CINTA SEORANG PANGERAN

Siapakah Penyusup Itu?



Siapakah Penyusup Itu?

0"Kau ini mengapa sih ? Biasanya kau begitu pintar dan cemerlang. Mengapa Kau sekarang menjadi terlihat tidak pintar dan sedikit bodoh" Kata Alena sambil mendorong dada Cynthia  menggunakan telunjuknya.     
0

"Apa maksud perkataanmu? Kau jangan main- main. Ayo lepaskan pitanya agar tubuhmu tidak terlihat begitu seksi. Lagipula ada Edward di sana. Kau ingin membunuhnya secara tidak langsung" kata Cynthia sambil hendak menarik pita selendang di pinggan Alena.     

"Eeeh.. jangan dong. Ini sudah cantik ada ditubuhku." Alena menghindari tangan Cynthia yang hendak mencabut pitanya.     

"Tidak.. Sini akan kutarik. Kau harus melepaskan pitanya" Cynthia mengejar Alena yang malah berlari.     

"Tunggu Cynthia.. tenang.. Aku tampil begini hanya ingin memperlihatkan kepada Nizam saja. Tubuhku ini tidak akan terlihat sama yang lain. Kan Aku pakai pakaian wisuda. Sini mana ..mana pakaian wisudaku"Kata Alena sambil melirik ke arah pelayan yang sedang membawakan pakaian toga wisuda Alena yang berwarna biru tua.     

Cynthia langsung tertawa sambil menepuk keningnya karena lupa. Memang benar kalau mereka nanti akan mengenakan pakaian toga wisuda yang lebar dan longgar. Selain lebar dan longgar pakaian wisuda juga panjangnya sampai ke lutut sehingga memang gaun mereka akan tersembunyi di balik pakaian wisuda mereka.     

Melihat Cynthia tertawa Alena langsung mengomel. "Makanya jangan suka berprasangka negatif dulu pake nuduh – nuduh sembarangan Aku akan memakai pakaian seksi ini di hadapan semua orang. Karena kalau Nizam tahu Ia akan langsung merobek dan membakar baju ini. Kau tahu baru melihat katalognya saja Ia sudah merobeknya berkeping – keping apalagi kalau benar Aku pakai" kata Alena sambil menepuk bahu Cynthia.     

"Maafkan Aku Alena, Aku lupa kalau kita akan mengenakan pakaian wisuda. Oh ya semuanya ayo cepat berdandannya. Ini sudah ditelpon sama Nizam. Kita harus segera pergi karena sebentar lagi kita terlambat." Kata Cynthia sambil ikut membantu membereskan pakaian Alena.     

Akhirnya setelah dandanan Alena selesai mereka lalu pergi tergesa – gesa. Bahkan Alena sampai menenteng selopnya karena tidak mau terpeleset saat Ia berlari.     

Terlihat diluar antrian mobil sudah berbaris. Pangeran Thalal, Nizam, Arani, Jonathan dan Amar sudah menunggu bersama sepuluh orang pengawal. Empat buah mobil mewah sudah berderet. Siap membawa anggota kerajaan pergi ke tempat wisuda.     

Nizam melihat istrinya berlari – lari sambil menenteng selop berwarna gold dengan dandanan yang begitu cantik. Sehingga ketika sudah sampai kehadapannya Nizam langsung memegang tangan Alena yang bernafas cepat karena berlari – lari. Alena terengah – engah sambil memegang pakaian toganya yang berkibar karena berlari.     

"Kau kenapa berlari – lari seakan putri Cinderella yang dikejar waktu " kata Nizam sambil tertawa. Istrinya selain terlihat sangat cantik juga sangat lucu karena berlari – lari dengan kaki telanjang.     

"Aku tidak mau terlambat. Kata Cynthia tadi kita akan terlambat. Aku sangat bersemangat. Ini adalah wisuda pertamaku. Dan kau kan tahu kalau Aku tidak terlalu pintar sehingga hampir setiap semester Aku harus menyelesaikan mata kuliah yang diremedial. Jadi gelar sarjanaku memang penuh perjuangan."     

Nizam mengelus kepala Alena dengan penuh kasih sayan, " Syukurlah akhirnya kita sampai di hari ini. Ayo sayang masuk ke dalam mobil " Kata Nizam sambil kemudian mengambil selop Alena dan kemudian Ia berjongkok hendak memakaikan sepatu itu di kaki Alena.     

Ketika Nizam berjongkok maka semua pengawal dan adiknya berlutut dan merendahkan tubuhnya dari Nizam. Kecuali Cynthia dan Jonathan yang terbengong – bengong melihat kejadian ini.     

Nizam tampak tidak perduli dengan tindakan orang – orang di sekelilingnya. Ia tampak santai memakaikan selop Alena ke kaki Alena.     

"Nizam.. me..mengapa semua orang berlutut dan merendahkan tubuhnya ? A.. apa yang terjadi." Kata Alena sambil memegang bahu suaminya agar Ia tidak terjatuh. Nizam belum menjawab sampai Ia selesai mengenakan selop di kaki Alena.     

"Bangunlah kalian.. " Kata Nizam sambil melambaikan tangannya menyuruh semua orang untuk berdiri kembali.     

"Terima kasih Yang Mulia.." kata mereka sambil kembali berdiri. Cynthia yang terpaku lalu menatap suaminya meminta penjelasan atas tindakan mereka.     

"Posisi tubuh Raja dan Putra Mahkota tidak boleh lebih rendah dari semua orang. Kecuali ketika Yang Mulia sedang duduk atau berbaring. Jadi ketika Yang Mulia membungkuk atau berjongkok. Kita semua harus ikut merendahkan tubuh kita" Kata pangeran Thalal menjelaskan.     

Cynthia hanya menghela nafas dengan takjub sambil kemudian Ia berpamitan kepada suaminya.     

"Aku pergi dulu Yang Mulia. Berhati – hatilah di rumah. Sebenarnya Aku sangat sedih kau tidak bisa menghadiri wisudaku" kata Cynthia sambil mencium tangan suaminya.     

"Ya.. Aku juga sebenarnya sangat sedih tetapi apa daya. Kita tidak bisa membawa para bayi ke tempat wisuda karena terlalu berbahaya"     

"Aku pergi dulu "kata Cynthia sambil mengucapkan salam. Ia  lalu menuju  mobil Nizam dan Alena. Karena rencananya adalah Ia, Alena dan Nizam akan mengendarai kendaraan yang sama. Amar, Jonathan dan Arani juga akan mengenakan mobil yang sama kemudian dua mobil lagi berisi para pengawal.     

Ketika iring – iringan mobil melaju keluar dari rumah. Pangeran Thalal menatap kepergian mereka sambil kemudian Ia akan masuk ke dalam rumah ketika kemudian tanpa di ketahui gerakannya tiba – tiba ada sosok tubuh yang meloncat dari atas pohon dan berlari ke arahnya. Pangeran Thalal begitu terkejut dan langsung menerjang orang itu. Karena memang orang itu adalah orang asing. Orang itu langsung terjungkal ketika Pangeran Thalal menendangnya. Tubuhnya terhempas ke atas tanah,     

Para penjaga langsung bergerak cepat dan berupaya meringkus orang itu. Pangeran Thalal langsung berlari ke dalam. Ia bukannya ingin menyelamatkan diri tetapi Ia teringat dengan anak – anak. Untungnya anak – anak memang berada dalam satu ruangan sehingga Pangerang Thalal langsung menarik tempat tidur bayi mereka menjadi satu dan memastikan keamanan mereka dengan menyuruh Bastnah dan Andhara asistennya untuk menunggui mereka.     

"Ada penyusup yang datang. Kalian ingat untuk selalu menjaga bayi - bayi ini. Ada tangga di pojok sana. Kalau terjadi apa - apa kalian segera pergi sambil membawa bayi - bayi ini. Tangga itu menuju ke lorong dan akan menghubungkan kalian ke dermaga danau. Disana ada kapal yang akan menanti kalian. Kalian pergillah dengan kapal itu untuk melarikan diri. Andhara.. Aku percaya kau bisa mengatasinya " Kata Pangeran Thalal membuat Bastnah menggigil ketakutan. Tetapi Andhara hanya mengangguk cepat dan berkata.     

"Yang Mulia tidak usah Khawatir" Katanya penuh percaya diri, membuat Pangeran Thalal menjadi lega.     

Setelah yakin bayi – bayinya aman, pangeran Thalal segera kembali lagi keluar untuk melihat siapa orang itu. Karena Cuma satu orang dan Pangeran Thalal sendiri memastikan kalau orang itu terlihat tidak terlalu ahli bela diri dan bahkan tidak membawa senjata sehingga Pangeran Thalal menjadi sedikit lega.     

Para penjaga mengikat tangan orang itu ke belakang. Orang itu ternyata seorang bule. Ia tampak tidak berbahaya dan bahkan Ia tersenyum kepada Pangeran Thalal yang tampan sambil memberikan salam.     

"Salam yang Mulia pangeran Thalal.. Benar kata majikan Saya.Kalau Anda sangat tampan. Sehingga sekali memandang, Aku bisa tahu kalau Anda adalah pangeran Thalal"     

Pangeran Thalal mengangkat Alisnya dan berkata dingin. "Siapa Kau sebenarnya ? dan Siapa majikanmu? "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.