CINTA SEORANG PANGERAN

Zarina yang Menarik Hati.



Zarina yang Menarik Hati.

0Zarina sedang memperhatikan perawat mengganti perban perutnya. Ia ingin segera sembuh dan cepat keluar dari rumah Nizam. Nizam tidak mengizinkan Ia keluar dari ruman ini sampai dokter menyatakan bahwa Ia sehat dan dapat pergi.     
0

Setelah selesai membalut lukanya dengan perban yang baru. Perawat itu lalu membereskan peralatannya dan kemudian berkata kepada Zarina. " Apakah Anda sudah tahu kalau Yang Mulia Cynthia sudah melahirkan seorang bayi laki - laki ?" Kata perawat itu sambil menatap Zarina yang bangkit dari ranjangnya dan turun. Zarina duduk ditepi ranjang saat Ia mendengar kata - kata perawat itu.     

"Alhamdulillah.. Semoga putra Yang Mulia Cynthia dan Pangeran Thalal akan menjadi anak yang kuat dan membanggakan" Kata Zarina dengan bahagia walaupun dalam hatinya terselip rasa pedih. Mendengar nama Pangeran Thalal disebut hatinya begitu sakit.      

"Apakah Kau masih mencintai Pangeran Thalal " Tanya perawat itu dengan rasa ingin tahu. Ia tampak memperhatikan Zarina dengan teliti. Perasaan Zarina kepada Pangeran Thalal sudah bukan rahasia umum lagi. Semua sudah tahu dan membuat Zarina seperti tidak memiliki muka karena malu. Ia seperti pungguk merindukan bulan.     

"Aku tidak mau mengatakan hal yang bukan urusanmu." Kata Zarina sedikit judes. Ia lalu turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu.     

"Mengapa Kau menghindariku ? Bukankah semua orang di rumah ini sudah tahu kalau kau tergila - gila kepada Pangeran Thalal" Kata perawat itu menyebalkan.     

Zarina yang sedang melangkah jadi menghentikan langkahnya dan Ia berdiri membeku dengan perasaan yang sangat sakit. Air matanya hampir meleleh membasahi pipinya. Ia lalu berbalik dan menatap perawat itu dengan mata berkaca - kaca.     

"Kau tahu Zarina, Kalau Pangeran Thalal dan Cynthia adalah pasangan yang sangat serasi. Mereka adalah contoh pasangan yang sangat romantis dan diidolakan oleh semua orang di rumah ini selain pasangan Pangeran Nizam dan Putri Alena.     

Ketika kami mengetahui kau hendak mencoba menyelip diantara hubungan mereka, Kami semua menjadi gerah dan kesal bahkan marah kepadamu. Aku sebenarnya tidak suka merawatmu tetapi Yang Mulia Pangeran Nizam memerintahkan Aku untuk merawatmu.      

Zarina, Aku tahu kalau kau sudah berjasa menyembuhkan Pangeran Thalal tetapi kami tetap tidak sudi kalau kau berkeliaran di rumah ini untuk menggoda pangeran Thalal " Perawat itu tambah judes berbicara kepada Zarina. Zarina sampai gemetar karena sedih Bahunya turun naik dengan muka pucat.     

"Apakah Aku salah dengan perasaanku kepada Yang Mulia Pangeran Thalal." Kata Zarina sambil menatap wajah perawat itu dengan sedih.     

"Tentu saja salah !! Pangeran Thalal sudah memiliki istri yang sangat Yang Mulia cintai. Putri Cynthia juga sangat mencintai Pangeran Thalal. Kau hendak menyusup diantara mereka dan menghancurkan cinta suci mereka" Kata perawat itu dengan kesal.     

Zarina memalingkan wajahnya ke arah lain dan berkata perlahan seakan ingin membela diri, " Tidak sedikitpun Aku berniat akan menjadi penyusup diantara mereka. Aku sangat menghormati Putri Cynthia. Aku sama sekali tidak ingin menjadi penghancur ikatan cinta suci diantara mereka. Sungguh Aku sangat menghargai cinta diantara mereka. Aku adalah orang yang sangat menginginkan mereka berbahagia selama - lamanya.     

Aku minta maaf jika perasaan cintaku kepada Pangeran Thalal malah membuat resah semua orang. Tapi Aku bukannya hendak membela diri. Kalau kalian menuduhku Aku menjadi penyusup diantara mereka itu adalah salah besar. Aku mencintai Pangeran Thalal jauh sebelum Pangeran Thalal mengenal Putri Cynthia. Dan rasa cinta ini terus terpupuk dalam imajinasiku.      

Aku menyadari bahwa Aku seperti kodok menginginkan bola emas. Aku seperti pungguk merindukan rembulan. Aku seperti orang yang mengejar bayang - bayang. Tapi Aku tidak bisa menipu diriku sendiri bahwa cinta ini sangat sulit dihilangkan. Dan Aku sedang berusaha untuk menghilangkannya.      

Kau tentu tahu, kalau lukaku ini terjadi karena Aku ingin menghindari Pangeran Thalal menyentuhku. Apakah ini belum cukup untuk membuktikan bahwa Aku bersungguh - sungguh menghindari Pangeran Thalal." Kata Zarina dengan suara lirih.     

"Tapi Kau masih di rumah ini. Dan Kami semua tidak tenang kalau Kau masih dirumah ini. Kami khawatir kalau Pangeran Thalal akan jatuh cinta kepadamu dan meninggalkan Putri Cynthia" Kata perawat itu tetapi kemudian Zarina menjadi murka ketika mendengar perkataan perawat itu. Ia lalu menghampiri si perawat itu lalu menamparnya sekuat tenaga.     

"PLAK..." Tangan kanan Zarina menampar pipi berwarna putih. Di atas pipi itu langsung berbekas merah. Si perawat itu tampak kaget dan mundur beberapa langkah sambil memegang pipinya yang terasa panas dan sakit.     

"Aku diam ketika Kau menghinaku habis - habisan. Tetapi ketika kau bilang Kau takut Pangeran Thalal akan membalas cintaku dan meninggalkan Putri Cynthia itu sama saja dengan menghina Yang Mulia. Kau anggap apa Pangeran Thalal sehingga Kau menganggap kelakuan Yang Mulia Pangeran Thalal serendah itu. Yang Mulia bukanlah tipe laki- laki biadab yang seenaknya mengumbar cinta.     

Dia bukan laki - laki genit yang ke sana - sini mengucapkan kata cinta dan mengobral janji manisnya bagaikan mengobral barang loakkan. Kau beraninya memfitnah Yang Mulia Pangeran Thalal. Kalau kau tidak meminta maaf atas kata - katamu kepadaku maka Aku tidak akan segan untuk mengadu kepada Yang Mulia Pangeran Nizam" Wajah Zarina yang tadi begitu sedih dan bersuara sangat perlahan sekarang tampak memerah karena marah dan suaranya terdengar ketakutan.     

Siperawat tidak menyangka kalau Ia akan mendapatkan perkataan dari Zarina yang sangat menakutkan. "A..Aku minta maaf.. Maafkan Aku Zarina. Tolong jangan laporkan Aku kepada Yang Mulia Pangeran Nizam. Yang Mulia sedang banyak masalah. Aku sudah membayangkan hukuman apa yang akan Aku terima karena kesalahan ini. Zarina Aku mohon untuk memaafkan Aku. Aku permisi dulu" Kata si perawat itu sambil kemudian pamit pergi dan melangkah tergesa - gesa.     

Setelah melihat si perawat itu pergi Zarina lalu terduduk di sofa dan mulai menangis dengan suara keras.. Ia bahkan tidak perduli dengan pintu kamarnya yang terbuka sehingga kemudian Ia melihat seseorang tampak berdiri di depan pintu dan memandangnya dengan rasa khawatir.     

"Zarina Aku minta maaf. Aku barusan lewat dan melihat pintu kamarmu terbuka serta mendengar kau menangis sangat keras. Aku minta maaf jika Aku tidak sopan tetapi setahuku Kau sedang dalam masa penyembuhan. Apakah kau menangis ada kaitannya dengan luka di perutmu? Apakah Aku perlu memanggilkanmu seorang dokter?"     

Zarina menoleh ke arah pintu tempat pria itu berdiri. Dilihatnya seorang pemuda tampan yang berdiri tegap sedang menatapnya dengan penuh kekhawatiran.     

"Ah.. Tuan Amar. Aku tidak apa - apa. Aku hanya sedang merasa sedih saja" Kata Zarina sambil menghapus air matanya.     

Zarina tampak sangat gugup dan malu. Ia adalah gadis yang sepolos kertas putih dan belum pernah berdua-duaan dengan seorang pria manapun. Jadi pipinya langsung memerah merona bagaikan kelopak mawar. Lagipula dalam hidupnya Ia hanya kenal satu pria yaitu Pangeran Thalal.     

Amar sendiri juga sebenarnya bukanlah tipe pria yang banyak mengenal wanita. Sebagai seorang jenderal perang pekerjaan nya hanyalah seputar memantau pelatihan para prajurit. Bertanggung jawab atas keamanan Putra Mahkota. Melakukan pemantauan terhadap keperluan militer kerajaan dan lainnya.     

Ia juga tidak pernah tertarik dengan wanita manapun. Tetapi ketika Ia mendengar Isak tangis Zarina yang menyayat hati. Ia jadi merasa iba dan ketika dilihatnya wajah cantik Zarina. Amar baru menyadari kalau Zarina sangat menarik hati nya.     

"Apakah Aku boleh masuk? Kalau diperbolehkan maka Aku akan memanggil pelayan untuk menemani kita." Kata Amar dengan sopan membuat Zarina menjadi sedikit terkesan.     

"Sebenarnya tidak perlu Tuan Amar. Saya hanya sedih dan ingin pulang ke India. Tetapi lukaku belum sembuh total sehingga Yang Mulia Pangeran Nizam tidak memberikan izin kepada Aku." Kata Zarina sambil berusaha tersenyum.     

"Aku tahu bukan itu. Ceritakan lah kepada ku? Mungkin Aku bisa membantu mu." Kata Amar lagi. apalagi kemudian Amar memerintahkan kepada pengawal agar mencarikan seorang pangeran.      

Amar tidak berani masuk ke dalam kamar karena di dalam kamar Hanya ada Zarina. Lalu tidak lama datang dua orang pelayan an menganggukkan kepalanya memberikan hormat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.