CINTA SEORANG PANGERAN

Laporan Andhara



Laporan Andhara

0"Kau ingat saat pertemuan para tetua di acara konfrensi pers waktu itu. Ketika Sultan Mahmud meminta Jonathan untuk memberikan hukuman pada Pangeran Abbash. Dan Cynthia malah memberikan isyarat agar Jonathan meminta Arani yang menghukum Pangeraan Abbash sehingga Arani langsung meminta hukuman yang sangat menakutkan bagi para Pangeran di kerajaan Gurun Sahara yaitu pemusnahan ilmu bela diri.       
0

Agaknya Pangeran Abbash melarikan diri ke Korea daripada menerima hukuman dari ayahnya. Selain itu Pangeran Abbash memandang kalau Cynthia adalah penghalang untuk mendapatkanmu" Nizam menjelaskan panjang lebar kepada istrinya. Alena terkejut mendengar kata - kata suaminya.     

"Tetapi mengapa Cynthia menjadi penghalang dia untuk mendapatkan Aku ?" Alena memandang suaminya dengan pandangan yang tidak mengerti.     

"Apa Kau kira Cynthia akan menyetujui hubungan antara Kau dan Pangeran Abbash ?" Nizam malah balik bertanya.     

"Pangeran itu benar - benar bodoh kalau sampai berpikiran seperti itu. Cynthia memang sahabatku. Tetapi dia tidak berhak mengatur hidupku. Memangnya kalau Cynthia tidak ada, lantas Aku akan menerima dia untuk menjadi suaminya. No way Nizam. Aku tidak akan pernah mencintai orang lain selain dirimu."     

Nizam tersenyum mendengar kata - kata Alena. " Good girl.. " Kata Nizam dengan bangga. Ia memeluk Alena dengan erat. Tetapi kemudian Alena mendorong dada Nizam sambil berkata.     

"Tetapi mengapa Kau juga berpikiran sama seperti itu? " Kata Alena.     

"Entahlah. Aku hanya takut tiba - tiba Kau akan berpaling dariku setelah melihat Pangeran Abbash " Kata Nizam sambil membelai pipi Alena dengan telunjuknya.      

"Memangnya kenapa dengan dia?" Kata Alena menjadi sangat penasaran.     

"Katanya konon, Dia sangat tampan. Semua wanita yang melihatnya akan langsung leleh karena ketampanannya. Aku sendiri belum pernah melihatnya. Dia sangat tertutup dan misterius. Kalau dengan kakaknya dan saudara - saudaranya yang lain Aku sering melihatnya. Tetapi Pangeran Abbash adalah satu - satunya pangeran yang tidak pernah menampakan wajahnya di setiap pertemuan para pangeran ataupun para tetua. Ia juga tidak pernah tertangkap kamera saking misteriusnya.     

Yang Aku dengar juga, dia banyak memanfaatkan wanita untuk melancarkan niat jahatnya. Dan para wanita itu tidak pernah dapat melepaskan diri dari jeratannya. Aku jadi takut kau akan langsung jatuh cinta padanya ketika kau melihatnya untuk pertama kalinya." Nizam berkata sambil merasakan api cemburu yang tiba - tiba membakar dadanya.     

Alena mengangkat bahunya, " Setampan apapun Ia, di mataku tidak akan ada yang mengalahkan ketampanan suamiku. Di mataku Kau adalah pria yang paling tampan. Aku mencintaimu sekarang ataupun nanti. Kau jangan pernah merasa khawatir, seribu pangeran Abbash tidak akan sebanding walaupun hanya dengan bayanganmu." Alena menenangkan hati suaminya yang mulai kumat lagi cemburunya.     

Wajah Nizam jadi sumringah kembali. Matanya bersinar cemerlang, tangannya mulai meraba - raba apapun yang teraba olehnya pada tubuh istrinya.     

"Kau sedang apa ?" Kata Alena sambil mencekal tangan suaminya.     

"Aku sedang mencari sesuatu. Sesuatu yang dapat meyakinkan perasaanmu kepadaku " Kata Nizam sambil berusaha melepaskan cekalan tangan Alena. Alena malah semakin erat mencekal tangan suaminya. Matanya menatap wajah Nizam dengan tajam.     

"Sesuatu yang bisa meyakinkanmu itu ada disebelah sini " Kata Alena sambil membawa tangan suaminya ke bawah. Nizam terkejut, matanya melotot merasakan tangannya menyentuh sesuatu.     

Alena tersenyum sambil menghapus air matanya. "Mari kita beribadah Nizam untuk menenangkan perasaan kita yang sedang gundah. Aku bisa gila karena perasaanku yang sedang stress dan depresi ini " Kata Alena sambil memejamkan matanya. Nizam tidak berkata apa - apa lagi karena bibirnya kini sibuk menelusuri setiap inchi kulit istrinya yang halus bagaikan pualam.     

Beberapa saat kemudian  Alena sudah terlelap tanpa sempat berpakaian. Nizam memakaikan pakaian Alena dan dia kemudian meraih handphonenya. Dilihatnya ada misscall dari Andhara yang tidak terangkat olehnya. Ia segera meraih jubah kamarnya dan memakainya sebelum Ia kemudian berjalan menjauhi Alena. Ia tidak ingin Alena terbangun karena mendengarkan pembicaraannya dengan Andhara. Alena butuh istirahat karena Ia sedang menyusui bayi kembar mereka.     

"Assalamualaikum, Yang Mulia Pangeran Putra Mahkota." Kata Andhara dengan suara yang sangat sedih. Nizam merasakan tubuhnya  mendadak dingin. Ia mengusap tekuknya yang basah.     

"Wa'alaikumsalam, katakanlah! Aku sedari tadi menunggu berita darimu. Aku hampir mati membusuk karena menunggu teleponmu" Kata Nizam dengan suara yang teramat dingin. Kata - katanya menusuk hati Andhara jauh sampai ke dalam. Diam - diam Ia bersyukur mereka dalam kondisi berjauhan. Entah bagaimana kalau Ia ada dihadapan Nizam sekarang. Ia sudah mendengar kalau Nizam luar biasa tegasnya terhadap kesalahan yang tidak bisa Ia terima.     

Andhara menelan ludahnya sebelum Ia menjawab " Yang Mulia, hamba memohon ampun atas keteledoran kami dalam menjaga Pangeran Thalal " Andhara terdiam. Ia merasa sedang berjalan di atas bara api.      

"Syukurlah kalau Kau tahu diri. Aku mengirimmu dan beberapa pengawal kelas utama untuk menjaga adikku. Aku memilihmu karena kau adalah pelayan wanita yang paling cerdas yang dimiliki oleh Pangeran Thalal. Aku juga sudah berupaya mengirimkan Amar yang ilmunya berada di atas Imran untuk menjaga adikku. Tetapi karena kebodohan kalian, Adikku dan istrinya menjadi terluka. Bagaimana bisa ini  terjadi ? " Nizam berkata dengan ekspresi yang sangat suram, matanya kelam dengan bibir yang merapat, giginya gemeretak menahan amarah. Suasanan seakan menjadi sedingin di kutub utara.     

"Kami sungguh tidak mengira kalau Pangeran Abash ada disini. Dan Ia menggunakan trik yang amat licik untuk menyerang kami. Dia menyewa empat orang Korea untuk membunuh Yang Mulia  Pangeran Thalal dan Yang Mulia putri Cynthia. Satu dari empat orang itu dibunuh Pangeran Abbash dan yang ketiganya berhianat setelah dibujuk oleh Putri Cynthia.     

Sayangnya Pangeran Abbash sudah mencium tanda - tanda bahwa tiga orang itu akan berkhianat sehingga kemudian Ia turun tangan sendiri. Ia dengan mudah dapat mengalahkan Yang Mulia Pangeran Thalal..." Andhara terdiam ketika Nizam memotong perkataannya.     

"Bagaimana dengan para pengawal yang lain. Apa mereka hanya menonton saja?" Kata Nizam dengan kesal. Setahunya Pangeran Thalal membawa hampir sepuluh pengawal selain Iqbal dan Hasyim yang ilmunya tidak bisa dianggap enteng.     

" Pangeran Abbash berhasil menciptakan para pengawal selayaknya mesin pembunuh. Jumlah mereka melebihi jumlah kami dan semuanya memiliki ilmu bela diri yang sangat tinggi. Terutama Said"     

"Said?? " Nizam berpikir tentang sosok pria yang dulu pernah dikenal sebagai orang yang menciptakan ilmu bela diri tanafasyi. Tanafasyi adalah ilmu bela diri yang mengolah pernafasan tubuh menjadi senjata yang mematikan bagi para lawannya.     

Ilmu itu adalah ilmu yang menghimpun udara yang dihisap melalui hidung dan mulut lalu mengalirkannya menjadi tenaga dalam ke seluruh tubuh. Ilmu ini sangat mengerikan karena jarang ada orang yang berhasil lolos dari kematian setelah berhadapan dengannya. Tetapi apakah Said ini orang yang sama atau tidak Nizam masih belum jelas. Orang itu tidak pernah muncul dipermukaan sejak Nizam masih kecil. Dan Nizam mendengar cerita tentang Said dari guru ilmu bela dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.