CINTA SEORANG PANGERAN

Mengapa Zarina Belum Pulang ?



Mengapa Zarina Belum Pulang ?

0Nizam baru selesai menyeleksi para ahli itu kali ini Ia ditemani oleh Cynthia dan didampingi Pangeran Thalal. Untuk hasil akhirnya hanya menyisakan lima orang yang dipandang layak untuk mencoba mengobati Pangeran Thalal. Alena datang dengan ditemani Nora karena Bastnah harus kembali mengurus urusan dapur untuk menyiapkan makan siang untuk mereka.     
0

Nizam menatap Alena yang tampak cantik dengan pakaian tradisional Azura, Ia langsung terpesona. "Kau seperti tidak pernah melihat Alena saja, matamu sampai hampir meloncat keluar " Kata Cynthia dengan sebal kepada temannya itu.      

"Di dunia ini tidak ada wanita secantik istriku " Kata Nizam sambil tersenyum lebar.     

"Oh ya jelas saja. Dalam duniamu hanya ada seputar Alena. Tentu saja kecantikan wanita lain tidak akan memakan tempat dihatimu " Kata Cynthia lagi.     

"Whatever you say.. Cynthia " Kata Nizam sambil berdiri dan menyambut Alena bahkan Nizam sampai membubuhkan bibirnya kepada bibir istrinya dan menciumnya seakan tidak ada siapapun di ruangan itu. Kalau saja Cynthia tidak berdehem mungkin Nizam akan terus melanjutkan aksinya.     

"Dimanapun, Kapanpun selalu seperti itu.." Kata Cynthia. Nizam hanya nyengir kuda sambil meminta Alena duduk disampingnya bahkan agaknya kalau tidak ada orang Nizam akan memangkunya.     

"Nizam.. Aku mau laporan kepadamu " Kata Alena sambil mengambil sebuah manisan mangga yang campur gula dan kayu manis lalu melahapnya.     

"Laporan apa ? Ada apa ?" Nizam mengerutkan keningnya.     

"Kamu tahu gak? Kenapa Arani sampai sakit ?" Kata Alena sambil menatap Nizam. Nizam dan Cynthia langsung menegakkan badannya. Bahkan Pangeran Thalal ikut mendengarkan.     

Nizam sudah curiga apa yang akan dikatan Alena tetapi Ia terlambat untuk menyuruh Alena tutup mulut karena Alena sudah mulai nyablak tanpa titik dan koma.     

"Jonathan menyakitinya, Arani sampai demam dan tidak bisa berjalan. Dia lebih parah dari kondisiku kelihatannya. Bayangkan Arani begitu kuat tapi disampai sakit panas berarti Jonathan sudah gila gilaan. Kamu harus menasehati Jonathan, Nizam. Apa kau tidak kasihan dengan Arani ? Arani sudah jadi bulan - bulanan Jonathan. Keterlaluan memang Jonathan. Terus bukannya dipanggilkan dokter eh.. malahan istrinya disembunyikan di kamar.  " Kata Alena merepet terus bagaikan suara petasan cabai rawit yang dinyalakan diperayaan pernikahan adat Betawi.     

Nizam menelan ludahnya sambil berpandangan dengan Cynthia. Sedikitpun Cynthia dan Nizam tidak mempercayai apa yang dikatakan Alena. Agaknya mustahil kalau Arani sampai dijadikan bulan - bulanan Jonathan.      

"Sayang.. sudah tidak usah dilanjutkan. Kau jangan khawatir nanti Aku akan bicara dengan Jonathan " Kata Nizam sambil menenangkan istrinya, tetapi Alena tetap ngoceh tidak mau berhenti.     

"Bayangkan saja Nizam. Arani sampai demam. Ia tampak pucat dan menggigil. Aku tidak sanggup melihatnya. Apalagi kemudian di akhir Arani malah tertawa terbahak - bahak. Apa dia depresi karena perlakuan suaminya ya? Aku takut Arani jadi gila. Cepatlah Kau bertindak. Walau bagaimanapun Arani itu sudah seperti kakak bagimu. Dan Jonathan adalah teman kita. Coba bayangkan kalau Arani gila dan Jonathan ikut gila juga. Kan kasihan " Alena semakin ngaco. Ia memperbuas masalah yang dialami Arani.      

Cynthia menepuk jidatnya berkali - kali diiringi Pangeran Thalal yang tertawa terkehkeh mendengar kata - kata Alena. Dalam kegelapan satu - satunya yang menghibur dia adalah elusan tangan Cynthia dan suara kakak iparnya kalau sedang berbicara.     

"Stop it, Alena. Kau tidak hanya akan menyaksikan Arani dan Jonathan menjadi gila. Kalau kau masih ngoceh maka Kau juga akan menyaksikan Kami semua jadi gila" Kata Cynthia sambil menyumpal mulut Alena menggunakan Ladu yang ada dipiring kecil. Alena langsung terdiam dan sibuk mengunyah.     

"Eummm.. Ladu ini enak sekali. Rasanya sangat manis dengan tumbukan kacang hijau bercampur susu. Kenapa akhir - akhir ini banyak makanan India di menu kita?" Kata Alena sambil mengunyah dengan penuh kenikmatan. Semenjak kehamilan dan dilanjutkan dengan fase menyusui membuat Alena menjadi lahap memakan apa saja.     

Nizam dan Cynthia menjadi lega melihat Alena yang sekarang tampak sibuk mengunyah. Ia mengambil berbagai macam makanan dan menumpuk dipiringnya lalu melahapnya satu persatu. Tetapi kemudian Ia seperti ingat sesuatu. "Ngomong - ngomong, Tadi aku bicara tentang apa ya? " Kata Alena sambil menatap Nizam dengan bingung.     

"Ladu yang kau makan itu sangat enak. Itu dibuat Zarina khusus untuk Pangeran Thalal dan Kau menghabiskan sepiring ladu dalam lima suapan " Kata Nizam. Alena tampak kebingungan. Ia mengambil  Jalebi dan memasukannya ke dalam mulutnya sambil mengunyah lagi      

"Perasaan Aku tidak bicara itu.. Aakh.. Aku lupa lagi. Eh.. Aku ingat sekarang. Iya itu Jonathan.." Alena baru saja mau berbicara ketika Cynthia menyodorkan setumpuk Samosa. Alena menatap Cynthia, Cynthia mengambilkan satu dan memberikan kepada Alena. " Ini belum kau cicip " Kata Cynthia mencoba membungkam kembali mulut Alena.     

"Terima kasih Cynthia. Ini memang kelihatannya enak. Apa ini buatan Zarina juga ? Samosa buatan Zarina tidak pernah gagal. Tapi ngomong - ngomong Nizam. Mengapa Zarina masih ada disini ? Ia belum pulang ? Bukankah Ia memiliki restoran yang harus dia urus ?" Alena jadi mengalihkan topiknya.     

Cynthia yang sedang memegang buah apel jadi tertegun mendengarkan kata - kata Alena. Mengapa Ia tidak kepikiran ke arah sana. Ini pasti ada yang tidak benar. Cynthia ikut memandang ke Nizam. Nizam jadi merasa ditelanjangi.      

"Ah..ha..ha..ha.. Alena.. Kau sekalinya ngomong langsung membuat gelagapan Aku " Kata Nizam sambil tertawa.     

"Zarina sebenarnya mau pulang tetapi ketika Ia tahu Pangeran Thalal terkena musibah. Ia jadi ingin tinggal di sini untuk meyakinkan Pangeran Thalal baik - baik saja " Kata Nizam sambil merasa bersalah kepada Cynthia. Nizam tahu kalau Zarina tergila - gila kepada Pangeran Thalal.  Zarina memelas memohon agar Ia masih diizinkan untuk tinggal disini untuk memantau kesehatan Pangeran Thalal. Dan entah mengapa Nizam malah mengijinkan. Ia sebenarnya tidak mengerti mengapa Ia merasa punya firasat akan masa depan Zarina ada di sekitar Azura.      

"Apa hak dia untuk merasa ingin yakin tentang keadaan suamiku?" Cynthia tampak sedikit marah dengan perkataan Nizam.     

"Cynthia tenangkan dirimu. Kau jangan emosi dulu. Dengarkan Kakak Nizam dulu " Kata Pangeran Thalal sambil memegang istrinya.     

Alena melihat dengan heran mengapa kondisi menjadi panas begini. Apa yang sebenarnya terjadi ? Alena menatap Cynthia sambil mengunyah samosanya.     

"Baiklah Cynthia Aku akan jujur kepadamu. Karena Kau memang bukan orang yang mudah dibohongi " Kata Nizam sambil menarik nafas.     

"Aku tahu kalau Zarina sangat mengidolakan Pangeran Thalal, Ia tergila - gila kepadanya. Aku tahu bagaimana perasaanya yang begitu tersiksa ketika mendengar kabar Pangeran Thalal terluka. Ia hampir gila sehingga kemudian Aku mengijinkan Ia untuk tinggal sementara waktu di sini.     

Cynthia Kau tahu kalau Zarina adalah orang yang begitu tulus. Aku bisa merasakannya. Dan entah mengapa Aku merasa kalau takdir Ia ada di Azura. Ia selama ini bersikap sangat sopan terhadap kita. Ia juga tidak pernah menampakan diri ke hadapan Pangeran Thalal apalagi menggodanya. Aku minta maaf, Aku memberikan Ia ijin untuk tinggal sementara waktu." Kata Nizam dengan susah payah meyakinkan Cynthia.  Dari semua orang yang Ia ajak bicara hanya Cynthia yang agak sulit diyakinkan. Dia memiliki nalar yang sangat baik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.