CINTA SEORANG PANGERAN

Negosiasi dengan Jonathan



Negosiasi dengan Jonathan

0Jonathan mengikuti langkah Nizam duduk di kursi yang dipayungi oleh sebuah atap. Pemandangan danau buatan di depan terlihat sangat indah. Pohon - pohon di seberang danau tampak sangat rimbun. Kata para pelayan di  tengah - tengah danau buatan itu ada sebuah pulau yang berisi berbagai  pohon - pohon langka yang sengaja ditaman oleh pemilik tanah ini dahulu.      
0

Jonathan berdiri dan tidak berani duduk sebelum Nizam duduk. Jonathan kini tidak bisa sembarangan bertingkah lagi karena Ia tahu posisi Nizam yang sekarang. " Duduklah!! " Nizam mempersilahkan Jonathan untuk duduk. Seorang pelayan segera menyajikan minuman ringan di depan Jonathan dan Nizam. Lalu sebuah piring - piring kecil berisi berbagai makanan ringan kue - kue khas Azura termasuk buah - buahan kering terhidang.     

Nizam mengulurkan tangannya mengambil sebuah kurma dan memakannya. Jonathan cuma menatap makanan itu dengan pandangan kurang berminat. Nizam jadi menyeringai agaknya pelayan lupa kalau Jonathan belum terbiasa dengan makanan Azura . "Bawakan bagel dan burito " Kata Nizam ke pelayan itu.     

Pelayan itu segera menganggukan kepalanya dan Ia menjauh ketika Ia berbicara melalui mic kecil di kerah bajunya. "Segera buatkan Bagel dan Burito !! " Kata Pelayan itu ke kepala dapur. Dan Kepala dapur langsung menyuruh koki dari Amerika untuk menyiapkan permintaan Nizam.       

"Kita belum banyak berbincang karena Aku sibuk dengan pekerjaanku. Aku juga sedikit tertekan karena masalah dengan adikku. Sehingga Aku sampai lupa denganmu " Kata Nizam sambil mengambil semangkuk yogurt bertaburkan kismis dan lelehan madu.     

" Tidak apa - apa. Aku juga kebetulan sedang mempersiapkan ujian sidang kelulusanku yang akan dimulai minggu ini. Untungnya Kau memiliki perpustkaan yang sangat lengkap dikediamanmu sehingga Aku tidak harus keluar dari sini " Kata Jonathan sambil mengambil gelas minumannya dan meminumannya.     

"Kau membuat rumah begitu mewah dan lengkap. Rumah ini seperti istana. Kau membuatnya seakan ingin tinggal di sini selamanya. Apakah Kau tidak berniat pulang ke Azura?" Tanya Jonathan.      

Nizam mengangkat alisnya dan menjawab, "Inginnya seperti itu. Di sini Aku merasa tenang. Jauh dari perebutan kekuasaan. Aku juga bisa mengendalikan bisnisku dengan mudah. Karena pusat bisnisku ada di Amerika."     

"Tapi mengapa Kau tidak melakukannya. Aku dengar kau memiliki banyak adik laki - laki. Mengapa tidak kau serahkan tahta Azura kepadanya dan Kau tinggal di sini bersama Alena. "     

Nizam menggelengkan kepalanya " Aku tidak bisa melakukannya. Ada banyak yang harus dibenahi di negaraku. Dan adik - adikku tidak akan bisa melakukannya. Mereka kalau jadi raja kemungkinannya hanya akan jadi boneka seperti Ayahku sekarang. Dan Kau, bagaimana dengan rencanamu setelah selesai kuliah ?" Nizam mulai memilih kata - kata untuk bernegosiasi dengan Jonathan. Ia ingin memastikan kalau Jonathan akan ikut pulang ke Azura bersama dirinya.     

"Aku akan membuka kantor firma hukum sendiri. Setiap Aku mendapat penghasilan dari bermain basket dan gaji magang di kantor firma hukum, Aku selalu menabung agar aku bisa membuka kantor firma hukum sendiri. Mungkin Aku akan menetap di Amerika dan hidup membangun rumah tangga bersama Arani " Kata Jonathan sambil kemudian melirik ke arah pelayan yang mulai menyajikan bagel dan burito.      

"Bolehkan?" kata Jonathan sambil menatap kedua makanan itu dengan penuh minat.     

"Silahkan!! " Kata Nizam sambil menyuap yogurtnya.     

Jonathan mengambil roti bagel yang dibelah tengah dan di isi dengan daging salmon asap lalu ditaburi krim keju dan menyuapkannya ke dalam mulutkan dalam dua kali suap. Ia juga lalu mengambil sekotak susu yang tersedia di meja itu, Ia meminumnya untuk mendorong hasil kunyahan mulutnya.     

"Apakah Kau berminat seandainya Aku tawarkan sesuatu kepadamu ?" Kata Nizam     

Jonathan tampak mengerutkan keningnya tetapi tangannya tetap mengambil Burito. Makanan khas Amerika itu sebenarnya berasal dari Meksiko tetapi menjadi populer di Amerika dan Jonathan tampak sangat menyukainya. Buktinya Ia langsung melahap burito - burito itu tanpa malu - malu. Apalagi dia sudah berlatih dua jam. Peduli amat dengan menu sehatnya yang biasanya selalu menyertai kehidupannya sebagai atlit.     

"Memangnya apa yang akan kau tawarkan?"     

"Ikutlah Aku ke Azura..." Kata Nizam membuat Jonathan langsung terbatuk keras. Hingga kemudian Nizam harus menyodorkan air minum kepada Jonathan.     

"Pergi denganmu Ke Azura ? Tapi bagaimana mungkin? Aku malah ingin segera pergi dari kediamanmu. Kalau saja kau tidak mencegahku Aku sudah pergi ketika Edward meninggalkan rumah ini. Aku tidak enak terus menerus menumpang di rumahmu. Semua biaya pernikahanku Kau menanggungnya. Bahkan Aku dengar Kau sama sekali tidak menghentikan mentransfer gaji ke rekening Arani padahal dia sudah tidak menjadi asistenmu lagi.     

Tolong Nizam untuk berhenti membantuku dalam membiayai hidupku dan istriku. Aku adalah laki - laki yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada istriku. Aku tidak ingin ada orang lain yang membantuku. Bahkan Aku juga keberatan dengan semua fasilitas yang kau berikan kepadaku termasuk semua pakaian, sepatu, tas dan perlengkapan lainnya yang kau sediakan untukku. Aku ingin keluar dari rumahmu hanya dengan baju yang kupakai kecuali pakaian Arani. Aku tidak ingin berhutang budi" Kata Jonathan dengan wajah serius. Tidak ada lagi wajah konyol yang biasa tampak di wajah Jonathan.     

"Memang seperti itu harusnya tugas seorang suami. Tetapi Kau lupa kalau Arani adalah anggota keluarga kerajaan sehingga Ia menjadi  tanggung jawabku. Jadi sudah tugasku untuk memenuhi semua keperluannya. Jadi biaya pernikahan itu sebenarnya hak Arani. Jadi kau jangan merasa itu akan menjadi hutang budi. Tentang fasilitas di kamar. Itu adalah fasilitas standar bagi anggota keluarga kerajaan. Dan dananya memang ada. Kau tidak usah merasa bahwa itu dibeli khusus untuk dirimu. "     

Jonathan menatap wajah Nizam. " Dan Aku sebenarnya masih ingin memperkerjakan Arani untuk mendampingimu sebagai pengacara pribadiku. Kau tahu aku banyak memiliki perusahaan di berbagai negara. Aku kesulitan jika menangani hal - hal yang berkaitan dengan hukum. Kau tahu Aku tidak memiliki latar pendidikan yang ada kaitannya dengan hukum kecuali hukum syariat.     

Perusahaanku sangat banyak dan tidak akan tertangani olehmu seorang diri. Maka dirikanlah firma hukum khusus untuk perusahaanku dan Aku memberikan ijin kepadamu untuk merekrut orang - orang sesuai dengan keinginanmu tetapi tetap harus berada dalam pengawasan dan penyeleksianku. Aku juga berharap Kau bisa bekerja sama dengan Mr. Arescha yang selama ini menangani perusahaanku yang ada di Amerika.     

Selama ini Mr. Arescha cukup kesulitan menangani perusahaanku yang terus berkembang dengan sangat pesat. Aku membutuhkan pegawai yang penuh dengan dedikasi dan memiliki ikatan batin denganku sehingga Aku menjadi tidak khawatir." Nizam berbicara panjang lebar.     

Jonathan tampak tercengang dan Nizam masih melanjutkan perkataannya, " Lagipula Aku masih belum tenang melepaskan Arani tinggal di Amerika bersamamu sepanjang Pangeran Abbash masih hidup. Aku takut Ia akan mencelakai Arani karena dendam pribadi."     

Jonathan lalu terdiam dan mulai menimbang - nimbang untung dan ruginya.     

"Lebih baik Kau  bekerja dengan keluarga sendiri dari pada bekerja dengan orang lain " Kata Nizam berusaha menggoyahkan pikiran Jonathan dengan menyebutkan bahwa dia adalah keluarga Jonathan dan akhirnya Jonathan berkata, " Semoga Aku tidak mengecewakanmu" Katanya kemudian membuat Nizam menjadi  senang.     

"Nah sekarang mari kita berbicara tentang penghasilan dan tunjangan yang akan kau dapatkan" Kata Nizam sambil berbinar.     

"Tidak usah!! Aku tidak mau gila mendengar ocehanmu tentang penghasilan yang akan kuterima. Masukanlah semua penghasilanku ke dalam rekening Arani. Biarlah Arani yang mengurusnya " Kata Jonathan.     

"Kau benar - benar suami tipe idaman kaum para istri " Kata Nizam sambil tertawa, karena Ia tidak seperti Jonathan, Alena tidak pernah tahu berapa penghasilannya. Dan Alena sendiri walaupun diberikan kartu ATM tapi tampaknya Ia tidak pernah menggunakannya. Mungkin karena semua keperluannya sudah terpenuhi.      

Jonathan hanya mengguman sambil menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi ketika kemudian Nizam berkata, " Bagaimana dengan kondisi hubunganmu dengan Arani?" Kata Nizam membuat Jonathan langsung memerah.     

"Kenapa ? Hubunganku baik - baik saja " Kata Jonathan sambil memalingkan mukannya menatap burung yang tiba - tiba terbang melintas di depan pohon Cery.     

" Syukurlah kalau baik - baik saja. Tetapi apa kau sudah berhasil menyentuhnya ?" Tanya Nizam tanpa tendeng aling - aling. Jonathan lagi - lagi terbatuk dengan keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.