CINTA SEORANG PANGERAN

Nizam, Aku cuma Bercanda



Nizam, Aku cuma Bercanda

0Nizam memberikan Alexa ke pengasuhnya lalu Ia juga mengambil Axel yang masih berada di pelukan Alena. Nizam memangku Axel yang mulai mencium kehadiran Ayahnya. Berbeda dengan Alexa yang tersenyum melihat Ayahnya. Axel seperti tidak ikhlas diambil dari pangkuan Ibunya. Ia membuka matanya yang bulat lalu tubuhnya mulai bergerak - gerak. Mulutnya mengeluarkan suara bayi diiringi tangisan. Seakan ingin mengatakan ' Jangan renggut Aku dari pelukan Ibuku '.      
0

Nizam menatap Axel yang menggeliat - geliat seakan tidak ingin di gendong olehnya. "Axel ini, kelihatannya kepingin nempel terus sama Ibunya. Apa dia takut kalau Aku akan mengambil ibunya ?" Kata Nizam sambil tersenyum. Ia menepuk-nepuk punggung anaknya dengan lembut, sehingga lama-kelamaan Axel terdiam dan mulai merasa nyaman ada dalam pelukan ayahnya.     

"Ya dia benar - benar Putra Yang Mulia Nizam. Dia nempel terus pada ibunya bahkan kakinya seringkali menendang adiknya sendiri agar menjauh dari ibunya. Ia ingin menguasai ibunya seorang diri. Sungguh buah jatuh tidak jauh dari pohonnya " Kata Alena sambil menggeliat.     

Para pelayan dan pengasuh menundukkan kepala untuk menyembunyikan senyum mereka. Nizam hanya mesem - mesem sambil terus menepuk - nepuk punggung Axel membuat Axel kemudian memejamkan matanya kembali.     

"Aduuh.. punggung dan pinggangku, rasanya seperti mau patah " Alena merasa lega ketika Axel diambil dari pelukannya semalaman.  Alena terus-menerus menggendong kedua bayinya di kiri dan kanan. Walaupun sekali-kali para pengasuh bayinya membawa Axel dan Alexa apabila Alena ingin pergi ke toilet. Tetapi setelah selesai ke toilet ,Axel dan Alexa kembali lagi disusui oleh Alena.  Menurut Dokter Desy dalam kondisi panas kedua bayinya harus sering disusui agar panasnya dapat segera turun.     

Alena menggeliat seakan mengusir rasa pegal yang ada pada tubuhnya dan Nizam melihat Alena  yang sedang menggeliat kemudian dia berkata, "Alena,  apakah engkau membutuhkan seorang tukang pijat?" kata Nizam     

Alena tertawa mendengar pertanyaan Nizam kemudian dia menjawab seperti ini, "Apakah aku yang memerlukan tukang pijat karena sudah semalaman merawat Axel dan Alexa ataukah dirimu yang sudah mengurus adik mu "kata Alena malah balik bertanya.     

"Itu tergantung dari siapa yang lebih membutuhkan ? " Nizam sambil menatap Alena dengan penuh arti     

"Aku harap Aku yang lebih membutuhkan pijatanmu. Pinggangku benar - benar seperti mau patah "Alena berkata sambil mengambil Axel dari pelukan Nizam kemudian memberikan kepada pengasuh sambil berkata.     

" Mereka kelihatannya sudah tenang sekarang. Tolong bawa ke kamar mereka masing-masing aku mau beristirahat "kata Alena sambil kemudian menyuruh para pelayan dan pengasuh pergi meninggalkan mereka.     

Nizam tersenyum melihat Alena menyuruh para pelayan dan pengasuh untuk pergi meninggalkan mereka berdua di dalam kamar. Tanpa diminta oleh Alena, Nizam memeluk Alena dengan lembut. Tetapi kemudian Alena malah mendorong dada suaminya agar melepaskan pelukannya sambil berkata, "Ih apa sih Kamu pakai peluk-peluk segala, katanya mau memijat tubuhku"     

Nizam malah semakin erat memeluk Alena sambil berbisik "Aku yakin Kau bukan ingin dipijat tapi ingin Aku sentuh. Bukankah kau menyuruh para pelayan dan pengasuh pergi sambil membawa Axel dan Alexa agar kita bisa saling bercinta" kata Nizam sambil melabuhkan ciumannya ke leher Alena.     

Alena meringis sambil menahan muka Nizam yang mulai hendak menciumi dia dengan buas.  Alena malah meronta dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Nizam.     

"Tidak !! Bukan seperti ini. Kau salah sangka. Aku menyuruh mereka pergi bukan karena ingin berduaan, tapi Aku ingin beristirahat. Sudah dua hari aku kurang tidur karena begadang untuk menyusui Axel dan Alexa. Sekarang aku ingin tidur "kata Alena dengan wajah yang terlihat begitu serius.     

Nizam seketika menjadi mendung mendengar Alena berkata seperti itu. Tetapi tidak seperti biasanya. Jika biasanya Nizam suka memaksa walaupun Alena menolak tetapi kali ini situasinya berbeda. Nizam mendengar Alena menolak karena dia letih dan mengatakan bahwa dia tidak tidur selama dua malam.        

Nizam akhirnya tidak berani memaksakan kehendaknya. Tubuhnya yang sudah menegang dari tadi Ia santaikan agar tidak menjadi pusing kepala.  Nizam tidak mau membuat Alena bertambah letih sehingga kemudian secara perlahan Nizam melepaskan pelukannya.     

Kemudian Nizam mengelus kepala Alena sambil berkata "Baiklah aku mengerti kelelahanmu.  Aku tidak ingin memaksamu. Pergilah beristirahat!! Aku akan menemanimu disini." Katanya Nizam sambil kemudian membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauhi Alena.     

Tetapi kemudian Nizam terkejut karena Alena malah tertawa cekikikan sambil memegang pergelangan tangannya kirinya.  Ketika Nizam menoleh, Alena menarik tangan Nizam sekuat tenaga hingga Nizam kemudian terjatuh ke dalam pelukannya Alena berkata "Eh Nizam,  Kho jadi serius amat. Tadi Aku hanya bercanda saja. Mana pernah aku menolakmu "kata Alena sambil  kemudian mencium bibir Nizam dengan sangat kuat.     

Sesaat Nizam  tidak membalas ciuman istrinya. Nizam malah terpaku menerima ciuman istrinya. Dia benar-benar tidak mengira bahwa istrinya akan bercanda seperti itu. Nizam menggelengkan kepalanya sambil kemudian dia membalas ciuman istrinya dengan penuh rasa gemas.     

Nizam memeluk Alena dengan geregetan. Nizam tahu kalau istrinya memang sedikit konyol tetapi bercanda saat Nizam begitu serius membuat Nizam menjadi terkena langsung korban candaan Alena dengan telak.     

Nizam menelusuri leher istrinya dengan lidahnya yang lembut titik tetapi ketika Nizam anak menurunkan mukanya ke bawah ke bawah. Alena kembali menahan muka Nizam membuat Nizam melotot lagi dengan gusar. "Apalagi Alena? Kau bisa membuatku jadi gila "kata Nizam sambil membopong tubuh istrinya ke ke atas ranjang.     

"Nizam kali ini aku serius, aku tidak mau disentuh dulu "kata Alina sambil menggelinjang ketika Nizam malah mempreteli pakaiannya.     

"Tidak !! Tidak jangan dulu. Aku serius. Jangan dulu Aku belum mandi  badanku bau. " Kata Alena sambil mencegah tangan NIzam yang sedang mau menarik lepas pakaiannya.     

"Aku tidak peduli kamu belum mandi, Aku tidak keberatan " Kata NIzam sambil terus memaksa membuka pakaian Alena.      

"Tetapi aku perduli, aku tidak nyaman badanku lengket "kata Alina sambil membalikkan tubuhnya sehingga dia berada di atas tubuh suaminya. Alena duduk diatas perutnya Nijam.     

Nizam terbaring di bawah. Ia memandang tubuh istrinya yang sudah terlepas pakaian atasnya. Nizam lalu  menyentuh tubuh Alena dan berkata,"Aku berkata serius. Aku tidak perduli kau sudah mandi atau belum Karena bagiku kau tetap wanita Yang tercantik dan terwangi di seluruh dunia," kata Nizam sambil berkata gombal kepada istrinya. Alena menjadi tertawa terbahak-bahak mendengar NIzam memberikan kata-kata yang gombal kepadanya.     

Cantik dari mana kalau wajahnya kuyu, rambut acak - acakan, mata sayu dan kantong mata yang begitu hitam. Bahkan badannya berbau air susu yang tumpah  dari putingnya ketika tiba - tiba kedua anaknya melepaskan mulutnya dari dada Alena.     

"Aku bau ketek, Aku juga bau susu..Aku mau mandi dulu" Kata Alena sambil mau turun dari tubuh suaminya, Tetapi kemudian Nizam malah menarik tubuh Alena dan kemudian Ia langsung menindihnya. Alena terpekik tapi kemudian diam ketika tubuhnya dihimpit. Nizam sudah terlihat sangat tidak sabar.     

"Jangan mempersulit diriku dengan hal remeh seperti itu. Kau tau kalau seorang suami sedang ingin menyentuh tubuh istrinya maka badai topanpun tidak bisa menghentikannya " Kata Nizam sambil kemudian menarik lepas Rok Alena yang masih menempel. Tidak lama Nizam sibuk menyenangkan Alena terlebih dahulu berkali - kali hingga kemudian Alena menyerah dan meminta suaminya untuk memuaskan dirinya sendiri.     

Setelah beberapa lama Nizam terkapar dengan penuh kepuasan. Matanya terpejam sambil menggenggam tangan Alena. " Terima kasih Nizam.." Kata Alena sambil berbaring menyamping dan menghapus keringat Nizam yang meleleh dipelipisnya.      

"Kamu sungguh tampan dalam keadaan berkeringat " Kata Alena sambil menatap suaminya penuh dengan kekaguman. Sudah mau dua tahun menikah dengan Nizam tetapi Alena selalu kagum dengan ketampanan suaminya     

Nizam tersenyum sambil menggesekkan mukanya ke dada istrinya. " Hati - hati ! Jangan aneh - aneh" Kata Alena sambil menatap bibir yang terus menggeser - geser.  Alena takut kalau tiba - tiba Nizam menghisapnya. Nizam hanya mengeram ketika Ia malah menggigit dada istrinya seabagai kompensasi dari larangan Alena. Alena memekik sambil merenggut rambut Nizam.     

"Akh..mengapa kau malah memberikan tanda. Aku nanti malu pada pengasuh Axel dan Alexa." Alena jadi uring - uringan. Nizam malah tertawa. " Tidak apa - apa. Ini bagus biar anak - anak tahu kalau dada ibunya ada penguasanya." Kata Nizam membuat Alena jadi manyun.     

"Bapak sama anak, kho rebutan. Pengertian dikit Yang Mulia. Mereka hanya menyusu sampai dua tahun sedangkan Kau akan melakukannya seumur - umur." Kata Alena sambil bangun, Lagi - lagi Nizam malah ngakak mendengar kata - kata isrinya.     

"Kau mau kemana ?" Kata Nizam sambil memegang tangan Alena.     

"Mandi " Alena menjawab singkat.     

"Aku ikut " Kata Nizam sambil bangkit dari tempat tidur dan ikut berjalan di belakang Alena.     

"Kau mau apa lagi ?" Alena melotot melihat suaminya malah menggedongnya dan berjalan menuju kamar mandi.     

"Ayo kita mandi bersama" Kata Nizam sambil memasukan tubuh Alena ke dalam bathtub     

"Kau pasti ingin minta tambah " Kata Alena sambil manyun. Nizam tidak menjawab malah sibuk menyabuni tubuh istrinya. Ia juga menuangkan sampo dan menggosokan ke rambut Alena dengan lembut.      

"Sayangku.. tadi Kau bertanya apakah semua baik - baik saja ?" Kata Nizam sambil membilas rambut Alena. Nizam kemudian memijat kepala Alena bagaikan seorang pegawai salon profesional.     

Alena menjawab sambil menikmati pijatan tangan suaminya di kepalanya.      

"Ya.." Alena menjawab pendek, matanya terpejam lalu  terbuka merem melek dengan bibir mendesah. Nizam jadi memerah, Ia meniup mata istrinya membuat Alena membuka matanya lebar - lebar. " Ada apa ?" Tanya Alena.     

"Alena Aku sedang mencuci rambutmu tapi Kau malah mendesah. Kau keterlaluan " Kata Nizam sambil cemberut tapi kemudian mulut Nizam yang sibuk mendesah ketika tangan Alena bergerak - gerak di dalam bathtub. Hingga kemudian akhirnya mereka menikmati hidangan penutupnya. Tubuh mereka bergerak - gerak di dalam bathtub bagaikan putaran air.     

Cinta yang begitu dalam diantara mereka membuat energi cinta mereka tidak pernah surut. Mereka terus saling memuaskan satu sama lain. Cinta indah itu cinta yang dilandasi oleh cinta kepada sang kholik. Bercinta setelah menikah mendatangkan kebahagiaan lahir dan batin untuk mereka     

Setelah selesai, Alena terkulai lemas di pelukan suaminya. Nizam lalu berkata berbisik dengan lembut, " Aku ingin meminta pendapatmu, Apa pendapatmu jika Pangeran Thalal menikah lagi ?"      

Pertanyaan Nizam membuat Alena yang terkulai lemas berubah menjadi tegak. Matanya terbeliak dangan muka beringas. Tangannya mendadak mencengkram tubuh Nizam bagian bawah dan Nizam berteriak.     

" Alena tolong!!. Jaga tanganmu itu !. Aku masih ingin memberikan Axel dan Alexa adik "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.