CINTA SEORANG PANGERAN

Becandanya Alena



Becandanya Alena

2Nizam jadi gelisah bagaikan induk ayam yang kehilangan anak – anaknya. Ia segera bangkit sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Terakhir Ia mengingat kedua penjaga itu sedang bersama dia di aula. Dan karena suasana begitu panik maka Nizam lupa dengan kedua penjagannya itu.     2

Nizam sangat gelisah dan sebenarnya tidak ingin memikirkan hal buruk. Ia benar – benar tidak akan sanggup kalau harus menghadapi ujian berupa pengkhianatan oleh kedua penjaga setianya itu. Ia sudah cukup shock oleh Imran dan Ia tidak ingin shock lagi oleh Ali dan Fuad.     

Wajah Nizam menjadi sedikit pucat. Ia hanya bisa berdiri dan berjalan bolak – balik daripada mencari tahu keberadaan dua orang pengawalnya itu. Ia sampai meratap kepada Alloh pencipta alam semesta agar jangan sampai kedua penjaga setianya itu ikut berkhianat. Karena kalau sampai terjadi Ia benar – benar tidak akan sanggup menghadapinya.     

Selama di Amerika Ali dan Fuad begitu setia menemaninya. Selama Nizam ada dikampus kedua pengawalnya itu selalu ikut hadir dan tetap mengawalnya walaupun dari kejauhan. Mereka selalu memastikan kalau Nizam berada di posisi yang aman.     

Mereka juga ikut ke Indonesia untuk melamar Alena. Mereka sudah seperti bayangan Nizam yang hadir dimanapun berada. Mereka adalah saksi perjuangan Nizam dari sejak Nizam berusia 15 tahun. Nizam menggelengkan kepalanya dengan penuh kesedihan. Jika seandainya Imran tidak berkhianat tentu Nizam tidak akan memiliki pemikiran buruk tentang kedua pengawalnya itu. Ia akan yakin kepada mereka seribu persen.     

Tetapi kejadian Imran yang berkhianat telah mengubur seluruh rasa kepercayaan Nizam terhadap semua orang kecuali istrinya sendiri. Sungguh dasyat efek kejadian pengkhianatan Imran sampai – sampai Nizam tidak mempercayai Fuad dan Ali. Cynthia sedikit reda tangisannya setelah Ia meminum minuman penenang hati yang dibuatkan oleh Bastnah.      

Setelah menyimpan minuman ramuan itu Cynthia teringat kembali tentang Zarina. Zarina biasanya yang sering kali membuat bermacam – macam minuman untuk mereka dari mulai minuman tradisional yang berempah sampai minuman modern yang dicampur dari susu, sirop, kopi atau teh. Tidak dapat ditahan air mata Cynthia kembali meleleh membasahi pipinya. Hanya saja tangisannya langsung berhenti melihat ekpresi wajah Nizam yang begitu kelam.     

Cynthai sudah mengenal Nizam bertahun – tahun dan sangat dekat ketika Alena sudah menjadi istri Nizam. Dari raut wajah seperti ini, Cynthia merasakan bahwa suasana hati Nizam sangat tidak baik. Ini berbeda dari ketika Ia datang. Waktu pertama kali datang dari luar, raut wajah Nizam terlihat sangat tenang dan sekarang tidak terlihat ketenangan sedikitpun. Wajah Nizam begitu kelam dan menakutkan.     

Cynthia memegang tangan Nizam. Ia jadi ketakutan sendiri telah terjadi sesuatu lagi tanpa sepengetahuannya. Di bajak di pesawat terbang sungguh kejadian yang luar biasa menakutkan bagi Cynthia. Dulu sewaktu Ia melawan pangeran Abbash di Korea, Cynthia masih tidak terlalu takut karena di darat Ia masih bisa memiliki kesempatan untuk melarikan diri tetapi kalau di pesawat hendak kemana Ia bisa melarikan diri. Terus kalau pesawati ini diledakkan maka habislah semua penumpang pesawat ini. Hancur lebur bersama pesawatnya sekaligus.     

Cynthia tidak tahu kalau sahabatnya itu sedang memikirkan Ali dan Fuad. Nizam sedang ketakutan membayangkan kalau kedua penjaga pribadinya itu berkhianat kepadanya. Nizam berjalan mondar – mandir hingga jubah –nya berkibar bagai tertiup angin. Wajahnya yang sekarang sedikit berbulu menambah kegagahan pangeran dari Azura itu.     

"Nizam !! kau bilang kalau Aku tidak boleh berpikiran yang aneh – aneh. Tetapi dari yang Aku lihat dan perhatikan. Kau terlihat sangat aneh dan seperti sedang ketakutan. Apa yang kau takutkan ? Bukankah hampir seluruh penjaga kau taklukkan" Kata Cynthia sambil menatap Nizam. Mata Nizam tampak sedikit berkabut dan memelas.     

'Astaga.. apa yang sedang dipikirkan si bebal ini. Bukankah seharusnya Nizam sudah sangat tenang karena hampir semua masalah sudah tertangani' Cynthia berkata dalam hatinya. Dan Nizam tidak menjawab apa yang Cynthia tanyakan. Mulutnya malah berhembus kuat mengusir rasa gundah dalam hatinya.     

"Nizam !! " Cynthia memanggil Nizam sebelum kemudian Alena tiba – tiba muncul dari pintu sambil di ikuti oleh dua orang penjaga yang sedang Nizam pikirkan. Tubuh Nizam menjadi tegak. Mukanya menatap ke arah dua orang penjaga setianya itu. Wajah kedua penjaganya itu tampak letih dan Nizam dapat meliha beberapa luka memenuhi tangan dan kaki Ali serta Fuad.     

"K.. kalian darimana ? Di saat genting begini kau tidak ada disisiku atau di sisi Alena " Kata Nizam dengan pandangan mata menyelidiki. Alena menepuk punggung suaminya dengan lembut agar suaminya tidak terlalu tegang.     

"Jangan terlalu tegang seperti itu Yang Mulia.. Aku khawatir nanti ada yang ikut tegang lagi"Kata Alena di iringi dengan Nizam yang langsung batuk – batuk. Ia tahu persis apa yang dimaksud dengan Alena. Dasar konyol.. disaat Ia sedang tergoncang karena prasangka buruk kepada pengawalnya Alena malah berkata seperti itu.     

Sedangkan Ali dan Fuad serta Cynthia memandang Alena dengan pandangan tidak mengertim Memangnya kalau Nizam sedang tegang siapa lagi yang suka ikutan tegang.     

"Mmmm.... Berikan Aku penjelasan, atas ketiadaanmu disisiku tadi ?' Kata Nizam dengan sok penuh wibawa setelah batuknya reda. Ia mencoba tidak terpengaruh dari becandaan Alena tetapi memang Alena tidak bermaksud bercanda, Ia mengatakan yang sebenarnya.     

'Izin menjawab Yang Mulia. Kami tadi hendak mengikuti Yang Mulia untuk pergi ke ruang bayi ketika kemudian Hamba mendengar kalau para penjaga akan meledakkan pesawat ketika gerakan mereka gagal.     

Flashback     

Ali dan Fuad turut menjaga posisi Amar yang sedang berkelahi dengan Imran. Mereka hanya bisa memperhatikan perkelahian itu tanpa bisa membantu karena memang Nizam memberikan isyarat agar mereka sedikit menjauh.     

Setelah Imran terbunuh, Ali dan Fuad kemudian melihat Nizam pergi mengikuti Alena tetapi kemudian tanpa sengaja Ali melihat ada sosok bayangan di ruang santai sehingga kemudian Ali menyuruh Fuad untuk menemani Nizam sedangkan Ia mengintai sosok bayangan itu.     

Fuad baru saja mau pergi kalau saja tiba – tiba dari ruangan itu terdengar percakapan yang membuat jantung mereka hampir copot.     

"Jendral Imran telah terbunuh, Aku tidak mau hidup dengan kegagalan. DI bawah lantai pesawat ini ada beberapa granat. Aku akan meledakkan pesawat ini dengan kedua tangannku sendiri. Dari pada Aku kembali ke Azura dengan wajah pengkhianat lebih baik kita mati bersama" kata si penjaga itu.     

Sehingga kemudian tanpa berpikir panjang Ali dan Fuad segera menghajar si penjaga itu tetapi kemudian Ali dan Fuad juga tahu kalau di bawah badan kapal ada beberapa penjaga juga yang siap meledakkan pesawat.     

Itulah sebabnya Ali dan Fuad segera menuju tempat bawah pesawat. Bagian bawah pesawat berisi barang – barang Nizam dan ada banyak kandang binatang yang di bawa Nizam. Nizam membawa semua binatang yang ada di Amerika kecuali para ikan.     

Dan bagian bawah iulah Ia melihat para penjaga memegang granat dan bom untuk kemudian di ledakkan apabila mereka kalah di dalam pertempuran ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.