CINTA SEORANG PANGERAN

Sembunyikan Berita Alena dari Cynthia



Sembunyikan Berita Alena dari Cynthia

0Cynthia duduk sambil menundukkan kepalanya. Pangeran Thalal yang biasanya begitu lemah lembut sekarang tampak habis mengomeli istrinya. Dan Cynthia sama sekali tidak ingin menyangkalnya. Ia tetap diam.     
0

"Kalau Kau terus menerus mengikuti keinginan Kakak Putri Alena, maka Kau akan menjerumuskan temanmu sendiri ke dalam bahaya. Sebenarnya Kau ini menyayangi  Kakak Putri atau malah ingin mencelakakannya ? " Kata Pangeran Thalal sambil mengusap dagunya. Wajahnya sangat muram. Ia sudah mendapat laporan dari Andhara tentang kejadian di ruang hukuman tadi. Tetapi Ia tidak berani mengatakan kepada Cynthia. Takut Cynthia menjadi histeris. Cynthia dari kemarin tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan pribadi mereka agar tidak mengetahui keadaan Alena.     

Kandungan Cynthia sudah begitu besar. Bulan depan mungkin sudah saatnya melahirkan. Pangeran Thalal menjadi lebih protectif terhadap istrinya. Ia sangat marah kepada Cynthia tetapi tidak bisa menghukumnya karena khawatir akan berdampak tidak bagus terhadap keberadaan anak yang dikandung istrinya. Apalagi anak itu adalah sumber kebahagiaan bagi Pangeran Thalal.     

"Aku menyayanginya. Sangat menyayanginya. Aku suka tidak tega melihat matanya ketika Ia memohon sesuatu kepadaku. Yang Mulia Aku sangat menyesal. Aku takut kakak Yang Mulia akan menghukum Alena dengan keras. Aku ingin melihatnya ke kamar Alena. Izinkan Saya ke sana. Tolong Yang Mulia. Saya hubungi juga handphone Alena tidak aktif terus. Para pelayan juga terus menerus tutup mulut " Mata Cynthia sudah penuh dengan air mata.      

Cynthia sudah mencurigai terjadi sesuatu kepada Alena. Karena Ia mendengar keadaan rumah yang lebih hening. Tidak ada tawa siapapun yang terdengar. Bahkan suara bisik - bisik juga tidak ada. Semua pelayan yang masuk ke dalam ruangannya berwajah muram. Dan setiap Ia bertanya ada apa ? semua menjawab baik - baik saja. Tidak ada apa - apa. Kalau Cynthia meminta kepada pelayan agar Alena dipanggilkan ke kamarnya para pelayan itu cuma berkata, kalau Alena juga tidak bisa keluar dari kamarnya. Ia dihukum agar diam didalam kamar.     

Cynthia tidak tahu kalau sahabatnya sedang terkapar di kamar dan tidak bisa bangun karena luka - luka yang dideritanya. Semua pelayan sedang berduka dan menangisi nasib Alena. Dan semua orang menyumpahi Pangeran Abbash yang sudah membuat Nizam menjadi lepas kendali.     

Wajah Cynthia sangat gelisah. Matanya berkabut dan hatinya bergetar dengan firasat yang tidak enak. Pangeran Thalal lalu menarik tangan Cynthia lalu memeluk tubuh Cynthia yang sudah sangat gemuk. Berat badan Cynthia sudah naik lebih dari dua puluh kilogram. Tetapi dimata Pangeran Thalal tetap terlihat sangat cantik.     

Cynthia duduk di atas pangkuan Suaminya. Pangeran Thalal mengelus punggung Cynthia dengan lembut.     

"Kakakku sedang menghukum Kakak Putri. Kau tidak perlu tahu hukuman nya seperti apa. Yang penting Kau yakin bahwa cinta mereka akan tetap bersatu selamanya."     

"Aku tahu itu. Tapi aku takut kalau kakak Yang Mulia lepas kendali. Aku bisa melihat dari matanya kalau dia tidak marah besar karena Alena kabur. Dia seperti orang gila karena rasa cemburunya kepada Pangeran Abbash. Dan Yang Mulia tahu bagaimana kalau Nizam cemburu. Akal sehatnya hilang sepenuhnya. Dia akan jadi gila.      

Dia sangat menyebalkan. Aku bersyukur karena Yang Mulia tidak seperti Kakak Yang Mulia. Yang Mulia lebih bersabar dan baik hati. aku sangat beruntung" Kata Cynthia sambil menatap wajah suaminya dengan tatapan mata memelas. Ia ingin dikasihani agar diizinkan pergi melihat Alena. Ia lalu mencium bibir suaminya yang semanis madu itu.     

Pangeran Thalal balas mencium istrinya dengan lembut. Ia mengelus kepala Cynthia sambil berkata dalam hati. Tentu saja aku Lembut dan tidak berani menghukummu karena Kau sedang mengandung. Kalau tidak pasti kau juga sudah Aku cambuk seperti kakakku mencambuk Istrinya.     

Tetapi Pangeran Thalal ternganga ketika kemudian Cynthia memegang rahang Pangeran Thalal lalu mebolak - balik wajah Pangeran Thalal untuk diamati. Pangeran Thalal melotot menatap Cynthia yang berkata dengan santai,     

"Tetapi entah mengapa, Aku merasa kalau Yang Mulia sebenarnya tidak menghukumku bukan karena Yang Mulia baik hati. Yang Mulia tidak menghukumku karena Aku sedang mengandung anak Yang Mulia." Cynthia berkata sambil mencibirkan bibirnya. Pangeran Thalal tersedak dan tambah melotot ketika Ia mendengar Cynthia berkata lagi,     

Bukankah sebenarnya lebih kejam Yang Mulia daripada Nizam. Tingkat posesif Yang Mulia juga lebih parah dibandingkan Nizam. Hanya saja Aku tidak seperti Alena yang memiliki tingkat kekonyolan lebih tinggi daripada Aku. Aku cenderung lebih penakut dibandingkan dengan Alena. Sehingga Yang Mulia tidak bertingkah gila seperti Nizam" Kata Cynthia sambil kemudian berdiri dari pangkuan suaminya.      

Cynthia berjalan menuju jendela yang terbuka lebar, pemandangan di depan langsung memanjakan matanya. Tepian danau dengan berbagai macam pohon buah - buahan berderet sangat indah, sebagian tampak sedang berbuah. Beberapa pelayan terlihat sedang memetik buah apel ke dalam keranjang. Sebagian lagi memetik jeruk dan sebagian lagi memetik buah pir.      

Sesaat Cynthia lupa dengan keadaan Alena, Ia asyik memandang para pelayan yang sibuk bekerja memetik buah - buah tersebut. Ia kemudian mendapatkan suatu ide.     

"Yang Mulia, lihatlah kesini " Kata Cynthia sambil melambaikan tangannya ke arah suaminya. Pangeran Thalal berdiri lalu dengan gayanya yang menawan Ia berjalan menghampiri Istrinya. Ia lalu memeluk pinggang Cynthia tetapi tangannya tidak nyampai. Pangeran Thalal berbisik, " Pinggangmu semakin lebar, Tanganku sulit memelukmu  " Kata Pangeran Thalal sambil mengecup leher istrinya.     

Cynthia cemberut, " Yang Mulia bilang saja kalau tubuhku sangat gendut sehingga Aku semakin jelek " Kata Cynthia.     

Pangeran Thalal tertawa kecil, " Aku tidak mengatakan seperti itu. Kau terlalu sensitif. Mengapa Kau mengira Kau jelek, padahal di mataku kau terlihat sangat cantik. Bagaimana bisa menjadi jelek kalau di perutmu yang indah itu ada harapan dari seluruh kehidupanku. Ada pewaris keluargaku dan ada harapan menjadi penolong kita di akhirat kelak"     

"Mmmmm... Aku tidak mengerti perkataanmu yang terakhir " Kata Cynthia sambil mengelus lengan suaminya yang berbulu lebat.     

"Anak yang sholeh akan menjadi penolong kita di dunia dan akhirat. Anak yang sholeh akan menjadi penyejuk mata kita. Dia akan menjadi investasi yang tidak bernilai. Kedudukan anak jauh lebih penting dari seluruh kekayaan yang ada didunia ini. Bukankah anak juga merupakan kebanggaan dari setiap orang tua.     

Setiap kali kita bertemu orang - orang mereka tidak akan pernah bertanya, bagaimana keadaan mobilmu atau bagaimana keadaan pesawatmu atau bagaimana keadaan apartemenmu. Tetapi untuk pertama kali sebagai kalimat basa - basi mereka akan bertanya bagaimana keadaan anak - anakmu.      

Jadi bagaimana bisa Aku memandang rendah dirimu jika seluruh cahaya hidupku tergantung dari kandunganmu itu. Aku menjadi sangat memujamu melebihi saat kita bertemu untuk pertama kalinya." Kata Pangeran Thalal sambil tersenyum.     

Cynthia tertawa mendengar kata - kata suaminya yang penuh makna itu. Kemudian Pangeran Thalal berkata lagi, " Dan satu lagi, istriku " Kata Pangeran Thalal     

"Apa itu ?" Cynthia tengadah menatap wajah suaminya yang seperti purnama itu.     

"Anak adalah bukti kejantanan seorang laki - laki terhadap istrinya..."      

Cynthia terbelalak mendengar kata  - kata suaminya dan Pangeran Thalal tidak dapat menahan tawanya melihat wajah istrinya yang terlihat jadi konyol saking kagetnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.