. Pangeran Abbash mendekati Pangeran Thalal, lalu dengan buas  akan menginjaknya. Tetapi Pangeran Thalal berguling ke samping sehingga kaki Pangeran Abbash mengenai tempat kosong. Pangeran Thalal lalu berdiri sambil meloncat sambil menendang ke punggung Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash langsung terdorong ke depan. Pangeran Abbash  berbalik sambil menangkap kaki Pangeran Thalal. Ia menangkap dan menghantamkan tubuh Pangeran Thalal ke sebuah pohon besar akibatnya tubuh Pangeran Thalal langsung menghantam ke batang pohon itu lalu terjatuh.     

Chynthia menjerit melihat suaminya terjatuh dengan kepala menghantam batu besar yang kebetulan ada di bawah pohon itu. Pangeran Abbash sengaja memilih pohon itu agar tubuh Pangeran Thalal terjatuh sambil menghantam batu. Kerasnya hantaman kepala Pangeran Thalal dengan batu membuat robekan di kepala samping dan darah seketika mengalir deras.     

Pangeran Abbash tertawa terbahak-bahak.  "Kau berkelahi dengan penuh emosi sehingga beberapa gerakanmu tidak terkendali. Terus terang aku tidak menyangka kalau ilmumu sebenarnya cukup tinggi.     

Aku sering mengikuti beritamu di internet. Kamu  terlihat lebih seperti peragawan daripada seorang ahli ilmu beladiri. Wajahmu yang tampan terpampang di mana-mana. Aku baru tahu selain suka berfoto seperti para gadis. Kau juga bisa berkelahi melawan diriku.     

Tapi jelas Kau bukanlah lawanku jadi bersiaplah untuk mati sebelum istrimu mati Aku bunuh,' kata Pangeran Abbash sambil mendekati Pangeran Thalal dan akan membunuhnya dengan tangannya sendiri.     

Cynthia langsung berlari menghampiri Pangeran Thalal yang sedang berusaha untuk bangun. Darah mengalir dari kepalanya membasahi pakaiannya. Cynthia menjadi sangat kalap dan Ia sama sekali tidak perduli ketika Pangeran Abbash mengeluarkan senjatanya dan akan menembak tubuhnya.     

"Dor..Dor...Dor...!! " Tiga kali senjata itu meletus tetapi sebelum mengenai tubuh Cynthia sosok tubuh menarik tangan Cynthia dan mengangkat tubuh itu lalu melemparnya ke atas pohon. Cynthia menjerit ketika tubuhnya sudah terduduk dibatang pohon kayu yang besar. Ia langsung memegang batang pohon tersebut sambil menggigil ketakutan.     

Dan Cynthia segera melihat pria bertubuh tinggi tetapi tidak terlalu besar dan berkulit  coklat yang tidak dikenalinya. Orang itu menghantam tangan Pangeran Abbash yang sedang memegang senjata yang Ia gunakan untuk menembak Cynthia.     

Pangeran Abbash terkejut hingga Ia mengerang pelan ketika tangannya terasa kebas saat terkena pukulan pria itu. Senjatanya terjatuh dan Ia tidak sempat mengambilnya karena Pria itu langsung menendang dadanya. Pangeran Abbash langsung terdorong ke belakang tetapi tidak sampai terjatuh.     

Tetapi Pria itu langsung mencehcar pangeran Abbash dengan pukulannya. Ketika Pangeran Abbash melayaninya maka mereka segera terlibat perkelahian yang sangat menakutkan. Beberapa pohon  kecil tumbang karena terkena hantaman tubuh - tubuh mereka.     

"Kau..Siapa ?" Tanya Pangeran Abbash ketika tubuhnya kemudian terpental menghantam batang pohon besar.     

Tetapi pria itu tidak menjawab. Ia malah menghampiri Pangeran Abbash dan kemudian menginjak dadanya dengan kuat. Pangeran Abbash langsung muntah darah sambil memegang dadanya. Tetapi orang itu tampak tidak memperdulikan perkataan Pangeran Abbash Ia kembali menendang Pangeran Abbash hingga tubuh Pangeran Abbash mencelat jauh.      

Pangeran Abbash kembali mengerang Ia melihat pria itu menghampirinya dan akan kembali menghajarnya. Pangeran Abbash benar - benar kebingungan sehingga Ia kemudian mencoba bangkit lagi dan  Ia berusaha melarikan diri.      

Tetapi orang itu tidak membiarkan Pangeran Abbas melarikan diri dia kembali mengejar Pangeran Abbash menangkap tangannya dan kemudian mengangkat tubuh Pangeran Abbash dan menghantamkan nya kembali ke bawah. Pangeran Abbash terjatuh dan ia sama sekali tidak bisa menghindari ketika kaki orang itu menginjak dadanya dengan kuat. Lagi - lagi Pangeran Abbash muntah darah, wajahnya yang tampan seketika langsung pucat pasi     

Pangeran Abbash tidak mengenali pria yang ada di depannya.  Kamudian dia bertanya sambil mengerang menahan sakit,  "Aku sungguh tidak mengenalimu. Siapa kau  sebenarnya ?"     

 Orang itu membisu dengan wajah kelam. Ia malah menendang Pangeran Abbash dengan sangat kuat lalu berkata.     

"Tubuh dan wajahmu seperti perempuan. Wajahmu sangat cantik tetapi ilmu bela dirimu sangat tinggi. Jarang ada bisa melawanku lebih dari lima gerakan. Kamu memang pangeran yang luar biasa. Harusnya dalam tiga gerakan kau sudah mati tapi kau masih bertahan lebih dari sepuluh gerakan. Memang benar, berita yang beredar bahwa ilmumu sangat tinggi.  Berita itu bukanlah omong kosong. Bahkan  mau matipun Kau masih bisa berkata - kata "     

Pangeran Abbas terbatuk setelah ditendang oleh orang itu. Tubuhnya lalu menghantam sebuah batu besar tetapi Ia masih berkata "Aku adalah Pangeran Abbash. Selama ini Aku tidak pernah ada yang mengalahkan. Dikerajaanku, Aku adalah yang terkuat, Tetapi kali ini aku harus mengakui, kalau memang ilmumu ternyata lebih tinggi.     

 Aku tidak pernah menyesal kalau aku harus mati di tanganmu. Tapi setidaknya tolong beritahu siapakah kamu? Apakah kamu pengawal Pangeran Thalal? atau Kamu pengawal dari Pangeran Nizam? kata Pangeran Abbash sambil menahan rasa sakit di dadanya.     

"Baiklah kalau itu akan membuat mu mati dalam keadaan tenang. Karena sebenarnya aku lebih suka Kau mati penasaran tanpa tahu siapa diriku. Tetapi Aku mengagumi ilmu juga. Jadi aku akan memberitahukan siapa diriku kepadamu." kata orang itu sambil kemudian memegang kerah baju dari pangeran Abbash.     

Orang itu  merenggutnya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya menghajar kembali wajah Pangeran Abbash yang putih.     

"Aku.... Aku adalah Amar, Aku tangan kanannya Yang Mulia Pangeran Nizam selain Imran. Yang Mulia menyuruhku untuk datang mengawasi adiknya, karena posisi Aku sedang ada dia Azura dan kebetulan cuaca di sana sedang sangat buruk, akibatnya penerbanganku harus tertunda untuk datang ke Korea ini. Aku sungguh menyesal telah datang terlambat tetapi syukurlah kelihatannya kau tidak  bisa mengalahkan Pangeran Thalal dengan cepat.     

Sayangnya Pangeran Thalal dan Tuan Putri sudah terluka itu sangat aku sesali. " kata Amar sambil terus melancarkan pukulannya. Dan Pangeran Abbash terlihat sudah sangat babak-belur ia berkali-kali terjatuh dan tubuhnya sudah berdarah-darah. Pangeran Abbash melihat ke kiri dan ke kanan dia kembali mencari celah untuk melarikan diri.     

Kemudian dia mendengar Amar berkata lagi, "Kau sedang mencari cara untuk melarikan diri. Hari ini aku tidak akan membiarkanmu meloloskan diri sudah banyak kejahatan yang kau buat. Kau harus mati ditanganku" kata Amar.     

Tetapi Pangeran Abbas malah tertawa, "Aku sudah katakan, Aku tidak pernah takut dengan kematian. Karena kalau aku takut dengan kematian Aku tidak akan berlatih ilmu bela diri karena semakin kita memiliki kepandaian dalam berkelahi maka biasanya kita tidak akan bisa menghindari perkelahian itu.     

"Kau berkata dengan benar pangeran, dan sekarang bersiaplah karena kau akan menginap selamanya di alam baka." Kata Amar     

Pangeran Abbash melihat, Amar mulai membuat gerakan persiapan untuk mengumpulkan seluruh kekuatannya pada tangannya dan Ia lalu menggeser kaki kanannya untuk memasang kuda - kuda lalu Amar mulai menghantamkan pukulan ke Pangeran Abbash.     

Tetapi sebuah tubuh menghalangi pukulan itu. akibatnya tubuh itu langsung terlempar ke Pangeran Abbash dan mereka langsung terjatuh berdua. " Said!! " Pangeran Abbash terkejut sambil memegang tubuh pengawal setianya.     

"Maafkan Hamba. Semua...  pengawal kita.. telah mati. Orang itu sudah menghabisinya semua. Hamba yang terakhir hidup. Larilah Yang Mulia cepat.. ce..pat !!" Said berkata sambil memegang dadanya. Ia lalu muntah darah dan langsung menghembuskan nafas terakhirnya.     

" SAID....! Pangeran Abbash berteriak, Ia tampak ragu - ragu apakah akan diam untuk memeriksa Said atau melarikan diri. Tapi ketika dia melihat Amar sudah kembali hendak menyerang. Pangeran Abbash segera berlari sekuat tenaga hingga ke sebuah tebing yang di bawahnya ada aliran sungai deras. Ia menerjunkan tubuhnya ke bawah tanpa sempat tertangkap oleh Amar.     

Amar sebenarnya bukan tidak bisa mengejarnya tetapi Ia teringat Cynthia yang masih bertengger di batang pohon dan Pangeran Thalal yang terluka di bagian kepalanya. Amar berlari kembali menuju majikannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.