CINTA SEORANG PANGERAN

Tipuan Alena untuk Axel



Tipuan Alena untuk Axel

0"Aduuh.. Chaachii... Kau me..." Pelayan itu langsung terdiam ketika Bastnah melotot menatapnya sambil menutup mulutnya menggunakan telunjuknya. Cynthia menoleh ke belakang dan Bastnah langsung berakting, " Eh.. Banti, Kalau berjalan hati - hati. Jadi Kau tidak terpeleset begini. Kau malah jadi mengganggu Yang Mulia Tuan Putri. Kau membuat Aku harus meminta maaf pada Yang Mulia "     
0

Cynthia baru saja mau mengangkat tangannya untuk mengatakan tidak usah tetapi Ia tercengang melihat Bastnah sudah menghampirinya sambil membungkuk, " Maafkan atas keteledoran Kami, Hamba memohon maaf atas nama Banti, anak buah hamba. Anak itu memang ceroboh sekali. Ia sering kali berbuat kesalahan. Kalau terus - menerus seperti ini mungkin Aku harus memecatnya " Bastnah mulai nyablak membuat Banti melotot gusar.      

Berani benar atasannya menggunakan namanya seperti itu. Mana menggunakan ancaman segala rupa. Banti menunduk seakan merasa bersalah padahal dalam hatinya mengomel - ngomel. Mau protes tidak berani.     

"Tidak apa-apa Bastnah aku hanya kaget sedikit, aku pikir ada apa  ternyata ada pelayan yang terjatuh. Apakah dia baik-baik saja? "Cynthia berbasa-basi padahal dalam hatinya dia ingin Bastnah cepat pergi.Tetapi alih-alih pergi  Bastnah malah menatap wajah Cynthia dengan pandangan heran     

"Ampuni hamba  yang mulia , hamba melihat wajah Yang Mulia sedikit sembab dan mata Yang Mulia  bengkak. Apakah Yang Mulia sedang bersedih ? Apakah Hamba perlu memanggil Yang Mulia Putri Alena ? Putri Alena pasti akan segera kesini " Kata Bastnah dengan prihatin.     

"Tidak.... Tidak usah.  Aku tidak ingin menyusahkan sahabatku.  Aku tahu si kembar baru sembuh dari sakit dan Alena  pasti kelelahan mengurusnya. Jadi tidak usah memanggil Alena " Kata Cynthia sambil menggelengkan kepalanya.     

Bastnah bukannya menurut malah menjawab seperti ini, "Yang Mulia tidak akan menyusahkan Tuan Putri Alena sebaliknya jika Tuan Putri Cynthia tidak bersedia untuk berbicara  dengan Putri Alena nanti hamba yang akan terkena marah. Dikiranya Hamba tahu kondisi kesedihan Putri Cynthia tetap Hamba diam saja." Bastnah berkata dengan manisnya.     

 Cynthia menatap bastnah dengan pandangan mata yang sedikit terbelalak. Bastnah ini  memiliki mulut berbisa yang membuat lawan bicaranya tidak berkutik. Orang secerdas Cynthia sampai dipojokkan dengan pilihan yang sulit.     

Jika Ia tidak membiarkan Bastnah memanggil Alena maka Alena pasti akan marah besar pada Bastnah. Karena Alena pasti tidak akan tinggal diam melihat dia menangis seorang diri. Padahal tadinya Ia ingin memendam kesedihan ini seorang diri. Ia tahu kalau si kembar baru sembuh dari sakitnya. Cynthia jadi kebingungan walaupun dalam hatinya Ia memuji Bastnah.     

Bastnah sangat cerdas dan yang lebih cerdas tentu saja Nizam yang sudah memberikan  Alena asisten seperti Bastnah. Nizam sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum pulang ke Azura termasuk dengan menyiapkan orang - orang yang ada disekelilingnya.     

"Baiklah.. Kau memberikan pilihan yang sulit untukku. Jadi panggilkan saja Alena kemari !! " Kata Cynthia membuat Bastnah tersenyum sambil kemudian membungkuk untuk memberikan hormat dan segera pergi menuju ke kamar Alena.     

"Chaachi.. Kau!! Kau..menggunakan Aku untuk mencari informasi tentang Putri Cynthia. " Kata Banti sambil cemberut. Bastnah malah mendelik. " Kau diamlah!! Aku ingin tahu apa yang terjadi dengan Putri Cynthia. Mengapa Yang Mulia duduk seorang diri dengan wajah yang sedih " Kata Bastnah sambil berjalan sedikit tergesa.     

"Mungkin Yang Mulia sedih karena kebutaan Pangeran Thalal.." Kata Banti sambil melihat ke belakang, Ia melihat sekali lagi ke arah Cynthia. Mata Banti tampak bersinar aneh Ia memegang handphonenya dengan erat.     

"Tidak mungkin seperti itu, Putri Cynthia bukan tipe orang yang mengkhawatirkan dirinya sendiri Ia pasti bukan sedih karena kebutaan suaminya tetapi karena perasaan sedih dari Pangeran Thalal sendiri atau.. apalah Aku juga bingung. Nanti kita akan segera tahu. Oh ya Banti apakah kabar bibimu yang di kota Zafran baik " Tanya Bastnah sambil melirik Banti. Wajah mungil Banti tampak sedikit kebingungan. Tetapi kemudian Bastnah tidak bertanya lagi karena kamar Alena sudah di depan mata.     

Alena sedang mengendong Axel sambil bercerita dan mengajak berbicara. Axel menatap ibunya dengan perasaan suka. Axel yang rewel akan selalu diam kalau berada dalam pelukan ibunya. Ibunya adalah favoritnya. Axel sangat suka aroma Ibunya. Aroma air susu yang sangat Axel sukai. Dan Ia sangat senang berada di dekat dada Alena. Detak jantung ibunya menenangkan perasaannya.     

Melihat Bastnah datang dengan seorang pelayan muda yang Ia kenal sebagai Banti. Banti adalah seorang pelayan di bagian pakaian si kembar. Ia pandai merajut untuk menyediakan pakaian khusus si kembar. Bastnah secara singkat bercerita tentang Cynthia membuat wajah Alena langsung berubah antara cemas dan geram. Dengan tergesa - gesa Ia memberikan Axel pada pengasuhnya tapi Axel langsung melotot ketika Ia merasa mencium aroma tubuh yang berbeda. Axel langsung merengek kecil dan tidak lama rengekannya berubah jadi tangis yang keras.     

"Aduuh.. sayang, please diamlah. Tantemu sedang kesusahan. Muya harus menenangkannya sebentar " Alena menepuk - nepuk pipi Axel membuat Axel makin menangis.      

"Yang Mulia Pangeran Axel masih kecil tapi sudah bisa mengenali ibunya sendiri " Kata Bastnah sambil kagum dengan naluri Axel dalam mengenali ibunya.     

Alena tiba - tiba membuka pakaian luarnya dan kemudian memberikan pada pengasuhnya. " Alasi tubuh Axel dengan pakaianku. Aku yakin dia akan diam." Kata Alena sambil memberikan pakaiannya. Oleh pelayannya walaupun heran Ia mengikuti saran konyol majikannya. Tetapi Ia takjub ketika Axel langsung tenang. Bagaimana bisa ? Bastnah dan Banti menatap Axel dengan takjub.     

Sementara itu Alena sudah pergi meninggalkan mereka dengan langkah tergesa. Bastnah langsung mengejarnya. Sedangkan Banti malah tampak asyik mengajak Axel bermain tetapi kemudian Pengasuh Axel menyuruh Banti untuk pergi. Banti terlihat enggan untuk pergi tetapi Ia tidak membantah. Banti segera pergi meninggalkan mereka.     

Ada beberapa kolam di rumah yang diberikan Nizam untuk Alena sehingga Alena meminta Bastnah untuk menjadi penunjuk jalan. Rumah segini besar membuat pemilikinya sendiri tidak bisa langsung hapal tempat - tempat dan jalan - jalan di rumah ini.     

"Yang Mulia mengapa Pangeran Axel langsung berhenti nangis ketika diberi pakaian Yang Mulia ?" Bastnah penasaran. Tadinya dalam hati Ia mentertawakan Alena yang meminta Axel di beri alas pakaian Alena. Tetapi tawanya terhenti ketika Axel terdiam setelah dialasi pakaian Alena.      

" Dia ingin selalu dekat dengan sumber makanannya. Dan bau tubuhku sangat familier baginya sebagai sumber makanan, kehangatan serta ketenangan jadi aku berikan pakaianku yang beraromakan tubuhku. Sehingga Ia mengira sedang berada di dekatku " Kata Alena dengan wajah polos.     

Bastnah ternganga mendengar penjelasan Alena yang aneh itu. Tapi masuk diakal juga. Axel kena tipu ibunya.     

"Yang Mulia menipu Pangeran Axel " Kata Bastnah sambil menahan senyum.     

"Salah sendiri ingin nempel terus. Dia baru sembuh dari sakit Aku tidak mau membawanya ke tepi kolam takut panasnya naik lagi "     

"Yang Mulia begitu perduli terhadap Putri Cynthia " Kata Bastnah dengan kagum.     

"Dia adalah nyawaku dan Aku adalah nyawanya. Kesedihannya adalah kesedihanku. Aku akan berusaha semampuku untuk membuat dia selalu bahagia " Kata Alena membuat Bastnah semakin kagum. Adakah diantara wanita Azura yang memiliki sifat tulus seperti Alena dan Cynthia? Agaknya tidak ada. Semua wanita hanya bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dan kekayaan melalui para suaminya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.